Kamis, 05 Agustus 2021

Petrus membuka Kunci Kerajaan Surga bagi orang yang percaya kepada Yesus.

  

*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Kunci istana Raja dipegang oleh orang yang setia pada Raja dan Raja memberikan Kunci Istana kepada orang yang pantas memegang Kunci istana menjaga dan memelihara semua harta dan Dokumen untuk kepentingan Raja dan Rakyatnya.  Pemegang Kunci istana Raja adalah orang kepercayaan Raja dan telah melalui proses pemilihan yang sangat ketat. Kualitas pemegang Kunci istana sungguh sudah teruji.  


Petrus adalah orang kepercayaan Yesus dan terpilih menjadi pemegang Kunci Kerajaan Surga. Kualitasnya satu bahwa Petrus percaya Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Yesus adalah penyelamat orang yang percaya kepadaNya. Melalui Yesus orang diselamatkan. Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan bagi Pengikut-Nya. Tentu Petrus membuka Kunci Kerajaan Surga bagi orang yang percaya kepada Yesus. Yesus bersabda kepada Petrus:   "Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."




Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XVIII


Kamis, 5 Agustus 2021


PF Pemberkatan Gereja Basilik SP Maria


Bacaan Pertama

Bil 20:1-13


"Engkau akan mengeluarkan air dari bukit batu bagi seluruh jemaat."


Pembacaan dari Kitab Bilangan:


Pada masa itu sampailah segenap umat Israel di padang gurun Zin

pada bulan pertama.

Mereka lalu tinggal di Kadesh.

Di sana Miryam meninggal dunia dan dikuburkan.


Sekali perisitwa tidak ada lagi air minum bagi umat.

Maka berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun.

Mereka bertengkar dengan Musa, katanya,

"Mengapa kami tidak mati binasa

pada saat saudara-saudara kami mati di hadapan Tuhan?

Mengapa kalian memimpin jemaat Tuhan ke padang gurun ini?

Mengapa kami dan ternak kami harus mati di sini?

Mengapa kalian memimpin kami keluar dari Mesir

dan membawa kami ke tempat celaka ini?

Ini bukan tempat untuk menabur,

tidak ada pohon ara, anggur dan delima,

bahkan air minum pun tidak ada!"


Maka pergilah Musa dan Harun meninggalkan umat;

mereka masuk Kemah Pertemuan, dan sujud.

Lalu mereka berseru kepada Tuhan,

"Ya Tuhan Allah, dengarkanlah seruan umat-Mu,

dan bukalah harta benda-Mu, sumber air hidup,

agar mereka dipuaskan lalu berhenti menggerutu."


Maka tampaklah kemuliaan Tuhan kepada mereka.

Tuhan lalu bersabda kepada Musa,

"Ambillah tongkatmu itu

dan bersama dengan Harun, kakakmu, suruhlah umat berkumpul.

Katakanlah di depan mata mereka, kepada bukit batu itu,

supaya memberikan air.

Maka engkau akan mengeluarkan air bagi mereka dari bukit batu itu

dan memberi minum umat beserta ternaknya."


Musa lalu mengambil tongkat itu dari hadapan Tuhan,

seperti diperintahkan Tuhan kepadanya.

Sesudah itu Musa dan Harun mengumpulkan jemaah itu

di depan bukit batu.

Berkatalah Musa kepada mereka, "Dengarkanlah, hai orang durhaka!

Masakan kami dapat mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini!"

Kemudian Musa mengangkat tangannya,

lalu memukul bukit batu itu dua kali dengan tongkatnya.

Maka keluarlah banyak air,

sehingga umat dan ternak mereka dapat minum.


Tetapi Tuhan bersabda kepada Musa dan Harun,

"Karena kalian tidak percaya kepada-Ku,

dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan orang Israel,

maka kalian tidak akan membawa umat ini

masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

Itulah mata air Meriba,

tempat orang Israel bertengkar dengan Tuhan,

dan Tuhan menunjukkan kekudusan-Nya di tengah-tengah mereka.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 95:1-2.6-9,R:8


Refren: Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan,

janganlah bertegar hati.


*Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan,

bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita.

Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur,

bersorak-sorai bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.


*Masuklah, mari kita sujud menyembah,

berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita.

Sebab Dialah Allah kita,

kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.


*Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya,

Janganlah bertegar hati seperti di Meriba,

seperti waktu berada di Masa di padang gurun,

ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku,

padahal mereka melihat perbuatan-Ku.


Bait Pengantar Injil

Mat 16:18


Engkaulah Petrus,

dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Jemaat-Ku.

Dan alam maut takkan menguasainya.


Bacaan Injil

Mat 16:13-23


"Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.

Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,

"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"

Jawab mereka, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis;

ada juga yang mengatakan: Elia,

dan ada pula yang mengatakan: Yeremia

atau salah seorang dari para nabi."


Lalu Yesus bertanya kepada mereka,

"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"

Maka jawab Simon Petrus,

"Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!"


Kata Yesus kepadanya, "Berbahagialah engkau, Simon anak Yunus,

sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,

melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

Dan Aku pun berkata kepadamu,

'Engkaulah Petrus,

dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,

dan alam maut tidak akan menguasainya.

Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.

Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga,

dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga."


Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun,

bahwa Dialah Mesias.

Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya

bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem,

dan menanggung banyak penderitaan

dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,

lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya,

"Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!

Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus,

"Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku,

sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah,

melainkan apa yang dipikirkan manusia."


Demikianlah sabda Tuhan.

Kita tidak mungkin menenangkan gelombang dan badai di alam di luar diri kita tetapi kita dapat menenangkan diri di dalam gelombang kehidupan yang datang silih berganti.

   #P. Benediktus Bere Mali, SVD#


 Kita tidak mungkin menenangkan gelombang dan badai di alam di luar diri kita tetapi kita dapat menenangkan diri di dalam gelombang kehidupan yang datang silih berganti. 


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XVIII


Selasa, 3 Agustus 2021


Bacaan Pertama

Bil 12:1-13


"Musa itu seorang nabi yang lain daripada yang lain.

Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap dia?"


Pembacaan dari Kitab Bilangan:


Sekali peristiwa

Miryam dan Harun menaruh syak terhadap Musa

karena wanita Kush yang diperisterinya.

Memang Musa telah memperisteri seorang wanita dari Kush.

Kata mereka,

"Benarkah Tuhan bersabda dengan perantaraan Musa saja?

Bukankah Ia juga bersabda dengan perantaraan kita?"

Hal itu didengar Tuhan.

Adapun Musa, dia itu seorang yang sangat lembut hatinya,

melebihi siapa pun di atas muka bumi.

Lalu tiba-tiba bersabdalah Tuhan kepada Musa, Harun dan Miryam,

"Keluarlah kalian bertiga ke Kemah Pertemuan."


Maka keluarlah mereka bertiga.

Lalu turunlah Tuhan dalam tiang awan,

dan berdiri di pintu kemah itu,

lalu memanggil Harun dan Miryam.

Dan mereka berdua tampil.

Lalu bersabdalah Tuhan, "Dengarkanlah sabda-Ku ini.

Jika di antara kalian ada seorang nabi,

maka Aku, Tuhan,  menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan.

Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.

Bukan demikianlah halnya dengan hamba-Ku Musa,

yang setia di seluruh rumah-Ku.

Dengan Musa Aku berbicara berhadap-hadapan,

terus terang, bukan dalam teka-teki.

Dan ia telah melihat rupa Tuhan.

Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak

terhadap hamba-Ku Musa?

Sebab itu bangkitlah murka Tuhan terhadap mereka.

Tuhan meninggalkan tempat itu,

dn tiang awan naik dari atas kemah.

Pada waktu ini Miryam tampak kena penyakit kusta,

kulitnya menjadi putih seperti salju.

Ketika Harun menoleh kepadanya,

tampaknya olehnya bahwa Miryam telah terkena kusta.


Harun lalu berkata kepada Musa,

"Ah tuanku, janganlah kiranya dosa ini ditimpakan kepada kami.

Dalam kebodohan kami telah berbuat demikian.

Janganlah kiranya Miryam ini dibiarkan sebagai anak gugur,

yang pada waktu keluar dari kandungan

sudah setengah busuk dagingnya."

Lalu berserulah Musa kepada Tuhan,

"Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia."


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 51:3-4.5-6a.6bc-7.12-13,R:3a


Refren: Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab aku orang berdosa.


*Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,

menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku.

Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,

dan tahirkanlah aku dari dosaku!


*Sebab aku sadar akan pelanggaranku,

dosaku selalu terbayang di hadapanku.

Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa,

yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.


*Maka, Engkau adil bila menghukum aku,

dan tepatlah penghukuman-Mu.

Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan,

dalam dosa aku dikandung ibuku.


*Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,

dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku.


Bait Pengantar Injil

Yoh 1:49b


Rabi, Engkau Anak Allah,

Engkaulah raja israel.


Bacaan Injil

Mat 14:22-36


"Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Sekali peristiwa, setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti,

Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu

dan mendahului-Nya ke seberang,

sementara Ia menyuruh orang banyak pulang.

Dan setelah orang banyak itu disuruh pergi

Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri.

Ketika hari sudah malam, Ia seorang diri di situ.

Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai

dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.


Kira-kira jam tiga malam

datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.

Melihat Dia berjalan di atas air,

para murid terkejut dan berseru, "Itu hantu!"

Dan mereka berteriak ketakutan.

Tetapi Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya,

"Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!"

Lalu Petrus berseru,

"Tuhan, jika benar Tuhan sendiri,

suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air."

Kata Yesus, "Datanglah!"


Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air

mendapatkan Yesus.

Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin kencang,

Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak,

"Tuhan, tolonglah aku!"

Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata,

"Orang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang?"

Keduanya lalu naik ke perahu dan redalah angin.

Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya,

"Sungguh, Engkau Anak Allah."


Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret.

Begitu Yesus dikenal oleh orang-orang setempat,

mereka memberitahukannya ke seluruh daerah.

Maka semua orang sakit dibawa kepada-Nya.

Mereka memohon,

supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya.

Dan semua orang yang menjamah Dia menjadi sembuh.


Demikianlah sabda Tuhan.