Kamis, 06 Mei 2021

"SMS: Selalu/Suka/Senang/Senyum Mempermudah/Menolong Sesama/Saudara vs Selalu/Suka/Senang/Senyum Mempersulit/Menghalangi Sesama/Saudara"

  



*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Hampir Setiap hari kita memegang Smartphone dan mengirim SMS dan menerima SMS tentang berbagai hal yang baik dan buruk. Melalui SMS orang dapat saling membantu sesama untuk berhasil dan sukses. Tetapi melalui SMS orang dapat saling Menghalangi Sesama untuk berhasil dan sukses. 

SMS singkatan dari Suka menolong Sesama atau Suka Menghalangi Sesama. Bacaan pertama menampilkan tentang ada kelompok yang memegang Tradisi lama yang Menghalangi orang untuk memperoleh keselamatan. Tetapi Paulus dan Barnabas justru Suka menolong Sesama untuk mengalami keselamatan di dalam Nama Yesus. Sebagian orang yang berpandangan taat Tradisi Yahudi yang berprinsip bahwa orang yang mau diselamatkan harus di Sunat. Tetapi dalam pandangan Paulus dan Barnabas justru yang paling penting adalah Sunat hati yaitu bahwa orang yang percaya kepada Yesus dapat diselamatkan. 

Keselamatan justru terjadi dalam ketaatan pada hukum Kasih yang diajarkan dan telah dilaksanakan oleh Tuhan Yesus. Yesus kasih kepada kita seluruh diriNya dalam hidup, karya pelayanan, menderita di Salib dan wafat di Salib kemudian Bangkit dari alam maut pada hari ketiga sebagai puncak kemenangan atas dosa dan maut. Kasih Yesus adalah tali emas yang mengikat koneksi atau channel keselamatan berbasis kasih antara para murid- Tuhan Yesus sebagai jalan kasih keselamatan menuju- Rumah Bapa di Surga tempat damai abadi bagi semua orang beriman yang percaya kepadaNya. 

Persatuan Kasih Allah dan Manusia secara berkelanjutan abadi sebagai syarat keselamatan kaum beriman. Ini adalah reward dalam kehidupan iman kita. Punishment nya adalah takut tidak mendapat keselamatan dan kedamaian abadi di Surga maka setiap orang berjuang melakukan aneka upaya dan usaha untuk selalu bersatu dalam Kasih sebagai tali emas yang mengikat channel keselamatan kasih kita dengan Yesus dan Bapa di Surga sumber kasih sejati. Taat pada kasih Sebagai hukum Tuhan akan menerima keselamatan. Taat karena takut tidak mendapat keselamatan abadi dalam Kasih Tuhan Yesus.

Saya menutupi refleksi ini dengan cerita tentang generasi Saya yang lahir pada zaman yang berbeda dengan generasi milenial atau generasi muda saat ini. Pada generasi Saya yang lahir Tahun 70 an, apa saja yang dikatakan orang tua adalah hukum wajib yang harus ditaati tanpa diskusi. Kalau mau baik maka taat aturan orang tua. Kami taat karena takut dihukum yaitu takut menjadi orang yang tidak baik dimata orang tua. Tapi generasi yang lahir Tahun 2000 an sebagai generasi milenial, setiap kata orang tua harus didiskusikan sebelum dilaksanakan dan ditaati.  Setiap aturan orang tua perlu dilihat dari kacamata orang tua dan Anak lalu diputuskan sebagai aturan bersama untuk dilaksanakan bersama untuk kebaikan bersama. Psikoedukasi baik pada orang tua maupun pada Anak tercipta sehingga semua mengerti aturan bersama dan bersedia melaksanakan aturan bersama karena hal itu untuk kepentingan dan keselamatan bersama. 

Dalam Gereja & komunitas Biarawan dan biarawati psikoedukasi ini adalah hal utama dan pertama dalam memahami dan mengerti bersama aturan bersama agar aturan itu semestinya diputuskan bersama sebagai aturan umum komunitas atau Gereja yang berlaku untuk semua dan dilaksanakan oleh semua anggota untuk keselamatan bersama.Tidak ada cela bagi yang memimpin untuk mencari keuntungan diri sendiri dalam aturan atau hukum bersama atau sebaliknya tidak ada space bagi bawahan untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri dalam melaksanakan aturan atau hukum bersama. Semua anggota semestinya memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum atau aturan bersama.  Mereka yang taat aturan diberi penghargaan. Sebaliknya mereka yang melanggar aturan diberi hukuman. Orang taat hukum untuk sebuah nilai penghargaan. Orang taat hukum karena takut dihukum. Amin. ***






Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa Pekan Paskah V


Kamis, 6 Mei 2021


Bacaan Pertama

Kis 15:7-21


"Kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi

bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah."


Pembacaan dari Kisah Para Rasul:


Para Rasul dan panatua-panatua jemaat di Yerusalem bersidang,

membicarakan soal sunat.

Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung tukar pikiran,

berdirilah Petrus

dan berkata kepada para rasul serta panatua-panatua,

"Saudara-saudara, kamu tahu,

bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu,

supaya dengan perantaraan mulutku

bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.

Dan Allah, yang mengenal hati manusia,

telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka,

sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka

sama seperti kepada kita.

Allah sama sekali tidak mengadakan perbedaan

antara kita dengan mereka,

sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.


Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah

dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu

suatu kuk yang tidak dapat dipikul,

baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?

Sebaliknya, kita percaya,

bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus

kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."


Maka diamlah seluruh umat itu,

lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas

menceriterakan segala tanda dan mujizat

yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka

di tengah-tengah bangsa-bangsa lain.


Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara,

berkatalah Yakobus,

"Saudara-saudara, dengarkanlah aku:

Simon telah menceriterakan,

bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya

kepada bangsa-bangsa lain,

yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka

bagi nama-Nya.

Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi

seperti yang tertulis:

Aku akan kembali

dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh,

dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan,

supaya semua orang lain mencari Tuhan,

juga segala bangsa yang tidak mengenal Allah

yang Kusebut milik-Ku,

demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya,

yang telah diketahui dari sejak semula ini.


Sebab itu aku berpendapat,

bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan

bagi mereka dari bangsa-bangsa lain

yang berbalik kepada Allah.

Tetapi kita harus menulis surat kepada mereka,

supaya mereka menjauhkan diri

dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala,

dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik

dan dari darah.

Sebab sejak zaman dahulu

hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota,

dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat

di rumah-rumah ibadat."


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 96:1-2a.2b-3.10,R:3


Refren: Kisahkanlah karya-karya Tuhan yang ajaib

di antara segala suku.


*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,

menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!

Nyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.


*Kabarkanlah dari hari ke hari.

keselamatan yang datang dari Tuhan.

Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa,

kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.


*Katakanlah di antara bangsa-bangsa:

"Tuhan itu Raja!

Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah.

Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."


Bait Pengantar Injil

Yoh 1-:27


Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan.

Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.


Bacaan Injil

Yoh 15:9-11


"Tinggallah di dalam kasih-Ku, supaya sukacitamu menjadi penuh."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:


Dalam amanat perpisahan-Nya,

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,

"Seperti Bapa telah mengasihi Aku,

demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu;

tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku,

kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku,

seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku

dan tinggal di dalam kasih-Nya.


Semuanya ini Kukatakan kepadamu,

supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu

dan sukacitamu menjadi penuh."


Demikianlah sabda Tuhan.