ASPEK SOSIAL DOA GEREJA
2 Makabe
12 :43 – 46
Yoh 14 :
1-6
Tutup Peti
di Adi Jasa 5 Nopember 2012
(Rm.
Benediktus Bere Mali, SVD)
Ada banyak Jenazah di Adi Jasa.
Adi Jasa didengar, langsung orang
berpikir ada orang mati di sana. Ada banyak jenazah yang dititipkan di sana
sebelum dimakamkan atau dikremasi. Ketika seorang anggota keluarga mengundang
saya untuk mendoakan anggota keluarganya yang meninggal dan disemayamkan di Adi
Jasa, saya berpikir bahwa akan memimpin
doa untuk seorang jenazah di antara sekian banyak jenazah yang ada di Adi Jasa.
Dan memang benar bahwa pada kesempatan bersoa di Adi Jasa, kita berdoa di
antara banyak jenazah. Kita berdoa di antara banyak orang mati. Kita berdoa di
antara banyak orang sudah meninggal. Fenomena ini memberikan banyak informasi
kepada kita yang masih hidup di dunia ini. Apa isi informasi yang mau
disampaikan dari fenomena ini?
Kita Semua Pasti Mati
Ada pelajaran bagi kita di sini
bahwa kita tidak akan hidup selamanya di dunia ini. Kita tidak tidak dapat
membeli hidup dan memperpanjang hidup kita. Kita tidak dapat menyogok Tuhan
dengan harta kekayaan yang kita miliki untuk memperpanjang hidup kita. Kalau
Tuhan dapat disogok maka dunia ini akan dipenuhi hanya oleh orang-orang yang
kaya secara material. Tetapi tidaklah demikian. Pada suatu saat kita akan mati.
Pada suatu saat kita pasti mati. Pada susatu saat kita akan meninggal. Entah
orang kaya atau miskin pada suatu saat akan meninggal dunia.
Tuhan Memberi Hidup Tuhan Mengambil Hidup
Hal ini berarti juga bahwa Hidup
adalah milik Tuhan dan Tuhan berkuasa atas hidup kita. Tuhan memberikan hidup
kepada kita dan Tuhan akan mengambil hidup kita.
Tuhan Minta Pertanggungjawaban
Melalui kelahiran Tuhan memberikan
hidupNya kepada kita. Melalui jalan kematian, Tuhan mengambil hidupNya dari kita.
Pada saat kematian, Tuhan meminta pertanggungjawaban dari kita manusia. Selama
hidup di dunia apakah kita gunakan kesempatan hidup sesuai kehendak Allah atau
kehendak diri sendiri yang bertentangan dengan kehendak Allah. Kalau kita salah
mempergunakan hidup itu dengan dosa maka
kita patut dihukum. Kalau kita menggunakan secara baik dan benar maka patut lah
kita diselamatkan.
Hukuman bagi orang yang
meninggal tanpa persiapan secara rohani,
masih ada tempat terakhir di api penyucian atau pemurnian. Orang yang meninggal
tanpa persiapan memasuki wilayah yang dibatasi oleh semacam tirai. Setelah
meninggal menerobos tirai itu, orang yang meninggal tanpa persiapan tidak bisa
kembali lagi ke dunia untuk memperbaiki hidupnya. Mereka mengalami hukuman
sementara di api pencucian. Mereka perlu ditolong. Siapa yang menolong mereka
dan dengan cara apa mereka ditolong?
Gereja Harus Mendoakan Orang Yang Meninggal
Saudara-saudari yang telah meninggal
tanpa persiapan di api pencucian perlu ditolong. Penolong adalah para santo dan
santa serta para malaikat di surga bersama kita yang masih hidup di dunia ini,
mendoakan mereka telah meninggal, tanpa persiapan rohani. Berarti kita dengan
mereka yang meninggal masih bisa komunikasi. Dialog itu adalah doa-doa kita
bagi keselamatan mereka. Kontak kita itu berupa doa-doa kita bagi pengampunan
atas dosa dan salah mereka. Lantas apa dasar biblis berdoa bagi orang
meninggal?
Dasar Doa Bagi Orang Mati
Dasar doa kita adalah Kitab kedua
Makabe 12 : 43-46. Di sana ditekankan bahwa orang meninggal perlu didoakan dan
diintensikan di dalam perayaan Ekaristi. Doa kita dan doa para Kudus di Surga
menebus dosanya dan dengan demikian dia dapat diterima di sisi Tuhan di Surga
untuk mengalami kebahagiaan abadi.
Kita harus memberikan doa kita bagi
saudara kita yang meninggal. Seperti
setiap orang merasa bahagia bila diperhatikan dan dihormati serta didoakan, demikian
juga saudara kita ini merasa senang dan gembira menyambut doa-doa kita bagi
keselamatannya. Oleh karena itu kita diajak untuk selalu berdoa bagi keselamatannya.
Doa kita perpusat pada Kristus Yesus. Mengapa?
Karena Yesus adalah jalan kebenaran dan
kehidupan. Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Surga. Hal ini yang
ditekankan dan menjadi intisari dari Bacaan Injil yang barusan kita dengarkan (Yoh 14 : 1 – 6).
Hanya di dalam nama Yesus ada
keselamatan ( Kis 4 : 12). Bagi saya dua dasar biblis ini mengharuskan kita
untuk berdoa bagi sesama yang telah meninggal dengan doa yang berpusat pada
Yesus Kristus.
Maka kita setia kepada Yesus dalam
doa doa kita. Kita setia kepada Yesus dalam pikiran, kata dan perbuatan kita. Kita
berdoa bagi keselamatan kita dan sesama melintas batas, dalam warna doa kita
perpusat pada Teosentris, Kristosentris, dan eklesiosentris. Hal ini
menunjukkan bahwa kita memiliki identitas iman yang jelas di tengah maraknya
multikulturalisme yang semakin dekat dengan pandangan relativisme dan pluralisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar