Sabtu, 06 Februari 2021

Renungan Hari Minggu Biasa V (B-1) 7 Februari 2021


Ayb.7:1-4.6-7

1Kor.9:16-19.22-23

Mrk.1:29-39

 

PENDERITAAN DAN KESELAMATAN YANG INKLUSIF

 

*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

 

 

 

Banyak orang senang mencari Yesus untuk menyelesaikan banyak persoalan yang sedang mereka alami . Hal ini terjadi setelah Yesus menyembuhkan Ibu Mertua Simon yang sakit demam. Peristiwa penyembuhan ini disusul dengan begitu banyak orang yang berbondong-bondong mencari Yesus pada sore hari dan pada pagi hari berikutnya. Waktu sore hari itu, Yesus melayani semua yang berbondong-bondong datang kepada-Nya. Tetapi pada pagi hari berikutnya, Yesus tidak sempat melayani karena sebelum orang banyak itu berbondong-bondong datang di penginapan Yesus bersama para murid-Nya, Yesus telah pergi mendahului para murid-Nya ke tempat yang sunyi untuk berdoa pada waktu pagi yang masih gelap. Para murid yang datang kemudian ke tempat Yesus, berkata kepada Yesus bahwa begitu banyak orang datang berbondong-bondong terus mencari Yesus. Barangkali di dalam Perasaan dan pikiran para murid, ingin Yesus meluangkan waktu untuk melayani mereka. 


Tetapi pikiran Yesus sangat berbeda. Di dalam kesunyian itu Yesus, dalam doa-Nya Yesus menemukan jawaban bahwa meskipun banyak orang yang berbondong-bondong mencari-Nya, Yesus memutuskan pergi ke tempat-tempat lain di Galilea dan sekitarnya untuk melayani mereka karena untuk itulah Yesus telah datang. Yesus dipanggil dan diutus untuk mewartakan keselamatan universal kepada segala suku bangsa. Artinya keselamatan Yesus sifatnya inklusif, artinya keselamatan itu bukan hanya kepada orang-orang yang bersemangat mencari dan mengikuti Yesus, tetapi juga untuk mereka yang belum mengenal Tuhan di daerah-daerah lain. 

 

Orang banyak yang berbondong-bondong mencari dan mengikuti Yesus ini barangkali atau mungkin dapat ditujukan kepada kita. Barangkali kita juga mencari dan menemukan Yesus untuk Yesus menyelesaikan persoalan-persoalan yang sedang kita alami. Barangkali kita seperti orang banyak yang mencari Yesus untuk Yesus menyelesaikan berbagai persoalan kita termasuk penderitaan, sakit, sementara kita sendiri tidak pernah berusaha untuk menyelesaikan persoalan yang sedang kita alami. Barangkali kita mencari Yesus untuk Yesus menyelesaikan semua persoalan kecil, persoalan sederhana, persoalan sedang bahkan persoalan paling berat yang sedang  kita alami. Dengan kata lain kita mencari Yesus sebagai penyelesai atas semua kesulitan dan persoalan yang sedang kita alami. 

 

Yesus memutuskan meninggalkan mereka yang berbondong-bondong mencari Yesus itu karena Yesus tidak mau membuat mereka merasa sangat tergantung pada Yesus untuk menyelesaian semua persoalan termasuk persoalan-persoalan yang dapat mereka selesaikan sendiri. Yesus tidak menghendaki orang banyak itu lari dari penderitaan mereka sendiri. 


Yesus mau supaya mereka sendiri juga harus menerima penderitaan, mengalami penderitaan, dan menyelesaikan persoalan mereka sendiri. Yesus mau mendidik mereka bahwa tidak semua penderitaan harus diselesaikan oleh Yesus. Ada penderitaan yang merupakan bagian dari hidup dan harus dialami sendiri selama hidup mereka. Yesus tidak mau mereka bermental santai dan enak dalam hidupnya terutama di dalam menyelesaikan persoalan yang harus mereka sendiri selesaikan. Ketika Yesus meninggalkan orang banyak yang mencari-Nya tentu ada berbagai tanggapan yang muncul dalam diri mereka yang ditinggalkan maupun mereka yang menyaksikannya. Ada tanggapan negatif. Ada juga tanggapan positif.


Bagi saya, barangkali bagi kita semua juga bahwa bukan hanya keselamatan yang inklusif tetapi penderitaan juga inklusif. Artinya bahwa semua orang tanpa kecuali mengalami penderitaan dengan derajat derita yang dialaminya masing-masing orang berbeda-beda, ada yang derajat deritanya rendah, ada yang deritanya sedang dan ada yang derajat atau tingkat deritanya sangat tinggi. Penderitaan yang rendah bisa membuat orang bermotivasi rendah untuk berjuang dan bekerja menjadi yang terbaik dalam hidup bersama orang lain maupun dalam meraih tujuan hidupnya. Penderitaan yang sedang dapat memotivasi orang untuk berjuang dengan tekun dan sungguh-sungguh meraih cita-cita yang tinggi. Penderitaan yang terlalu tinggi memandegkan motivasi orang untuk berusaha lebih maju dalam meraih tujuan hidupnya. 

 

Mereka yang menderita dan mencari Yesus, tetapi Yesus berani meninggalkan mereka karena Yesus mau menunjukkan bahwa penderitaan adalah bagian dari hidup manusia. Ada penderitaan yang semestinya dialami oleh manusia karena penderitaan itu juga adalah bagian dari hidup manusia. 


Penderitaan inklusif ini terungkap jelas di dalam Kitab Ayub dalam bacaan pertama. Ayub sebagai manusia mengungkapkan penderitaan-Nya bahwa ia bergulat secara sangat serius dalam hidupnya dan bahkan Ayub merasa gelisah sepanjang malam hingga dinihari. Ayub mengalami pergulatan yang hebat dalam menanggung penderitaan-Nya. 


Bagi saya dan tentu mungkin bagi kita juga bahwa sesungguhnya penderitaan adalah sebuah panggilan hidup. Yesus mengalami penderitaan salib sampai wafat di salib. Yesus tidak lari dari penderitaan tetapi Yesus menerima dan mengalami penderitaan. Hanya lewat penderitaan-Nya dan kematian-Nya ada kebangkitan dan keselamatan kekal.


Dalam bacaan kedua, menegaskan bahwa pewartaan Injil bukan untuk mencari  memegahkan diri tetapi untuk menjadi hamba yang setia melayani. Bagi orang yang mewartakan Injil untuk mencari dan menemukan memegahkan diri, untuk dilayani, maka adalah sebuah penderitaan tersendiri ketika harus fokus mewartakan Injil untuk menjadi hamba yang selalu setia  melayani.


Saudara-saudara, di masa pandemi covid-19 ini, kita diinspirasi oleh penderitaan inklusif  dalam bacaan suci hari ini. Bahwa penderitaan yang kita alami saat ini oleh karena pandemi ini, juga dialami semua negara di dunia. Menerima pandemi sebagai penderitaan kita membuat kita sembuh satu langkah lebih maju dari sakit ataupun serangan covid-19. Artinya bahwa penderitaan covid-19 ini inklusive terbuka bagi siapa saja dan kapan saja. Hanya lewat disiplin prokes covid-19 dan menerima vaksin yang dapat mengurangi serangan covid-19 terhadap diri kita. Tuhan memberkati Kita semua. Salam Sehat Selalu. ***