SEGAN RAMAH
PADA YANG RENDAH HATI
1Yoh 5:14-21;Yoh 3:22-30
Sabtu, 12 Januari 2013
Dari Surabaya Untuk Dunia
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Hanya
ada dua kemungkinan yang bisa terjadi dalam diri seseorang yang sukses dalam
hidupnya atau berhasil meraih yang terbaik dalam hidupnya atau sering disebut
sebagai orang yang hebat di dalam hidupnya. Dua kemungkinan itu bisa terjadi
dan bisa jadi hidup dan ada dalam diri kita atau salah satunya saja ada di
dalam diri kita.
Kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi dalam diri orang yang berhasil adalah seseorang yang terbaik
itu bisa jadi akan menjadi semakin berada di atas rel kesombongan intelektual,
kesombongan spiritual, kesombongan
ekonomi, kesombongan jabatan ATAU seseorang yang sudah meraih prestasi yang
tinggi itu bisa jadi akan menjadi semakin memiliki kerendahan hati intelektual
atau spiritual atau ekonomi atau kerendahan hati di dalam jabatan yang sedang
diterima dan dijalaninya.
Kesombongan
intelektual atau kesombongan spiritual atau kesombongan ekonomi atau
kesombongan jabatan seseorang bisa jadi mendatangkan kebanggaan bagi diri
sendiri tetapi mendatangkan antipati dari sesama. Kerendahan hati intelektual
atau kerendahan hati spiritual atau kerendahan hati ekonomi atau kerendahan
hati jabatan mendatangkan apresiasi dan segan ramah dari sesama sekitar.
Di
antara sekian banyak tokoh hebat dalam Kitab Suci, ada satu tokoh yang secara
terbuka dan transparan menempatkan diri di hadapan Tuhan dan manusia, yang
diungkapkan dalam kata kunci kerendahan hati spiritual /intelektual bukan
kesombongan spiritual / intelektual. Tokoh itu adalah Yohanes Pembaptis. Kesombongan
intelektual atau kesombongan spiritual tidak menempati hati nurani Yohanes
Pembaptis. Kerendahan hati intelektual atau kerendahan hati spiritual yang
mendiami ruangan dirinya yang menuntun perjalanan panggilan hidupnya. Ungkapan
yang merangkum karakter pribadinya tertulis dalan kata-kata yang diungkapkan
Yohanes Pembaptis :"Aku harus semakin kecil DIA harus semakin besar".
Kerendahan
hati spiritual Yohanes mengutamakan kemuliaan Tuhan bukan mencari kemuliaan
dirinya. Orang yang mengutamakan Allah dalam perziarahan spiritual seperti
Yohanes adalah teladan bagi manusia zaman modern yang semakin mencari
popularitas diri dan semakin dibimbing roh kesombongan intelektual dan
spiritual atau ekonomi baik dalam kata, sikap maupun perilaku. Bagaimana dengan
keunggulan dan kelebihan yang kumiliki? Apakah membuatku semakin rendah hati
atau semakin mencari kemuliaan diri?