TUHAN MENANGIS
Why 5:1-10;Luk 19:41-44
Kotbah Misa Harian, Kamis 22 November 2012
Biara St. Maria Ursulin Darmo Surabaya
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Ada orang menangis karena berduka. Ada orang yang menangis
karena sedih. Ada orang yang menangis karena menyesali kesalahan dan dosanya
pada masa silam. Ada orang yang menangis karena kesalahan dan dosa bawahan. Ada
orang yang menangis karena kejahatan bawahannya. Ada orang yang menangis karena
kejahatan sesamanya.
Tuhan menangisi Yerusalem. Alasan utama Tuhan menangis adalah
kejahatan dan dosa bangsa Yerusalem, yang mendatangkan penghancuran terhadap
dirinya sendiri. Mereka mengutamakan
kehendaknya sendiri yang menghancurkan diri sendiri. Mereka meninggalkan
kehendak Allah yang menyelamatkan kehidupan bersama. Mereka tidak taat kepada
Tuhan. Ketidaktaatannya menghancurkan
dirinya sendiri.
Yerusalem itu adalah kita manusia. Dosa dan kejahatan manusia
yang semakin banyak, mengundang Tuhan menangisi kita manusia. Kita tidak taat
kepadaNya membuat Tuhan menangisi kita.
Yang menjadi pertanyaan adalah : Apakah Tuhan berhenti pada
menangisi kita manusia yang berdosa dan melakukan pemberontakan terhadapNya?
Tuhan tidak saja menangisi para pendosa. Menangis saja tidak menyelesaikan
masalah. Tuhan mengembalikan manusia dari jalan yang menyesatkan kepada jalan
yang menyelamatkan dengan cara yang sangat istimewa. Bagaimana Tuhan
menyelamatkan manusia yang telah jatuh dalam dosa yang menyesatkan?
Allah mengutus Yesus PuteraNya yang tunggal datang ke dunia.
Yesus diutus Bapa ke dunia sebagai Anak Domba Allah yang
menumpahkan darah bagi tebusan dosa kita para pendosa. Dengan darahNya tertumpah
di kayu salib, umat yang dikotori oleh lumpur dosa dibersihkan kembali. Dalam
kebersihan bathin, manusia boleh mengambil bagian di dalam kebahagiaan
surgawi.
Sakramen Rekonsiliasi adalah kesempatan berahmat bagi kita
manusia sepanjang zaman. Kita telah mengalami dosa dan itu dapat dibersihkan
dengan menerima sakramen tobat secara teratur. Dengan demikian, kita selalu
mempertajam kepekaan kita akan setia dan taat kepada Tuhan dalam semua waktu
dan setiap kesempatan.
Apakah kita seperti bunyi iklan ini: dilihat
taat, tidak dilihat melanggar? Apakah Tuhan tidak melihat kita ketika kita
berbuat dosa di tempat yang tersembunyi atau tidak ada orang yang ada di
sekitar kita?