Rabu, 09 Juni 2021

"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga." (Mat 5:19).

  



*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Tahun 2002 saya mengunjungi sebuah Rumah Adat di sebuah Pulau yang juga dikunjungi banyak orang termasuk orang asing. Sebelum masuk ke dalam Rumah Adat itu beberapa aturan yang harus ditaati oleh setiap pengunjung. Rumah Adat itu didiami oleh ketua Suku yang telah diresmikan oleh seluruh anggota Suku dalam ritus adat yang telah berlaku selama berabat-abat lamanya. Orang yang datang secara tulus taat aturan Rumah Adat pasti tidak terjadi apa-apa atas dirinya selama masuk dalam kompleks Rumah Adat. Sebaliknya mereka yang datang tidak berhati tulus pasti ada tanda yang terjadi atas dirinya bahkan bisa mencelakakan.  

Salah seorang pengunjung tepat di depan saya berjarak 2 meter terantuk di tangga dan jatuh sampai kakinya lecet dan berdarah. Kemudian pemimpin Rumah itu memanggilnya ke ruangan kerjanya dan bertanya padanya: apakah berhati tulus atau tidak.  Secara jujur dia menjawab bahwa dia tidak berhati tulus. Rumah Adat punya aturan yang harus ditaati oleh setiap orang yang masuk ke dalamnya. Taat maka Selamat. Tidak taat akan celaka. 


Masuk Rumah Bapa di Surga memiliki aturannya. Bacaan Injil hari ini menegaskan  "Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga." (Mat 5:19). Artinya bahwa pintu Kerajaan Surga selalu terbuka bagi orang setia dan taat pada Hukum Taurat.  Sebaliknya pintu Kerajaan Surga tertutup bagi orang yang tidak taat atau meniadakan Hukum Taurat.  Di sini cara pandang "reward" dan "punishment" berlaku.  Taat Taurat dapat Surga. Tetapi mereka yang tidak taat Hukum Taurat dapat Neraka.  Hukum Taurat adalah Hukum Kasih, kasih kepada Allah, alam, sesama dan diri sendiri.


Masuk pintu Gereja Katolik untuk menjadi orang Katolik  memiliki aturannya tersendiri. Aturan menjadi orang Katolik juga sangat ketat. Aturan Itu bagi banyak orang sebagai beban. Tetapi bagi mayoritas orang aturan ketat menjadi Katolik itu dibuat untuk tetap  menjaga kualitas kita sebagai orang Katolik. Kualitas seorang Katolik baik secara ke dalam komunitas maupun secara keluar komunitas semestinya diatur secara baik agar kualitas pelayanan orang Katolik sungguh dapat menarik hati mereka yang dilayani dan orang lain yang sedang menyaksikan orang Katolik secara langsung.*** 



Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa X


Rabu, 9 Juni 2021


PF S. Efrem, Diakon dan Pujangga Gereja


Bacaan Pertama

2Kor 3:4-11


"Kami dijadikan pelayan suatu perjanjian baru,

bukan yang terdiri dari hukum yang tertulis, melainkan dari Roh."


Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:


Saudara-saudara,

besarlah keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.

Dari diri kami sendiri,

kami merasa tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu

seolah-olah pekerjaan kami sendiri.

Tetapi kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.

Dialah yang membuat

kami sanggup menjadi pelayan suatu perjanjian baru;

bukan perjanjian yang terdiri dari hukum yang tertulis,

melainkan dari Roh.

Sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Pelayanan yang terukir dengan huruf pada loh-loh itu mematikan.

Meskipun demikian,

pelayanan itu disertai kemuliaan Allah pada waktu diberikan.

Sebab sekalipun pudar juga,

wajah Musa bercahaya begitu cemerlang,

sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya.

Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian,

betapa lebih besar lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!

Jadi, kalau pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu begitu mulia,

betapa lebih mulianya lagi pelayanan Roh

yang memimpin kepada pembenaran.

Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia,

jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini,

sama sekali tidak mempunyai arti.

Sebab jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan,

betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai dengan kemuliaan.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 99:5.6.7.8.9,


Refren: Kuduslah Engkau, ya Tuhan Allah kami.


*Tinggikanlah Tuhan, Allah kita,

dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya!

Kuduslah Ia!


*Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya,

dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya.

Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.


*Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka;

mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya,

dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.


*Tuhan, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka,

bagi mereka, Engkaulah Allah yang mengampuni

tetapi juga membalas perbuatan-perbuatan mereka.


*Tinggikanlah Tuhan, Allah kita,

dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus!

Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!


Bait Pengantar Injil

Mzm 25:4c.5a


Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan,

bimbinglah aku menurut sabdu-Mu yang benar.


Bacaan Injil

Mat 5:17-19


"Aku datang untuk menggenapi hukum."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,

"Janganlah kalian menyangka,

bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat

atau kitab para nabi.

Aku datang bukan untuk meniadakannya,

melainkan untuk menggenapinya.


Karena Aku berkata kepadamu,

'Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini,

satu yota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan

dari hukum Taurat,

sebelum semuanya terjadi.'


Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat

sekalipun yang paling kecil,

dan mengajarkannya demikian kepada orang lain,

ia akan menduduki tempat yang paling rendah

di dalam Kerajaan Surga.

Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan

segala perintah Taurat,

ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.


Demikianlah sabda Tuhan.