*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Yesus adalah Roti hidup. Nenek moyang Bangsa Israel makan manna dari Surga yang diberikan Bapa di Surga dengan perantaraan Musa yang memimpin dan berkomunikasi dengan Allah di Surga.
Manna diberikan kepada nenek moyang Bangsa Israel yang lapar dan terutama pada saat mereka belum memasuki Tanah Terjanji yang subur yang dapat menghasilkan makanan bagi mereka.
Setelah mereka tiba di Tanah Terjanji yang subur, manna tidak diberikan lagi karena mereka dapat memetik hasil dari Tanah Terjanji yang subur itu untuk makanan mereka.
Manna itu secara fisik tidak ada lagi pada saat ini tetapi secara rohani manna yang turun dari Bapa di Surga, yang memberi hidup itu telah menjadi nyata dalam diri Yesus adalah Roti hidup. Yesus bersabda "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."
Stefanus dalam bacaan pertama mewartakan kebenaran yang hadir nyata di dalam Yesus sebagai Roti hidup di depan Mahkamah Agama Yahudi. Yesus itu telah disiapkan Kehadiran-Nya di dunia ini oleh para Nabi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tetapi nenek moyang Mahkamah Yahudi membunuh para Nabi itu.
Yesus itu datang dan berkarya, lalu mereka mnyalibkan dan membunuh-Nya. Setefanus secara keras mengatakan bahwa Mahkamah Agama Yahudi keras kepala.
Maka tertusuklah hati mereka setelah mendengar Stefanus dan melihat Stefanus menatap langit terbuka dan melihat Yesus duduk di samping Kanan Bapa di dalam Surga. Maka Orang-Orang Yahudi menyeret Stefanus keluar. Mereka meletakan jubah di depan seorang Anak Muda bernama Saulus, dan Saulus juga setujuh Stefanus mati dibunuh.
Mengalami penganiayaan yang tidak berkemanusiaan itu Stefanus dengan tenang berdoa " Ya Tuhan Yesus terimalah Roh-ku."
Lalu dengan hati yang damai Stefanus berseru, "Tuhan janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Lalu meninggallah Stefanus.
Kita percaya kepada Yesus dalam sukacita dan mewartakan Yesus dengan berani seperti Stefanus. Upah Setefanus yang menjadi martir sangat besar yaitu masuk dalam Surga tinggal dalam kebahagiaan Surga abadi.
Demikian juga Kita yang datang kepada Yesus Historis dan Kristus yang bangkit sebagai Roti Hidup di dalam Perayaan Ekaristi Kudus pasti tidak akan lapar lagi dan percaya kepada-Nya tidak akan haus lagi. Yesus adalah satu satunya jalan kebenaran dan kehidupan menuju sukacita abadi di dalam Surga. Orang beriman kepada Yesus memiliki karakter mendoakan orang yang membenci dan menganiayah serta mengampuni musuh dalam sukacita dan terus mewartakan Injil kepada Semua orang dengan hati yang penuh sukacita. Teladan Stefanus meneguhkan iman kita dewasa ini.***
Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa Pekan Paskah III
Selasa, 20 April 2021
Bacaan Pertama
Kis 7:51-8:1a
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
Pembacaan dari Kisah Para Rasul:
Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi
Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat,
"Hai orang-orang yang keras kepala,
yang tidak bersunat hati dan telinga,
kamu selalu menentang Roh Kudus;
sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
Siapakah dari nabi-nabi
yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu?
Bahkan mereka membunuh orang-orang
yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar,
yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.
Kita telah menerima hukum Taurat
yang disampaikan oleh malaikat-malaikat,
tetapi kamu tidak menurutinya!"
Mendengar semuanya itu,
para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya.
Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus,
menatap ke langit;
ia melihat kemuliaan Allah,
dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
Maka katanya, "Sungguh, aku melihat langit terbuka,
dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
Maka berteriak-teriaklah mereka,
dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.
Mereka menyeret dia ke luar kota,
lalu melemparinya dengan batu.
Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka
di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa,
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring,
"Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!"
Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus.
Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 31:3cd-4.6ab.7b.8a.17.21ab,R:6a
Refren: Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
*Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung,
dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku!
Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku;
oleh karena nama-Mu
Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
*Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku;
Sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
Tetapi aku percaya kepada Tuhan,
aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
*Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu,
selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!
Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu
terhadap persekongkolan orang-orang.
Bait Pengantar Injil
Yoh 6:35
Akulah roti hidup, sabda Tuhan;
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi.
Bacaan Injil
Yoh 6:30-35
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari Surga,
melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari Surga."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Di rumah ibadat di Kapernaum
orang banyak berkata kepada Yesus,
"Tanda apakah yang Engkau perbuat,
supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu?
Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?
Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun,
seperti ada tertulis:
Mereka diberi-Nya makan roti dari Surga."
Maka kata Yesus kepada mereka,
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti dari Surga,
melainkan Bapa-Kulah yang memberikan kamu
roti yang benar dari Surga.
Karena roti yang dari Allah ialah
roti yang turun dari Surga dan yang memberi hidup kepada dunia."
Maka kata mereka kepada-Nya,
"Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
Kata Yesus kepada mereka,
"Akulah roti hidup!
Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi,
dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."
Demikanlah sabda Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar