*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Menjaga keseimbangan antara urusan ilahi dengan manusiawi bagi orang beriman adalah Satu hal yang sangat penting. Secara tajam bagi orang beriman urusan yang ilahi menentukan urusan yang manusiawi bukan sebaliknya yang manusiawi yang menentukan yang ilahi. Bacaan Injil hari ini menegaskan bahwa Yang Ilahi yang menentukan yang manusiawi.
Yesus berasal dari Yang Ilahi yang mengutamakan kejujuran dalam karya-Nya mengurus urusan manusiawi agar manusia berjalan menuju yang ilahi dalam jalan kejujuran yang menyelamatkan. Yesus marah pada penjual dan pembeli di halaman Bait Allah Yerusalem yang menggunakan segala cara untuk mencari keuntungan diri dan penjajah Romawi. Yesus melihat urusan manusiawi yang demikian menghalangi nilai-nilai kejujuran penjual dan pembeli. Maka Yesus sebagai Nabi menghadirkan Peran kenabian bahwa yang salah adalah salah dan yang benar adalah benar dalam kacamata yang Ilahi yaitu diri-Nya sendiri. Ketidakjujuran penjual dan pembeli menghalangi mereka untuk menuju yang ilahi di Surga. Kejujuranlah yang membuka pintu lebar bagi orang untuk mengalami dan hidup di dalam kebahagiaan yang ilahi yang telah dimulai di Dunia dan kelak dialami di dalam Surga.
Kita sebagai orang beriman menerima Sakramen Baptis dengan Peran sebagai imam, Nabi dan Gembala. Sebagai imam kita dikuduskan dan menguduskan. Sebagai Gembala kita memimpin diri dan Sesama berjalan bersama Sang Sabda Allah. Sebagai Nabi kita beraksi tentang kebenaran dan kejujuran dalam berpikir, berbicara dan bertindak. Tuhan memberkati Kita semua.***
Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII
Sabtu, 29 Mei 2021
PF S. Paulus VI, Paus
Bacaan Pertama
Sir 51:12-20
"Hatiku bersukacita atas kebijaksanaan."
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:
Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,
dan memuji nama Tuhan.
Pada masa mudaku, sebelum mengadakan perjalanan,
kebijaksanaan telah kucari dengan sungguh dalam sembahyangku.
Kebijaksanaan itu telah kumohon di depan Bait Allah,
dan akan kukejar sampai akhir hidup.
Hatiku bersukacita atas kebijaksanaan,
karena bunganya yang bagaikan buah anggur masak.
Kakiku melangkah di jalan yang lurus,
dan sejak masa mudaku telah kuikuti jejaknya.
Hanya sedikit saja kupasang telingaku, lalu mendapatinya,
dan memperoleh banyak pengajaran bagi diriku.
Aku maju di dalamnya,
dan kuhormati orang yang memberikan kebijaksanaan kepadaku.
Oleh karena aku berniat mengamalkannya,
maka dengan rajin kucari yang baik,
dan aku tidak dikecewakan.
Hatiku memperjuangkan kebijaksanaan,
dan dengan teliti kulaksanakan hukum Taurat.
Tanganku telah kuangkat ke surga,
dan aku menyesal karena belum cukup tahu akan kebijaksanaan.
Hatiku telah kuarahkan kepada kebijaksanaan,
dan dalam kemurnian hati aku menemukannya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 19:8.9.10.11,R:9a
Refren: Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati.
*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan teguh,
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
*Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.
*Lebih indah daripada emas,
bahkan daripada emas tua;
dan lebih manis daripada madu,
bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.
Bait Pengantar Injil
Kol 3:16a.17c
Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian
secara melimpah.
Bersyukurlah dengan perantaraan Kristus
kepada Allah Bapa kita.
Bacaan Injil
Mrk 11:27-33
"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?"
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang
dari halaman bait Allah,
Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem.
Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah,
datanglah kepada-Nya imam-imam kepala,
ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua.
Mereka bertanya kepada Yesus,
"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?
Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu,
sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?"
Yesus menjawab mereka,
"Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian.
Jawablah Aku,
dan Aku akan mengatakan,
dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu.
Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia?
Jawablah!"
Mereka memperbincangkannya seraya berkata,
"Jikalau kita katakan 'Dari Allah,'
Ia akan berkata,
'Kalau begitu, mengapakah kalian tidak percaya kepada-Nya?'
Tetapi masakan kita katakan 'Dari manusia'."
Sebab mereka takut kepada orang banyak,
karena semua orang menganggap
bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi.
Maka mereka menjawab kepada Yesus, "Kami tidak tahu."
Maka kata Yesus kepada mereka,
"Jika demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian,
dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Demikianlah sabda Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar