Rabu, 21 November 2012

Kotbah Misa Harian, Kamis 22 November 2012



TUHAN MENANGIS
Why 5:1-10;Luk 19:41-44
Kotbah Misa Harian, Kamis 22 November 2012
Biara St. Maria Ursulin Darmo Surabaya

P. Benediktus Bere Mali, SVD



Ada orang menangis karena berduka. Ada orang yang menangis karena sedih. Ada orang yang menangis karena menyesali kesalahan dan dosanya pada masa silam. Ada orang yang menangis karena kesalahan dan dosa bawahan. Ada orang yang menangis karena kejahatan bawahannya. Ada orang yang menangis karena kejahatan sesamanya.


Tuhan menangisi Yerusalem. Alasan utama Tuhan menangis adalah kejahatan dan dosa bangsa Yerusalem, yang mendatangkan penghancuran terhadap dirinya sendiri.  Mereka mengutamakan kehendaknya sendiri yang menghancurkan diri sendiri. Mereka meninggalkan kehendak Allah yang menyelamatkan kehidupan bersama. Mereka tidak taat kepada Tuhan.  Ketidaktaatannya menghancurkan dirinya sendiri.


Yerusalem itu adalah kita manusia. Dosa dan kejahatan manusia yang semakin banyak, mengundang Tuhan menangisi kita manusia. Kita tidak taat kepadaNya membuat Tuhan menangisi kita.


Yang menjadi pertanyaan adalah : Apakah Tuhan berhenti pada menangisi kita manusia yang berdosa dan melakukan pemberontakan terhadapNya? Tuhan tidak saja menangisi para pendosa. Menangis saja tidak menyelesaikan masalah. Tuhan mengembalikan manusia dari jalan yang menyesatkan kepada jalan yang menyelamatkan dengan cara yang sangat istimewa. Bagaimana Tuhan menyelamatkan manusia yang telah jatuh dalam dosa yang menyesatkan?


Allah mengutus Yesus PuteraNya yang tunggal datang ke dunia.
Yesus diutus Bapa ke dunia sebagai Anak Domba Allah yang menumpahkan darah bagi tebusan dosa kita para pendosa. Dengan darahNya tertumpah di kayu salib, umat yang dikotori oleh lumpur dosa dibersihkan kembali. Dalam kebersihan bathin, manusia boleh mengambil bagian di dalam kebahagiaan surgawi. 


Sakramen Rekonsiliasi adalah kesempatan berahmat bagi kita manusia sepanjang zaman. Kita telah mengalami dosa dan itu dapat dibersihkan dengan menerima sakramen tobat secara teratur. Dengan demikian, kita selalu mempertajam kepekaan kita akan setia dan taat kepada Tuhan dalam semua waktu dan setiap kesempatan.


Apakah kita seperti bunyi iklan ini: dilihat taat, tidak dilihat melanggar? Apakah Tuhan tidak melihat kita ketika kita berbuat dosa di tempat yang tersembunyi atau tidak ada orang yang ada di sekitar kita?

Kotbah Misa Harian, Rabu 21 November 2012



BUNGAKAN SATU MINA
Why 4:1-11; Luk 19:11-28
Kotbah Misa Harian,
Rabu 21 November 2012
Di Soverdi Surabaya

P. Benediktus Bere Mali, SVD


Mina adalah modal untuk berusaha. Pengusaha yang baik dan benar adalah pemodal yang menggandakan bunga dari modal dasar usahanya. Pemodal juga memberikan modal kepada para pedagang untuk membungakan modalnya sehingga modal dasar itu berlipatganda.


Kerajaan Allah itu seperti seorang tuan atau majikan yang memiliki mina yang diberikan kepada hamba atau bawahannya sebagai pedagang untuk menggandakannya. Majikan atau tuan itu adalah Allah yang menjadi nyata di dalam diri Tuhan Yesus. Bawahan atau hamba adalah kita sebagai penerima mina. 


Menarik sekali bahwa setiap orang diberi satu mina.  Semua orang menerima satu mina dari Allah. Allah sungguh adil memberikan kepada setiap manusia tua muda besar kecil satu mina. Tuhan tidak membeda-bedakan berdasarkan usia, posisi atau jabatan dalam memberikan mina. Semua  menerima satu mina.


Kita sebagai penerima mina harus bermental pedagang. Seperti apakah orang yang bermental pedagang? Orang yang bermental pedagang adalah orang yang memiliki modal dan modalnya itu harus digandakan dalam usaha dagangan sehingga selalu bertambah, dari saat ke saat, dari waktu ke waktu.


Mina dimengerti sebagai perbuatan yang baik, benar, jujur, adil, bahagia dan sejahtera.  Allah memberikan Satu mina (yang baik dan benar, adil dan jujur, sejahtera dan bahagia) kepada setiap manusia tanpa membeda-bedakan. Dari waktu ke waktu dan dari hari ke hari harus mina itu digandakan agar selalu berlipat ganda.


Kita harus seperti orang yang menggandakan satu mina menjadi sepuluh mina dan  membungakan satu mina menjadi lima mina. Kita tidak boleh bermental orang yang menerima satu mina dan tidak buat apa-apa atau tidak ada usaha untuk membungakan satu mina itu. Kita harus kreatif membungakan satu uang mina yang Tuhan berikan kepada kita. Kita harus memberikan satu mina kepada teman yang dapat menjalankan uang itu untuk membungakannya. Kita tidak boleh bermental orang yang menerima satu mina dari Tuhan lalu menghabiskannya.


Ketika kita membungakan mina perbuatan baik dan benar maka Tuhan selalu memberikan rahmat berlimpah kepada kita. Ketika kita malas dan tidak membungakan perbuatan-perbuatan baik dan benar di dalam tugas dan karya pelayanan setiap saat, maka Tuhan akan membatalkan berkatNya dan bahkan mengambil mina yang kita terima dari Tuhan, dan bahkan apapun yang kita miliki diambilNya dan diberikan kepada orang kreatif menggandakan mina dari Tuhan. Artinya bahwa kemalasan kita membuat kita jatuh miskin dan melarat. Tepat Yesus bersabda :

“Setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi;
 
tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil,

juga apa yang ada padanya.”




Apakah kita seperti St. Perawan Maria yang setia menggandakan satu mina yang Tuhan berikan kepadanya? Ia menggandakannya dengan menjadikan dirinya yang menerima, mengandung dan melahirkan sang penyelamat dunia yaitu Yesus Tuhan kita. Kita mengandung dan melahirkan keselamatan atau kehancuran?