Senin, 21 Juni 2010

Bagaimana Kotbah Untuk Bayi yang Meninggal?

Bermula dari Ceritera Seorang Bayi yang Ibunya Membuang di Pinggir Sungai dengan alasan ibunya malu karena bayi itu lahir tanpa ayahnya yang dapat bertanggungjawab secara penuh. Pada saat itu setelah ibunya pergi jauh bayi itu menangis dan kebetulan ada orang melewati jalan di pinggir Sungai itu mendekati bayi itu dan mengambil bayi itu dan memelihara bayi itu dengan penuh perhatian dan cinta sehingga bayi itu menjadi manusia yang berguna bagi banyak orang. Kalau kita ke mendengar misi Para Suster Alma, anak-anak yang dibiarkan atau ditinggal pergi oleh Orang tuanya itu, diterima dan dipelihara dan dilayani secara utuh dan bayi itu berkembang dewasa sebagai manusia yang baik dan berguna bagi sesama. Ini menunjukkan bahwa betapa besar cinta manusia kepada sesamanya. Sungguh luar biasa belaskasihan dan kepedulian manusia terhadap kehidupan bayi-bayi yang kehilangan dan kedua orangtua kandungnya. Kalau dari pengalaman ini, kita boleh bertanya, apakah Tuhan membiarkan bayi yang meninggal tinggal di tempat yang sangat menderita? Saya yakin Allah tidak akan tega membiarkan bayi yang meninggal tinggal di tempat penderitaan. Saya yakin Allah kita adalah adalah Allah yang Mahabelaskasihan memberikan yang terbaik kepada bay yang meninggal dunia yaitu surga, kedamaian kekal tempat tinggal para malaikat dan para Kudus di Surga yang setia melayani altar Tuhan di Surga dan mendoakan Gereja yang sedang berziarah di atas bumi ini, agar Gereja di dunia tetap setia kepadaNya menuju Gereja Jaya di Surga. Di sisi lain kita ditantang kalau memang demikian, kita tidak perlu lagi berdoa bagi arwah Bayi yang telah meninggal? Kita berdoa bagi arwah bayi itu penting kita laksanakan. Mengapa? Kita berdoa memiliki alasan keyakinan kita sebagai orang Katolik. Dalam Mazmur 51 : 7, Daud memiliki refleksi iman yang sungguh mendalam dalam doa mohon penyesalan dan pengampunan dari TUHAN atas dosa-dosanya " SESUNGGUHNYA DALAM KESALAHAN AKU DIPERANAKAN, DALAM DOSA AKU DIKANDUNG IBUKU". Mazmur ini syarat dengan apa yang kita kenal dalam iman Katolik sebutan DOSA ASAL. Dosa warisan leluhur Adam kepada kita manusia setiap generasi. Dosa Asal ini terhapus lewat sakramen pembaptisan. Dengan demikian dosa asal ini hilang habis terhapus.Tetapi kecenderungan manusia untuk berbuat dosa tidak hilang tetap ada. Maka perlu adanya proses pembangunan benteng pertahanan iman kesetiaan kepada Tuhan secara terus menerus dan berkelanjutan. Dan untuk bayi yang tidak dibaptis dan meninggal,kita yakin bahwa iman orang tua, iamn kita semua kepada Kristus menebus dosa asalnya karena kita beriman untuk menyelamatkan diri dan terutama untuk menyelamatkan orang lain secara khusus bayi meninggal tanpa baptis yang kita doakan dalam Perayaan ekaristi Kudus. Kita yang masih hidup terlebih untuk kedua orang tuanya, baik ayah dan ibu yang mengandung bayi yang telah meninggal, lewat doa dan ekaristi khusus bagi bayi yang meninggal, sebagai moment tepat minat maaf kepada bayi itu karena mungkin kematian bayi itu karena dosa orang tua lewat tidak perhatikan secara utuh selama masa hamil sampai mellahirkan dalam keadaan tak bernyawa. Halitu mungkin terjadi karena kelalaian kedua orang tua. Semunya itu nurani kedua orang tua yang tahu. Barangkali mereka tak dapat mengungkapkan secara terbuka hanya mereka dapat mengungkapkan itu lewat doa minta maaf kepada bayi yang telah meninggal. Untuk itu Ekaristi juga untuk pertobatan dan pembaharuan hidup keluarga kedua orang tua dari bayi yang telah meninggal dunia. Maka dari itu kita mempunyai cukup alasan untuk selalu berdoa bagi arwah termasuk bayi meninggal sebelum dibaptis karena kesalahan atau kelalaian dan dosa kedua orang tuanya. ************