*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Kita dapat memahami sesuatu yang sulit dengan cara yang gampang. Salah satunya adalah pepata yang merangkum persoalan yang sangat kompleks dalam satu kalimat. Misalnya satu pepata klasik yang kita kenal yang dapat dikaitkan dengan konteks permenungan kita pada Hari ini adalah "Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh." Bersatu dalam hal baik akan Memutuskan upaya-upaya yang akan meruntuhkan persatuan dalam hal baik. Sebaliknya kelompok mayoritas bersatu dalam hal buruk akan Memutuskan upaya-upaya kelompok minoritas yang meruntuhkannya.
Bacaan-bacaan Suci hari ini menampilkan persatuan kita dengan Yesus yang kokoh menghasilkan buah banyak. Sebaliknya bercerai dengan Yesus dapat membawa ke kematian. Yesus adalah pokok Anggur dan kita adalah ranting-rantingNya.
Ada satu cerita menarik ketika Saya menemukan Salib di kamar seorang misionaris senior dari Jerman, bahwa Salib itu tangan kanannya sudah tidak ada. Waktu Saya masuk ke kamarnya dan melihat Salib yang diletakan di atas meja belajarnya Saya secara spontan bertanya, mengapa Salib yang tangan Kanan tidak ada ini disimpan di Meja Anda?
Sang misionaris menyampaikan bahwa Salib itu patah tangan kanannya saat ia mengadakan Kunjungan Umat. Saat seorang pemimpin Umat menyiapkan altar dan meletakan Salib itu, kakinya tergelincir di lantai lalu jatuh sedangkan tangannya sedang memegang Salib. Pemimpin Umat jatuh tidak cedera tetapi Salib Yesus ini tangan kanannya patah. Saat itu Pastor tetap menerima kondisi itu walaupun pemimpin Umat yang jatuh itu sangat merasa bersalah.
Sang misionaris terinspirasi dengan Salib yang telah patah tangan kanannya dan sangat menerima dengan tulus pemimpin Umat yang jatuh itu. Salib itu tetap diletakan di atas altar untuk persiapan perayaan Ekaristi di stasi itu.
Lantas seorang Ibu guru datang bertanya kepada pastor, pastor mengapa Salib yang tangannya patah itu tetap diletakan di atas altar? Pastor senyum menanggapi Pertanyaan Ibu Guru sambil mengatakan kepadanya supaya Ibu tidak perlu sibuk.
Sementara Ibu yang lain ambil Salib dari Rumahnya untuk menggantikan Salib Yesus yang utuh. Pastor menerima Salib itu. Pastor tidak meletakan Salib utuh itu di atas altar. Tetapi Pastor tetap meletakan Salib yang patah tangan kanannya itu di altar untuk perayaan Ekaristi itu. Ada berbagai perasaan ibu-ibu itu dan juga tentu mereka yang lain yang melihat Salib itu selama Perayaan Ekaristi berlanjut.
Saat homili pastor menyampaikan tentang Salib yang tangan kanannya telah tiada. Melihat Salib ini, ada banyak perasaan kita. Ada yang marah ada yang bingung dan ada yang jengkel dan sebagainya. Tetapi bagi Sang Pastor Salib itu menyampaikan pesan terdalam bagi kita semua. Tangan Yesus sudah tidak ada. Kitalah tangan kananNya untuk bekerja melanjutkan karyaNya yang menyelamatkan dunia dalam lingkungan kita mulai dari kehidupan keluarga kita masing-masing. Mendengar kata-kata sang misionaris Jerman itu Semua hening dan ada yang menatap Salib itu sambil menangis. Ada yang senyum sambil mengangguk-anggukan kepala.
Yesus bersabda kepada kita para muridNya, "Akulah pokok Anggur yang benar dan Kamulah ranting-rantingNya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia akan menghasilkan buah berlimpah." Persatuan dengan Yesus, kita sebagai muridNya dapat menghasilkan buah perbuatan sesuai dengan kehendakNya yang selalu menyelamatkan. Sebaliknya perceraian dengan Yesus, kita akan Berbuah masam, bahkan tidak berbuah sama sekali. Bacaan pertama menampilkan Barnabas dan Paulus yang memiliki keterikatan iman yang kokoh pada Yesus yang telah Bangkit dan dengan sukacita mewartakan Kristus yang mereka alami dan imani kepada sesama. Setiap tantangan dan kesulitan mereka hadapi dengan penuh sukacita. Semua pola lama yang menghalangi orang untuk percaya kepada Yesus yang bangkit, mereka perbaharui dengan dialog, komunikasi resmi untuk secara resmi menghasilkan pembaharuan aturan baru yang membuka pintu selebar-lebarnya kepada orang banyak untuk percaya dan bersekutu dengan Yesus sebagai pokok Anggur yang benar dan semua yang percaya kepada-Nya sebagai ranting-rantingNya yang dapat berbuah banyak dan buahnya itu baik bagi semua orang untuk dinikmati.
Pokok yang benar dan cabang yang bersatu pokok yang benar dapat menghasilkan buah. Sebaliknya pokok yang salah dan cabang yang bersatu dengan pokok yang salah akan menghasilkan buah yang keliru atau bahkan membawa kematian. Atau kemungkinan lain pokok benar tetapi cabangnya tidak mau bersatu dengan pokok yang benar akan menghasilkan banyak hal atau berbuah salah.
Kita ingat pada zaman dulu, pembangunan di negara kita tidak linear visi misi presiden dengan visi misi gubernur dengan visi misi bupati/Walikota dengan visi misi kepala desa sehingga pembangunan tidak semaju seperti jaman presiden saat ini. Pada saat ini ada koneksi linear visi misi program presiden dengan gubernur, bupati/Walikota sampai kepala desa sehingga pembangunan sangat berhasil dengan baik. Inilah contoh persatuan antara pokok/pusat yang benar dengan Ranting-ranting/daerah sehingga setiap daerah desa dapat berkembang dengan sangat baik.
Dalam konteks Gereja Katolik kita memiliki pokok yaitu Regnosentris, Kristosentris, pneumasentris, Eklesionsentris dan secara khusus sebagai anggota kongregasi SVD sentris sebagai jalur yang benar dari "Akulah Pokok Anggur yang benar dan Kamulah Ranting-Ranting yang benar yang menghasilkan buah yang benar."***
"Persatuan yang Meneguhkan Kita vs Perceraian yang Meruntuhkan"
Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa Pekan Paskah V
Rabu, 5 Mei 2021
Bacaan Pertama
Kis 15:1-6
"Paulus dan Barnabas
pergi kepada rasul-rasul dan panatua-panatua di Yerusalem
untuk membicarakan soal-soal yang timbul di tengah jemaat."
Pembacaan dari Kisah Para Rasul:
Sekali peristiwa,
beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia
dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ.
"Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa,
kamu tidak dapat diselamatkan."
Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu.
Akhirnya ditetapkan,
supaya Paulus dan Barnabas
serta beberapa orang lain dari jemaat itu
pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem
untuk membicarakan soal itu.
Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota,
lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria,
dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan
pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.
Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat
dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua,
lalu mereka menceriterakan segala sesuatu
yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.
Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi,
yang telah menjadi percaya,
datang dan berkata,
"Orang-orang bukan Yahudi harus disunat
dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua
untuk membicarakan soal itu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5,R:1
Refren: Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita!
*Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku,
"Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Sekarang kaki kami berdiri
di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
*Hai Yerusalem, yang telah didirikan
sebagai kota yang bersambung rapat,
kepadamu suku-suku berziarah,
yakni suku-suku Tuhan.
*Untuk bersyukur kepada nama Tuhan
sesuai dengan peraturan bagi Israel.
Sebab di Yerusalem ditaruh kursi-kursi pengadilan,
kursi-kursi milik keluarga raja Daud.
Bait Pengantar Injil
Yoh 15:4a.5b
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, sabda Tuhan.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak.
Bacaan Injil
Yoh 15:1-8
"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya,
dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya
supaya berbuah lebih banyak.
Kamu memang sudah bersih
karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia,
ia berbuah banyak,
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku,
ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku
dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya.
Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,
yaitu jika kamu berbuah banyak,
dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan.
Sumber Inspirasi:
https://www.sesawi.net/lectio-divina-02-05-2021-tinggallah-pada-nya-untuk-berbuah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar