*Pater Benediktus Bere Mali,SVD*
Renungan Misa Harian
Senin, 15 Maret 2021
Yes. 65:17-21
Yoh.4:43-54
Mengapa pemimpin Agama yang bicara hebat tetapi perbuatannya jelek, membuat pengikutnya berkurang bahkan menghilang?
Umat sebuah organisasi keagamaan dewasa ini atau kelompok kategorial di dalam Gereja sangat tergantung pada figur karismatik atau figur yang dikultuskan. Anggotanya terus meningkat selama pemimpin yang dikultuskan terus berkarya melayani. Sebaliknya ketika pemimpinnya meninggal atau bermasalah maka anggotanya bubar. Kehilangan anggota bahkan bubar anggotanya akan lebih cepat bila selama hidup sang tokoh yang dikultuskan tidak menyiapkan anggotanya untuk melanjutkan kelompok kategorial itu.
Tokoh yang dikultuskan itu merasa diri adalah segala-galanya sehingga organisasi itu bukan dari anggota untuk anggota melainkan dari tokoh karismatik untuk anggota. Anggota sepertinya hanya menerima dan menikmati semua yang hebat yang diberikan oleh tokoh yang dikultuskan. Tidak ada pembinaan dari anggota untuk anggota dengan Dewan atau team anggota awam yang solid sehingga hilang tokoh yg dikultuskan maka hilang juga organisasinya.
Organisasi Yesus yang mulanya dengan 12 murid itu sampai hari ini tetap kokoh ada dan terus hidup karena Gereja Katolik satu Kudus, Katolik, apostolik dan universal, dari Umat untuk Umat. Sekalipun Yesus secara fisik tidak tampak saat ini tetapi RohNya tetap hidup dalam Gereja yang hidup yang ada di dalam Umat Katolik dan dalam hirarki Gereja Katolik yang sangat luar biasa ketatnya sistem keorganisasiannya. Artinya Gereja menyiapkan umat-Nya agar Gereja itu tidak dibatasi oleh tokoh karismatik atau tokoh yang dikultuskan tetapi Gereja itu hidup dalam diri setiap orang Katolik dalam Organisasi tersusun tapi dari Paus dan sampai Komunitas Basis Gerejani. Lalu apa hubungannya dengan bacaan Injil hari ini?
Ada dua kelompok yang mengikuti Yesus di balik ada orang-orang sekampung asal-Nya yang menolak Yesus. Dua kelompok yang mengikuti Yesus itu adalah kelompok Pertama adalah orang yang mengikuti dan percaya kepada Yesus karena Yesus melakukan Tanda atau mukjizat, misalnya orang-orang Galilea yang percaya kepada Yesus karena Mukjizat-Nya mengubah air menjadi anggur di Kanaan. Sedangkan Keluarga Pegawai istana percaya kepada Yesus karena Sabda-Nya yang menyembuhkan anaknya yang hampir mati.
Bagi kita dewasa ini aplikasinya adalah bahwa orang yang banyak berbicara, belum tentu melaksanakan apa yang dia katakan. Maka bagi kita dewasa ini adalah berbicara dan melaksanakan apa yang dibicarakan. Dengan kata lain dewasa ini Umat membutuhkan pemimpin yang rendah hati dalam berbicara dan bertindak mengeksekusi hal-hal prinsipil yang baik untuk hidup bersama dan melaksanakannya secara seimbang antara kata dengan aksi.
Itulah kesaksian nyata yang dicari oleh Umat dalam mengasah kata dan aksi secara serasi.Umat tersentuh ikut Yesus karena para pemimpin Gereja bicara pintar dan cerdas melaksanakan apa yg diajarkan. Kita belajar dari dua sikap orang Galilea yang percaya kepada Yesus karena Yesus melakukan apa yang dia ajarkan atau katakan. Demikian juga Pegawai Istana percaya kepada Yesus karena perkataan dan tanda atau mukjizat yang Yesus lakukan dalam menyembuhkan anaknya yang hampir mati. Kesaksian hidup pemimpin Gereja Katolik menarik hati manusia di dunia untuk mengikuti Yesus secara khusus di dalam Gereja Katolik. Yesus hebat karena Yesus berbicara tentang apa yang dilakukan-Nya dan apa yang dilakukan-Nya diwartakan kepada dunia. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar