*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Yes. 49:8-15
Yoh. 5:17-30
Mengapa Yesus berani mengatakan bahwa semua yang dikerjakan-Nya sama seperti apa yang sedang dikerjakan Bapa-Nya setiap saat termasuk pada hari Sabat sehingga membangkitkan amarah orang-orang Yahudi yang telah bertahun-tahun lamanya hidup dalam tradisi hari Sabat dan dengan identiasnya beriman kepada Yahweh yang disembah di dalam Bait Allah?
Revolusi mental yang dibangkitkan kembali oleh Presiden Joko Widodo saat ini tidak sedikit yang berusaha untuk menghalang-halanginya dengan berbagai cara paling simple sampai cara yang paling kompleks sulit dihadapi oleh Presiden Jokowi. Menarik sekali bahwa meskipun demikian, demi kesejahteraan dan kepentingan seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote, revolusi mental terus dikerjakan dan mayoritas masyarakat Indonesia setia mendukung Presiden Jokowi demi kejayaan Indonesia maju selama masa kepemimpinannya. Hasil kerja nyata Presiden Jokowi yang sedang dialami masyarakat Indonesia saat ini meliputi tol laut dengan pembangunan pelabuhan kapal laut secara merata di Indonesia, tol darat dengan jalan tol dan jalan kreta api secara merata di Indonesia, tol udara dengan membangun bandara di setiap daerah secara merata di seluruh Indonesia, pembangunan pintu masuk dan pintu keluar di setiap pintu batas negara Indonesia dengan negara-negara tetangga dengan Indonesia, merupakan bukti bahwa Presiden Jokowi sampai saat ini setia bekerja untuk keselamatan seluruh rakyat Indonesia.
Yesus dan BapaNya bekerja sampai saat ini juga termasuk pada hari Sabat. Artinya Allah Bapa dan Yesus Putera-Nya bekerja setiap detik untuk keselamatan dunia. Yesus adalah Allah yang telah hadir di antara manusia dan sedang bekerja sampai saat ini. Karya-Nya untuk menyelamatkan kita Umat manusia tanpa kecuali. Allah selalu ingat kita Umat ciptaanNya sendiri. Dalam bacaan pertama menegaskan hal ini. "Sekalipun seorang Ibu melupakan anaknya karena berbagai alasan : kemiskinan, penolakan karena pemerkosaan, dll, tetapi sekali-kali Allah tidak melupakan kita." Allah Bapa begitu mencintai kita yang berdosa ini sehingga Putra-Nya yang tunggal diutus-Nya ke dalam dunia untuk menyelamatkan kita. Dan setiap orang yang mendengarkan-Nya dan percaya kepada-Nya serta melakukan yang baik sesuai kehendak-Nya akan memperoleh hidup yang kekal.
Orang Yahudi semakin marah dan akan membunuh Yesus karena Tuhan Yesus melanggar aturan Sabat, menyebut diri Allah sebagai bukti penistaan Agama Yahudi yang menganut monoteisme pada YAHYEH yang dimuliakan di Bait Allah Yerusalem. Penistaan itu berhubungan dengan Allah sedangkan pemfitnaan itu berhubungan dengan manusia beragama Yahudi dalam konteks ini juga Yesus yang beragama Yahudi memfinah diri sendiri bersama sesama seagama. Inilah perspektif Agama Yahudi.
Tetapi dari kita yang percaya kepada Yesus, Yesus datang menyempurnakan Perjanjian Lama yang dianut Bangsa Yahudi. Bagi kita Yesus adalah Perjanjian Baru yang kita rayakan dalam Ekaristi Kudus jantung hidup iman kita.
Setiap hari kita mendengarkan Sabda-Nya dalam Ibadat Sabda dan menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam Ekaristi jantung kehidupan kita. Kita hidup sebagai orang beriman dari makanan rohani yang kita makan yaitu Sabda-Nya dan Tubuh Kristus dalam Ekaristi. Itu berarti kita hidup dan bertumbuh serta berkembang di dalam Kristus Yesus. Artinya bahwa kita memiliki otak seperti otak Yesus yang berpikir untuk keselamatan banyak orang bukan hanya ingat diri. Demikian juga perasaan Yesus berempati pada derita orang yang dijumpai dan dikayani-Nya menjadi teladan rasa empati kita bersama sesama menderita yang kita layani. Artinya Yesus merasa at home dalam Rumah Bapa-Nya yang bekerja sampai saat ini. Demikian juga kita yang saat ini sedang menjadi murid Yesus untuk bekerja seperti Yesus untuk keselamatan dunia, bukan hanya untuk selamatkan diri sendiri saja.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar