MINORITAS YANG BERKUALITAS
(Ef 5:21-35; Luk 13:18- 21)
Kotbah Misa Harian,
Selasa 30 Oktober 2012,
di Kapela Soverdi St. Arnoldus Surabaya
(Rm. Benediktus Bere Mali, SVD)
Satu orang bermutu dapat mengubah dunia.
Pandangan ini menempati hati dan pikiran keluarga-keluarga modern yang
menekankan kualitas putra dan putrinya. Sejak awal hidup anak di dalam rahim
ibu, kesehatan dan gisi anak sungguh-sungguh diperhatikan. Keluarga-keluarga
yang merencanakan secara matang kelahiran anak-anaknya dalam kesehatan dan
gisi, merupakan pembentukan generasi bangsa dan negara bahkan generasi dunia
yang berkualitas yang dapat mengubah dunia secara bermutu.
Kualitas personalia diutamakan di dalam
hidup baik dalam lingkup kecil maupun di dalam lingkup yang lebih luas. Jumlah
sedikit tetapi berkualitas harus diutamakan, daripada banyak tetapi tidak
bermutu. Berbobot (minoritas) dalam mayoritas (jumlah) inilah yang ditekankan
di dalam bacaan Injil hari ini. Ragi yang kecil dicampur dengan tepung terigu
yang diaduk akan mengubah roti itu menjadi besar. Biji sesawi yang kecil akan
bertumbuh besar menjadi tempat yang aman dan rindang bagi aneka burung.
Demikian juga minoritas orang Katolik harus menjadi yang berbobot yang dapat
memberikan perubahan dan harapan bagi mayoritas golongan yang lain di tanah
air.
Kualitas yang dimaksud adalah yang lahir
dari nilai-nilai kejujuran, keadilan, kebenaran, kebaikan, perdamaian yang
diharapkan semua manusia melintas batas. Hal ini harus ditunjukkan di dalam
relaitas sosial. Ketika mayoritas KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),
minoritas (orang Katolik) berkata dan bertindak NO KKN dalam segala bidang
kehidupan.
Kualitas personalia minoritas orang
Katolik adalah kekuatan yang harus dibangun dan diciptakan mulai dari komunitas
akar rumput, komunitas basis gerejani, yaitu mulai dari keluarga-keluarga
Kristiani. Orang Katolik yang berkeluarga harus merencanakan secara matang
kualitas gereja yang lahir dari keluarga.
Dari pihak hirarki Gereja menanamkan
pohon kualitas minoritas orang Katolik dengan menggalakan pastoral keluarga di
dalam setiap paroki. Dikatakan bahwa ada sebuah paroki di kota surabaya, setiap
malam diadakan pastoral keluarga dengan disusul perayaan ekaristi dari keluarga
ke keluarga.
Dasarnya adalah Yesus lahir dari keluarga.
Keselamatan datang dari keluarga. Ada sambutan baik dari umat. Mereka merasa
disapa dan gembala dapat mengenal umatnya mulai dari keluarga-keluarga.
Pengenalan keluarga dari dekat atau
secara langsung itu mempermudah Gembala untuk memilih para pengurus Gereja yang
bermutu mulai dari Wilayah, Lingkungan, Paroki, Keuskupan dan bahkan tingkat
KWI dan dunia.
Gembala pun melalui pastoral keluarga
ini memilih wakil-wakil wilayah atau kelompok komunitas basis mengikuti SEP
(Sekolah Evangelisasi Pribadi) sebagai satu kaderisasi awam yang bermutu dan
berkelanjutan.
Dengan demikian, target atau tujuan
menciptakan generasi bangsa dan gereja yang berkualitas, dapat direalisasikan,
dan dapat dicapai serta dievaluasi untuk menuju kualitas minoritas Katolik yang
menyeluruh. Silahkan mencoba di Paroki masing-masing. Syallom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar