Kamis, 18 April 2013

Warga Dunia dan Warga Surga



Misa Requiem bagi Bapak Simon Gunawan Tirtapraja di Lingkungan Simon IV wilayah Simon Paroki Roh Kudus Rungkut Keuskupan Surabaya. Pastor Paroki Roh Kudus adalah Rm. Stefanus IKAS SVD. Ketua Wilayah Simon adalah  Bapak Antonius Sulianto. Ketua Lingkungan Simon IV adalah Ibu Maria Fransiska Sulianto. Pemimpin Ekaristi adalah Rm. Benediktus Bere Mali, SVD. Video ini berisi Homili Rm. Benediktus Bere Mali SVD dalam misa Requiem  atas RIP. Bapak Simon Gunawan  Tirtapraja di Rumahnya di Wilayah Simon Lingkungan Simon IV, Paroki Roh Kudus Rungkut, Keuskupan Surabaya. Homili berdasarkan Bacaan Kitab Wahyu 20 : 11- 15 dan Injil Yohanes 14 : 1 -6.

“WARGA DUNIA DAN WARGA SURGA”
Homili Misa Requiem
RIP. Bapak Simon Gunawan Tirtopraja
Rabu Malam 17 April 2013 di Wliayah Simon 4
Paroki Roh Kudus – Surabaya
Why 20 : 11 – 15
Yoh 14 : 1 – 6
*P. Benediktus Bere Mali SVD*

Kita semua adalah warga negara Indonesia. Kita adalah umat Paroki Roh Kudus. Apa buktinya kita adalah umat Katolik Paroki Gereja Roh Kudus Rungkut? Apa buktinya kita adalah warga Negara Indonesia? Apa tanda legal bahwa kita ini adalah orang Katolik dan Warga Negara Indonesia? Tanda legal kita sebagai warga negara Indonesia adalah memiliki Kartu Tanda Penduduk Warga Negara  Indonesia. Kita adalah warga Gereja Katolik secara legal adalah nama kita tercatat di dalam buku Baptis Paroki Roh Kudus dan memiliki Surat Baptis yang dikeluarkan Gereja Roh Kudus. Ketika kita memiliki Kartu Tanda Penduduk Warga Negara Indonesia, kita pergi kemana saja di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia tanpa menghadapi aneka kesulitan karena identitas kita jelas, tidak diragukan. Ketika nama kita tercatat di dalam Buku Permandian Paroki dan Memiliki Surat Baptis Paroki, kita tidak mengalami kesulitan untuk mengurus berbagai hal yang berhubungan dengan Gereja Roh Kudus karena identitas kita tidak diragukan lagi. Demikianlah persyaratan kita sebagai orang Katolik dan Warga Negara Republik Indonesia.
Perjalanan kita menuju Surga pun membutuhkan identitas yang jelas dan pasti tidak meragukan.Bacaan pertama Wahyu 20 : 11 - 15 menampilkan  syarat kita kelak menjadi warga Surga. Persyaratan itu adalah nama harus tercatat di dalam Kitab Kehidupan. Mazmur 69 : 29 berkata orang benar namanya tercatat di dalam Kitab Kehidupan. Sebaliknya nama orang jahat tidak tercatat atau terhapus dari Kitab Kehidupan. Ktab Keluaran 32 : 32 - 33 berkata bahwa nama orang berdosa terhapus dari dalam Kitab Kehidupan. Orang yang setia pada Yahwe namanya tercatat rapi di dalam Kitab Kehidupan.  
Dasar Biblis tersebut menyampaikan pesan pasti bagi kita di dalam perjalanan hidup di dunia ini menuju kebahagiaan abadi di Surga. Kita masih diberikan peluang untuk hidup di dunia ini. Selama hidup di dunia ini kita senantiasa berlomba-lomba melakukan yang baik dan benar yang didasarkan Sabda Yesus yang menyelamatkan semua orang lintas batas. Mengapa Yesus? Karena Yesus adalah jalan kebenaran dan kehidupan. Hanya melalui Yesus semua orang yang beriman kepadaNya tiba di dalam rumah Bapa ( Yohanes 14 : 6). Hanya di dalam nama Yesus ada keselamatan (Kis 4 : 12). Kepastian-kepastian biblis yang menegaskan bahwa Yesus adalah jalan kepada kehidupan kekal  ini memimpin kita berjalan di atas jalan - jalan keselamatan dan kebenaran serta kebaikan universal lintas kultur, yang dirancang Tuhan Yesus selama perjalanan kita di atas bumi ini. JalanNya menyelamatkan. Jalan dosa setan atau iblis menghancurkan. Dengan kata lain dasar kitab Suci ini memperkokoh iman kita bertumbuh dan berkembang.  
Kita beriman kepada Tuhan Yesus sang penyelamat kita agar kita menerima keselamatanNya sebagai benteng dan perisai bagi kita. Kita berdoa untuk keselamatan diri. Tetapi kita juga berdoa untuk keselamatan banyak orang lain yang ada di sekitar kita. Dengan kata lain doa kita memiliki aspek personal dan aspek sosial. Atau dengan kata lain Iman kita menuntun kita berjalan di atas jalan kesalehan pribadi dan kesalehan sosial. Kita beriman dan berdoa untuk  membersihkan diri dari segala noda lumpur dosa kita. Kita juga berdoa dan beriman kepada Kristus yang telah bangkit untuk membersihkan noda lumpur dosa sesama di sekitar kita. Tujuannya adalah kebersihan diri dan kebersihan sosial dalam arti fisik dan spiritual berjalan secara merata dan seimbang.
Aspek sosial iman sesorang yang menyelamatkan sesama ditampilkan dalam Yoh 11 : 25 - 27. Iman Marta kepada Yesus adalah Mesias, membangkitkan Lazarus yang telah meninggal. Dasar aspek sosial iman pribadi Marta yang menyelamatkan Lazarus yang telah meninggal, menjadi dasar bagi kita pada malam hari ini berdoa bagi keselamatan kekal Bapak Simon Gunawan Tirtapraja yang dipanggil oleh Tuhan dari antara kita yang masih hidup di dunia ini.
Mendokan sesama adalah bukti cinta dan perhatian kita kepada sesama. Secara psiokologis, kita diperhatikan dan dipedulikan serta dihargai oleh sesama membangkitkan kebahagiaan sendiri di dalam diri dan hati kita. Kita  secara spritual membutuhkan dukungan doa-doa dari sesama kita. Kita bersyukur kepada Tuhan yang mengutus utusanNya  yang menjadi nyata di dalam diri sesama yang menjadi donatur spiritual di samping dukungan material lainnya. Perasaan psikologis dan spiritual dari orang yang mengalami perhatian sesama, sungguh membangkitkan rasa percaya diri dan bahagia karena sesama sekitar secara tulus memberikan cinta, perhatian bagi kita. Senyum dan gembira bahagia pun lahir dari dalam ketulusan Hati Bapak Simon Gunawan Tirtapraja manakala kita semua secara tulus dalam iman memberikan sentuhan spiritual yang menyelamatkannya yang diungkapkan di dalam doa-doa kita, yang puncaknya adalah EKaristi Kudus. Kita senantiasa berdoa bagi Bapak Simon karena doa-doa kita menyelamatkan Bapak Simon.

Homili Misa Requiem Rabu 17 April 2013

http://youtu.be/b9DKVmBCyR8




Misa Requiem bagi Bapak Simon Gunawan Tirtapraja di Lingkungan Simon IV wilayah Simon Paroki Roh Kudus Rungkut Keuskupan Surabaya. Pastor Paroki Roh Kudus adalah Rm. Stefanus IKAS SVD. Ketua Wilayah Simon adalah  Bapak Antonius Sulianto. Ketua Lingkungan Simon IV adalah Ibu Maria Fransiska Sulianto. Pemimpin Ekaristi adalah Rm. Benediktus Bere Mali, SVD. Video ini berisi Homili Rm. Benediktus Bere Mali SVD dalam misa Requiem  atas RIP. Bapak Simon Gunawan  Tirtapraja di Rumahnya di Wilayah Simon Lingkungan Simon IV, Paroki Roh Kudus Rungkut, Keuskupan Surabaya. Homili berdasarkan Bacaan Kitab Wahyu 20 : 11- 15 dan Injil Yohanes 14 : 1 -6.


“WARGA DUNIA DAN WARGA SURGA”
Homili Misa Requiem
RIP. Bapak Simon Gunawan Tirtopraja
Rabu Malam 17 April 2013 di Wliayah Simon 4
Paroki Roh Kudus – Surabaya
Why 20 : 11 – 15
Yoh 14 : 1 – 6
*P. Benediktus Bere Mali SVD*

Kita semua adalah warga negara Indonesia. Kita adalah umat Paroki Roh Kudus. Apa buktinya kita adalah umat Katolik Paroki Gereja Roh Kudus Rungkut? Apa buktinya kita adalah warga Negara Indonesia? Apa tanda legal bahwa kita ini adalah orang Katolik dan Warga Negara Indonesia? Tanda legal kita sebagai warga negara Indonesia adalah memiliki Kartu Tanda Penduduk Warga Negara  Indonesia. Kita adalah warga Gereja Katolik secara legal adalah nama kita tercatat di dalam buku Baptis Paroki Roh Kudus dan memiliki Surat Baptis yang dikeluarkan Gereja Roh Kudus. Ketika kita memiliki Kartu Tanda Penduduk Warga Negara Indonesia, kita pergi kemana saja di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia tanpa menghadapi aneka kesulitan karena identitas kita jelas, tidak diragukan. Ketika nama kita tercatat di dalam Buku Permandian Paroki dan Memiliki Surat Baptis Paroki, kita tidak mengalami kesulitan untuk mengurus berbagai hal yang berhubungan dengan Gereja Roh Kudus karena identitas kita tidak diragukan lagi. Demikianlah persyaratan kita sebagai orang Katolik dan Warga Negara Republik Indonesia.
Perjalanan kita menuju Surga pun membutuhkan identitas yang jelas dan pasti tidak meragukan.Bacaan pertama Wahyu 20 : 11 - 15 menampilkan  syarat kita kelak menjadi warga Surga. Persyaratan itu adalah nama harus tercatat di dalam Kitab Kehidupan. Mazmur 69 : 29 berkata orang benar namanya tercatat di dalam Kitab Kehidupan. Sebaliknya nama orang jahat tidak tercatat atau terhapus dari Kitab Kehidupan. Ktab Keluaran 32 : 32 - 33 berkata bahwa nama orang berdosa terhapus dari dalam Kitab Kehidupan. Orang yang setia pada Yahwe namanya tercatat rapi di dalam Kitab Kehidupan.  
Dasar Biblis tersebut menyampaikan pesan pasti bagi kita di dalam perjalanan hidup di dunia ini menuju kebahagiaan abadi di Surga. Kita masih diberikan peluang untuk hidup di dunia ini. Selama hidup di dunia ini kita senantiasa berlomba-lomba melakukan yang baik dan benar yang didasarkan Sabda Yesus yang menyelamatkan semua orang lintas batas. Mengapa Yesus? Karena Yesus adalah jalan kebenaran dan kehidupan. Hanya melalui Yesus semua orang yang beriman kepadaNya tiba di dalam rumah Bapa ( Yohanes 14 : 6). Hanya di dalam nama Yesus ada keselamatan (Kis 4 : 12). Kepastian-kepastian biblis yang menegaskan bahwa Yesus adalah jalan kepada kehidupan kekal  ini memimpin kita berjalan di atas jalan - jalan keselamatan dan kebenaran serta kebaikan universal lintas kultur, yang dirancang Tuhan Yesus selama perjalanan kita di atas bumi ini. JalanNya menyelamatkan. Jalan dosa setan atau iblis menghancurkan. Dengan kata lain dasar kitab Suci ini memperkokoh iman kita bertumbuh dan berkembang.  
Kita beriman kepada Tuhan Yesus sang penyelamat kita agar kita menerima keselamatanNya sebagai benteng dan perisai bagi kita. Kita berdoa untuk keselamatan diri. Tetapi kita juga berdoa untuk keselamatan banyak orang lain yang ada di sekitar kita. Dengan kata lain doa kita memiliki aspek personal dan aspek sosial. Atau dengan kata lain Iman kita menuntun kita berjalan di atas jalan kesalehan pribadi dan kesalehan sosial. Kita beriman dan berdoa untuk  membersihkan diri dari segala noda lumpur dosa kita. Kita juga berdoa dan beriman kepada Kristus yang telah bangkit untuk membersihkan noda lumpur dosa sesama di sekitar kita. Tujuannya adalah kebersihan diri dan kebersihan sosial dalam arti fisik dan spiritual berjalan secara merata dan seimbang.
Aspek sosial iman sesorang yang menyelamatkan sesama ditampilkan dalam Yoh 11 : 25 - 27. Iman Marta kepada Yesus adalah Mesias, membangkitkan Lazarus yang telah meninggal. Dasar aspek sosial iman pribadi Marta yang menyelamatkan Lazarus yang telah meninggal, menjadi dasar bagi kita pada malam hari ini berdoa bagi keselamatan kekal Bapak Simon Gunawan Tirtapraja yang dipanggil oleh Tuhan dari antara kita yang masih hidup di dunia ini.
Mendokan sesama adalah bukti cinta dan perhatian kita kepada sesama. Secara psiokologis, kita diperhatikan dan dipedulikan serta dihargai oleh sesama membangkitkan kebahagiaan sendiri di dalam diri dan hati kita. Kita  secara spritual membutuhkan dukungan doa-doa dari sesama kita. Kita bersyukur kepada Tuhan yang mengutus utusanNya  yang menjadi nyata di dalam diri sesama yang menjadi donatur spiritual di samping dukungan material lainnya. Perasaan psikologis dan spiritual dari orang yang mengalami perhatian sesama, sungguh membangkitkan rasa percaya diri dan bahagia karena sesama sekitar secara tulus memberikan cinta, perhatian bagi kita. Senyum dan gembira bahagia pun lahir dari dalam ketulusan Hati Bapak Simon Gunawan Tirtapraja manakala kita semua secara tulus dalam iman memberikan sentuhan spiritual yang menyelamatkannya yang diungkapkan di dalam doa-doa kita, yang puncaknya adalah EKaristi Kudus. Kita senantiasa berdoa bagi Bapak Simon karena doa-doa kita menyelamatkan Bapak Simon.