*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Dunia membutuhkan pemimpin yang berkarakter. Seorang pemimpin memiliki 3 karakter menurut Kihajar Dewantara. Pertama: pemberi contoh dalam Hal yang positif dalam rasa, kata, aksi bagi bawahannya. Ia seperti seorang yang menampilkan kebapaan dan keibuan di dalam keluarga, komunitas dan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam bahasa Kihajar Dewantara, Seorang pemimpin adalah "Ing Ngarsa Sung Tulada" bagi bawahannya.
Kedua: seorang pemimpin memiliki spiritualitas Kehadiran di antara bawahan yang dipimpinnya, dalam suka dan duka, dalam keberhasilan dan Kegagalan, dalam kebahagiaan dan Penderitaan. KehadiranNya yang meneguhkan dan memberi semangat untuk hal-hal yang positif bagi bawahannya. Pemimpin yang selalu setia mengadakan blusukan melihat dan mengalami serta mendapat data konkret obyektif dari lingkungan bawahannya untuk kemajuan bawahan dan kemajuan bersama. Dalam bahasa Kihajar Dewantara, seorang pemimpin adalah "Ing Madya Mangun Karsa" bagi bawahannya untuk kebaikan dan kesejahteraan bersama.
Ketiga: Seorang pemimpin mendorong bawahannya atau memotivasi bawahannya untuk berpartisipasi dalam rasa, kata, aksi yang positif untuk kebaikan diri, dan organisasinya. Seorang pemimpin memiliki pengetahuan yang mantap untuk meyakinkan bawahan untuk mengikuti semua hal positif di dalam berbagai bidang kehidupan untuk kehidupan bersama. Seorang pemimpin menutupi pintu bagi penggunaan cara-cara destruktif yang mematikan karakter bawahan. Kebapaan dan keibuan seorang pemimpin selalu tampak dalam segala situasi dan tempat dan waktu untuk kebaikan bersama dan untuk anggotanya yang menjadi bawahan atau lebih tepatnya menjadi anak-anaknya. Dalam bahasa Kihajar Dewantara seorang pemimpin adalah "Tut Wuri Handayani" bagi mereka yang dipimpinnya.
Yesus adalah pemimpin yang memiliki tiga karakter tersebut bahkan melebihinya karena Yesus menjadi pemimpin tidak hanya berbicara indah dengan konsep-konsep yang mantap tetapi dengan menyerahkan diriNya kepada Umat manusia yang berpuncak pada penderitaan di Salib, kematian di Salib dan kebangkitanNya pada Hari ketiga sebagai kemenangan atas maut dan dosa.
Teladan Yesus yang memimpin dengan mengorbankan diri, waktu, tenaga, harta, sampai mati inilah semestinya menjadi model kepemimpinan yang semestinya diikuti oleh Para MuridNya.
Yakobus dan Yohanes minta posisi istimewa di Sisi Kanan dan Kiri di Istana di Surga. Lalu sepuluh murid yang lain yang Diam tidak minta apa-apa pada Yesus memarahi Yakobus dan Yohanes sehingga terjadilah sedikit kekacauan dalam perjalanan bersama Yesus menuju Yerusalem. Yesus memberi solusi bahwa untuk menjadi pelayan, seorang pelayan semestinya rendah hati, tidak sombong, dan ada kemauan untuk berbicara, bekerja, mengorbankan tenaga, waktu, ide, ilmu, dan diri sendiri bahkan melayani untuk kebaikan bersama sampai mati.
Yesus bersabda kepada para murid-Nya, Anak Manusia akan menderita di Salib di tangan Imam-imam Kepala dan Ahli-Ahli Taurat serta bangsa Romawi yang menjajah Israel, dan pada Hari ketiga dibangkitkan dari antara orang mati. Inilah cara pemimpin yang melayani sampai mati untuk menyelamatkan seluruh Umat manusia.
Kita menjadi pemimpin untuk diri, keluarga, komunitas dan masyarakat. Sebagai orang beriman pemimpin yang beriman memiliki karakter kepemimpinan Yesus sebagai yang paling ideal bagi kita. Melayani secara tulus ikhlas dalam sukacita sampai akhir untuk kebaikan bersama. Sebagai pemimpin kemanusiaan berkarakter Kepemimpin Kihajar Dewantara yang semestinya disempurnakan oleh karakter kepemimpinan Yesus untuk kemanusiaan universal.***
1. Apa karakter kepemimpinanku dalam hidup bersama?
2.Bagaimana aku asah karakter kepemimpinanku dalam iman dan kemanusiaan?
Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII
Rabu, 26 Mei 2021
PW S. Filipus Neri, Imam
Bacaan Pertama
Sir 36:1.4-5a.10-17
"Semoga bangsa-bangsa mengakui bahwa tiada Allah selain Dikau."
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:
Kasihanilah kami, ya Penguasa, Allah semesta alam,
pandangilah kami,
dan curahkanlah kedahsyatan-Mu atas segala bangsa.
Hendaklah Engkau membaharui tanda dan mengulang mujizat,
agar para bangsa mengakui, sebagaimana kami telah mengakui,
bahwa tiada Allah kecuali Engkau, ya Tuhan.
Sudilah mengumpulkan segala suku Yakub
serta mengembalikan kepada mereka
tanah pusakanya seperti sediakala.
Kasihanilah umat yang disebut menurut nama-Mu, yaitu Israel,
yang telah Kausamakan dengan anak sulung.
Kasihanilah kota-Mu yang kudus, yaitu Yerusalem,
kota tempat istirahat-Mu.
Penuhilah Sion dengan pujian karena perbuatan-Mu yang perkasa,
dan penuhilah Bait-Mu dengan kemuliaan-Mu.
Berikanlah kesaksian tentang makhluk-makhluk-Mu
yang pada awal mula Kauciptakan,
dan penuhilah segala nubuat
yang telah dibawakan atas nama-Mu.
Berikanlah ganjaran kepada mereka yang menantikan Dikau,
dan buktikanlah kebenaran segala nabi-Mu.
Ya Tuhan, dengarkanlah doa hamba-hamba-Mu ini
sesuai dengan berkat Harun atas umat-Mu.
Semoga semua penghuni bumi ini mengakui,
bahwa Engkaulah Tuhan, Allah yang kekal.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 79:8.9.11.13,R:Sir 36:1b
Refren: Tunjukkanlah kepada kami, ya Tuhan,
cahaya belas kasih-Mu.
*Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang!
Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami,
sebab sudah sangat lemahlah kami.
*Demi kemuliaan nama-Mu,
tolonglah kami, ya Allah penyelamat!
Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami
oleh karena nama-Mu!
*Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan;
sesuai dengan kebesaran lengan-Mu,
biarkanlah hidup
orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh!
*Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu,
akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya,
dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun-temurun.
Bait Pengantar Injil
Mrk 10:45
Putera Manusia datang untuk melayani
dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.
Bacaan Injil
Mrk 10:32-45
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem,
dan Anak Manusia akan diserahkan."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Sekali peristiwa
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan
ke Yerusalem.
Yesus berjalan di depan.
Para murid merasa cemas,
dan orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang pun merasa takut.
Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya
dan Ia mulai mengatakan kepada mereka
apa yang akan terjadi atas diri-Nya.
Yesus berkata, "Sekarang kita pergi ke Yerusalem,
dan Anak Manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat.
Mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
Mereka akan menyerahkan Dia
kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh,
dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."
Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus,
mendekati Yesus.
Mereka berkata,
"Guru, kami harap
Engkau mengabulkan suatu permohonan kami."
Jawab Yesus, "Apakah yang kalian ingin Kuperbuat bagimu?"
Mereka menjawab,
"Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak,
seorang lagi di sebelah kanan, dan seorang di sebelah kiri-Mu."
Tetapi kata Yesus kepada mereka,
"Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.
Sanggupkah kalian meminum piala yang harus Kuminum?
Dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?"
Mereka menjawab, "Kami sanggup."
Yesus lalu berkata kepada mereka,
"Memang, kamu akan meminum piala yang harus Kuminum,
dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.
Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau di kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya.
Itu akan diberikan kepada orang-orang
yang baginya telah disediakan."
Mendengar itu,
kesepuluh murid yang lain menjadi marah
kepada Yakobus dan Yohanes.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata,
"Kalian tahu, bahwa
orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi,
dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tetapi janganlah demikian di antara kalian!
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kalian,
hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kalian,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
Sebab Anak Manusia pun datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan
bagi banyak orang."
Demikianlah sabda Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar