*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
Seorang warga Negara Indonesia yang memiliki presiden yang baik seperti Pak Presiden Jokowi yang membangun Indonesia dari Desa ke Ibu Kota negara, dapat bertemu langsung dan berselfi ria bersama Pak Presiden adalah sesuatu yang sangat istimewa di dalam hidupnya. Hal ini dialami sendiri oleh keluarga dan saudara dan saudariku yang sempat berselfi ria dengan Presiden Jokowi bersama Ibu Presiden pada saat kunjungan tugas ke Atambua beberapa waktu lalu. Foto berselfi ria itu dicetak lalu dibingkai dan ditempatkan di dinding rungan tamu dari masing-masing yang berselfi ria dengan Presiden Jokowi. Mau melihat dan berselfi ria dengan Bapa Presiden dan Ibu Presiden di depan sebuah Rumah makan di Atambua saat kunjungan adalah sebuah kesempatan yang sangat bersejarah bagi keluarga yang berselfi ria bersama pak presiden dan Ibu Presiden. Ternyata menurut sharing pengalaman mereka yang berhasil berselfi ria dengan Bapak Presiden dan Ibu Proseiden bahwa untuk mendapat kesempatan itu adalah sungguh sangat tidak gampang karena harus melewati sebuah pengawalan yang ketat dan ada usaha yang luar biasa dari keluarga untuk bertemu dan berselfi dengan Bapak Presiden Jokowi bersama Ibu Presiden. Keluarga yang berhasil berjuang melihat dan bertemu langsung dengan Presiden dan Ibu Presiden itu harus lewat komunikasi dengan pengawal presiden sampai mendapat kesempatan berselfi ria dengan Presiden merupakan sebuah penghargaan Presiden terhadap usaha rakyanya.
Demikian juga orang yang berjuang dalam iman dapat melewati aneka kesulitan pasti akan menerima upah yang luarbiasa dari Allah. Bacaan pertama menampilkan Yakob yang memiliki ketulusan hati dalam setiap detik kehidupannya di hadapan Tuhan dan sesamanya. Setiap ketulusan hati manusia di dalam tugas pelayanan kepada Tuhan dan sesama dilihat jelas oleh mata Allah. Kita masih ingat hubungan orang yang tidak memiliki kepalsuan di mata Allah yaitu Natanael yang dapat menerima rahmat Allah dengan melihat malaikat Allah naik-turun dari Surga ke Bumi dan dari Bumi ke Surga. Dalam Perjanjian Lama orang yang melihat malaikat Allah naik dari Bumi ke Surga melalui tangga dan dari Bumi ke Surga melalui tangga Allah sendiri adalah Yakub. Rahmat melihat malaikat Allah naik Turun dari Bumi ke Surga dan dari Surga ke Bumi ini terjadi dan dialami karena tiada kepalsuan kata dan aksi dalam diri Natanael dan Yakub di hadapan Allah. Menjadi tulus berarti sebuah perjuangan yang sangat luarbiasa di dalam hidup bersama. Di antara begitu banyak orang di Seluruh Dunia hanya Yakub dan Natanael yang melihat Allah naik-turun dari Surga ke Bumi dan dari Bumi ke Surga melalui Tangga Allah sendiri. Hanya orang yang tidak memiliki kepalsuan dalam bertindak dan berbicara dapat melihat Allah. Yesus berkata kepada Natanael, "lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" (Yoh 1:47). Israel itu adalah Yakub. Dan tepat sekali bahwa Yakub adalah orang yang tidak palsu dalam kata dan aksi di hadapan Allah. Berkat ketulusannya itulah Yakub melihat Allah seperti di dalam bacaan Pertama hari ini. Di sini kita menemukan ketulusan itu adalah iman yang konkrit. Orang yang tulus, bicara dan aksinya tanpa kepalsuan adalah orang yang beriman utuh di hadapan Allah. Berkat ketulusan dan kesejatiannya di hadapan mata Allah berkatNya berlimpah turun atasnya.
Dalam bacaan Injil ditampilkan kepala Rumah Ibadat yang berusaha dalam ketulusan beriman kepada Tuhan Yesus datang memohon kepada Yesus membangkitkan anaknya perempuan yang barusan meninggal. Imannya yang tulus kepada Tuhan Yesus dan usahanya yang tulus dalam mencari dan berjumpa dengan Yesus dan memohon kepadaNya untuk membangkitkan anaknya itulah Yesus memenuhi permohonannya dan terjadilah mukjizat Yesus membangkitkan anaknya perempuan yang barusan meninggal. Demikian juga seorang perempuan yang sakit pendarahan selama 12 Tahun, beriman tulus dan usaha tulus menjamah jumbai jubah Yesus berbuah terjadilah mukjizat penyembuhan atas sakit pendarahannya. Imam tulus dan usaha tulus dalam meraih sesuatu pasti diberkati Tuhan dan tujuan setiap usaha dapat tercapai. *****
Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XIV
Senin, 5 Juli 2021
PF S. Antonius Maria Zaccaria, Imam
Bacaan Pertama
Kej 28:10-22a
"Yakub melihat sebuah tangga, melihat malaikat Allah turun naik,
dan melihat Allah yang bersabda."
Pembacaan dari Kitab Kejadian:
Pada waktu itu
Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran.
Ia sampai di suatu tempat dan bermalam di situ,
karena matahari telah terbenam.
Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu,
dan dipakainya sebagai alas kepala.
Lalu ia membaringkan diri di tempat itu.
Dalam mimpi ia melihat sebuah tangga
yang didirikan di atas bumi dengan ujungnya sampai di langit.
Lalu tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
Berdirilah Tuhan di samping Yakub dan bersabda,
"Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak.
Tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu
dan kepada keturunanmu.
Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya,
dan engkau akan mengembang
ke sebelah timur, barat, utara dan selatan;
melalui engkau dan melalui keturunanmu, semua kaum
di muka bumi akan mendapat berkat.
Sesungguhnya Aku menyertai engkau,
dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi,
dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini.
Aku tidak akan meninggalkan dikau.
Aku akan melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."
Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia,
"Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini,
dan aku tidak mengetahuinya."
Ia takut dan berkata,
"Alangkah dahsyatnya tempat ini.
Ini tidak lain dari rumah Allah!
Ini pintu gerbang surga!"
Keesokan harinya, pagi-pagi,
Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala
dan mendirikannya menjadi tugu,
dan menuangkan minyak di atasnya.
Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
Lalu bernazarlah Yakub,
"Jika Allah menyertai dan melindungi aku
di jalan yang kutempuh ini,
dan jika Ia memberikan kepadaku roti untuk dimakan
serta pakaian untuk dipakai,
sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku,
maka Tuhan akan menjadi Allahku.
Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini
akan menjadi rumah Allah.
Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku
akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 91:1-2.3-4.14-15ab,R:2b
Refren: Allahku, pda-Mulah aku percaya.
*Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi
dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
akan berkata kepada Tuhan,
"Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku,
Allahku, yang kupercayai."
*Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau
dari jerat penangkap burung,
dari penyakit sampar yang busuk.
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau,
di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung,
kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
*"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku,
maka Aku akan meluputkannya,
Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab,
Aku akan menyertai dia dalam kesesakan.
Bait Pengantar Injil
2Tim 1:10b
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut
dan menerangi hidup dengan Injil.
Bacaan Injil
Mat 9:18-26
"Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup"
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa
datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat.
Ia menyembah Dia dan berkata, "
Anakku perempuan baru saja meninggal,
tetapi datanglah, letakkanlah tangan-Mu atasnya,
maka ia akan hidup."
Lalu Yesus pun bangun,
dan bersama murid-murid-Nya mengikuti orang itu.
Pada waktu itu
seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya
menderita pendarahan
maju mendekati Yesus dari belakang
dan menjamah jumbai jubah-Nya.
Karena katanya dalam hati,
"Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata,
"Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku,
imanmu telah menyelamatkan dikau."
Maka sejak saat itu juga sembuhlah wanita itu.
Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu,
dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak yang ribut,
berkatalah Ia, "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur."
Tetapi mereka menertawakan Dia.
Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk.
Dipegangnya tangan si anak, lalu bangkitlah anak itu.
Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah.
Demikianlah sabda Tuhan.