Kamis, 11 Maret 2021

Mengapa Yesus mengatakan bahwa Jawaban Ahli Taurat tentang apa itu hukum pertama dan utama adalah sebuah jawaban yang bijaksana sehingga dia tidak jauh dari Kerajaan Allah?

   *P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Renungan Misa Harian

Jumat 12 Maret 2021


Hos 14:2-10

Mrk 12:28b-34


Mengapa Yesus mengatakan bahwa Jawaban Ahli Taurat tentang apa itu hukum pertama dan utama adalah sebuah jawaban yang bijaksana sehingga dia tidak jauh dari Kerajaan Allah? 



Dalam kehidupan bersama ada orang yang dapat disebut bijaksana karena dalam kehidupan sosial kemasyarakatan orang tersebut menjadi model atau figur yang dicontohi oleh mayoritas anggota masyarakat. Kriteria seseorang tergolong sebagai orang yang bijaksana di dalam masyarakat adalah kepribadian yang tenang dalam menghadap aneka persoalan kecil, menengah, besar dan dapat mencari solusi secara menyeluruh dari berbagai aspek kehidupan bersama sehingga hasil penyelesaian yaitu damai atau rekonsiliasi yang sangat membuat semua pihak mengalami sukacita yang mendalam. Setiap Pertanyaan dilihat jawabannya secara komprehensif. Salah satu Contohnya kita temukan di dalam Bacaan Injil Hari ini. Seorang Ahli Taurat menjawab Yesus bahwa Hukum Pertama dan utama adalah mengasihi Tuhan dan sesama seperti mengasihi diri sendiri. Jawaban ini bijaksana sekali. Cinta kasih Allah, Sesama dan diri itu levelnya setara. Tetapi dalam diri banyak orang tidak memandang kasih Allah, Sesama dan diri sendiri secara tidak setara. Dampaknya banyak orang mencintai Allah dan sesama dengan mengorbankan diri sendiri sehingga usianya tidak panjang. Porsi mencintai Allah dan sesama lebih tinggi daripada cinta diri sendiri dengan tidak memperhatikan jam istirahat sesuai aturan kesehatan sehingga tubuh dihancurkan secara pelan-pelan dan sering meninggal dalam usia yang sangat produktif. 


Hukum Kasih dalam Injil hari ini sangat penting bagi kita khususnya untuk asah otak kita tentang setara cinta Tuhan dan sesama dan diri sendiri. Kita sadar bahwa kita mencintai dengan seluruh tubuh kita maka sarana tubuh ini adalah rahmat dari Tuhan dan kita bertanggungjawab untuk merawat hidup tubuh kita agar selalu awet dan sehat dalam mencintai Tuhan dan sesama secara setara. Dengan paham seperti itulah memandu kita untuk bertindak mencintai secara bijaksana sehingga kita digolongkan Tuhan Yesus bahwa kita tidak jauh dari Kerajaan Allah. Kita terus mencintai Tuhan, sesama dan diri sendiri secara setara dalam hidup Kita setiap Hari selama 24 jam agar kita tidak hanya dekat Kerajaan Allah tetapi kita lebih maju satu langkah yaitu tinggal di dalam Kerajaan Allah adalah tujuan hidup Kita sebagai orang Kristen di sini di dunia maupun di sana di Surga.***

"Siapakah orang bisu yang disembuhkan oleh Yesus?"

     *P.Benediktus Bere Mali, SVD*



Renungan Misa Hari Kamis 

Prapaskah III Thn B, 11  Maret 2021

 Yer.7:23-28

Luk. 11:14-23

 

"Siapakah orang bisu yang disembuhkan oleh Yesus?"

Bagi saya seorang bisu yang disembuhkan dari Roh Kebisuan itu bisa berbagai kemungkinan. Dan salah satunya adalah seorang pemimpin. Mengapa? 


Karena ada banyak banyak hal yang tidak beres di dunia ini adalah yang menentukan sebagai eksekutor adalah seorang pemimpin. Kalau pemimpin bisu terhadap segala ketidakberesan atau lambat eksekusi untuk gesit memperbaiki kehidupan bersama maka keburukan akan terus meraja di bumi. 

Tetapi banyak pemimpin baik yang terus mengeksekusi hal hal baik apalagi mayoritas pemimpin yang fokus dan gesit memperbaiki dunia ini maka kebaikan akan meraja, artinya Kerajaan Allah terus berkembang dimana dimana.  


Kita berdoa agar usaha Paus Fransiskus untuk membuat dunia bersaudara dalam segala segi bidang kehidupan bersama lewat Ensiklik Fratelli Tuti dapat diberkati Tuhan. Kita mulai menghidupi Ensiklik Fratelli Tuti ini dari keluarga dan komunitas kita masing-masing.