Selasa, 09 Maret 2021

"Ikan itu bauh busuk mulai dari kepalanya baru kemudian anggota tubuhnya yang lain"

   *P.Benediktus Bere Mali, SVD*



Renungan Misa Hari Selasa

Prapaskah III Thn B, 9 Maret 2021  

T.Dan. 3:25.34-43

Mat.18:21-35

 

Mengapa Pertobatan dalam Injil hari ini mulai dari Pemimpin ? 


Paus Fransiskus tanggal 5-8 Maret 2021 mengadakan perziarahan persdamaian mencari dan menemukan rekonsiliasi dan Persaudaraan agama-agama yaitu Yahudi, Kristen dan Islam yang lahir dari Satu keluarga Bapa Abraham. Menteri Luar Negeri Irak mengatakan pertemuan akbar ini adalah pertemuan antara "Menara dan Lonceng". Diartikan bahwa semakin tinggi Menara yang adalah simbol kekuasaan atau pemimpin dunia dan spiritual yang bertemu tentang Persaudaraan, perdamaian dan rekonsiliasi, maka semakin bergemalah dan bergaunglah suara Lonceng perdamaian  dan Persaudaraan serta  rekonsiliasi agama-agama itu sebagai jalan mulus terbuka lebar  menuju pintu masuk rekonsiliasi dunia dan Persaudaraan di bumi  serta perdamaian dunia. Maka tepat sekali contoh bersaudara, berdamai, dan berekonsiliasi itu harus dari kepala, pemimpin, pemegang kekuasaan tertinggi agama-agama dan pemimpin tertinggi negara-negara dunia. 


Kihajar Dewantara sangat tepat mengatakan bahwa seorang pemimpin semestinya menjadi  ",ing ngarsa sung tulada" artinya setiap pemimpin di segala level,  harus memberi contoh kepada bawahannya agar mereka yang dipimpin memiliki pemimpin model atau pemimpin contoh positif  dalam membangun rekonsiliasi, perdamaian, dan semua bersaudara. 


Injil Hari ini mewartakan Pertobatan tanpa batas Pertama dan utama mulai dari Petrus sebagai Paus Pertama Gereja Katolik sedunia. Pemimpin Agama-agama  Bertobat maka mereka yang dipimpin berjalan di Jalan pengampunan dan Pertobatan yang telah dicontohkan pemimpin bagi mereka. Hal ini juga penting untuk menghindari kata bijak orang tua tempo doeloe " ikan itu bauh busuk mulai dari kepalanya" yang masih tetap relevan sampai dewasa ini. ***