Sabtu, 24 Juli 2021

"Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku'."


*P. Benediktus Bere Mali, SVD*


Peneliti Budaya Suku Bunaq asal Prancis  bernama Claudine Friedberg mengatakan Mitos yang ada dalam Ritual membuat generasi Suku Bunaq hidup dalam fakta dari Mitos dalam ritus. Claudine Friedberg bersama suaminya Louis Berthe adalah Antropolog budaya dan antropologi biologi Suku Bunaq mengadakan penelitian di Lamaknen selama tiga tahap yaitu Tahun 50-an, Tahun 60-an dan Tahun 70-an. Suami antropolog budaya fokus pada Mitos, ritual, dan materi yang digunakan dalam Ritual Suku Bunaq. Mitos yang diritualkan membuat Suku Bunaq hadir dalam fakta. Isterinya teliti di bidang antropologi biologi. Materi yang digunakan dalam ritual dari Mitos Suku Bunaq pasti berkaitan langsung dengan  Mejik putih dan majik hitam yang hadir dalam Ritual menggunakan tanaman tertentu yang disebut kaluk dan so'e.  Mitos magis menjadi nyata terbukti terjadi dialami dalam ritual Suku Bunaq. Penyelenggaraan ritual menyatukan bunyi-kata-bahasa lisan-gerak isyarat- mitos dengan materi berupa tumbuhan-benda mati-benda cair-darah binatang yang menjadi nyata dalam fakta terbukti, terjadi, dialami Suku Bunaq.

Bacaan pertama menyatukan Sabda, ritual, dan kenyataan. Antara Sabda Allah, Ritual dengan menggunakan materi dan darah binatang kemudian tulis hukum Tuhan pada batu diritualkan dan dituang darah atas batu tertulis hukum Tuhan di mezbah hukum Tuhan pusat persembahan kepada Allah Israel. Hukum Itu menjadi hidup setelah ritual dalam diri bangsa Israel yang taat melaksanakannya di dalam hidup setiap hari. 

Bacaan Injil tentang tanaman dan panen hasil tanaman dengan ritual petani setempat. Waktu tanam dan waktu merawat dan waktu panen memiliki konsep, ritual dan fakta tersendiri. Fokus dalam Injil adalah ritual saat panen. Yesus bersabda kepada para pemanen untuk kumpulkan ilalang lalu dibakar. Sesudah itu panen gandum dan kumpulkan dalam lumbung. Pada akhir ziarah hidup evaluasi dan penilaian serta konsekuansi yaitu hukuman terjadi tanpa kompromi. Pantas masuk lumbung Surga adalah yang menjadi gandum bagi sesama sedangkan yang menjadi ilalang masuk api Neraka dibakar.

Menarik bahwa dalam Injil membiarkan ilalang dan gandum hidup bersama di ladang yang sama. Freud tajam lihat dalam ladang psike manusia hidup bersama unsur mematikan dan menghidupkan. Kesadaran  yang dapat mematikan signal yang mematikan dan hanya mengaktifkan signal yang menghidupkan sampai akhir hidup. 

Dalam teologi Injil hari ini orang yang selamat masuk Surga adalah yang sadar mematikan signal jahat dalam dirinya dan pada saat yang sama mematikan signal dosa karena di Surga hanya positif dari signal Allah yang setia selalu menghidupkan secara kekal abadi bahagia.  Di Surga signal Negatif tidak ada tempat dan tidak ada juga jaringan signal dosa. Kita aktifkan signal yang menyelamatkan di dunia ini sebagai cara kita membuka pintu Surga bagi kita kelak. Orang menciptakan Surga di bumi dengan mematikan signal dosa dan terus mengaktifkan signal Allah yang setia menyelamatkan.***** 

Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XVI


Sabtu, 24 Juli 2021


PF S. Sharbel Makhluf, Imam


Bacaan Pertama

Kel 24:3-8


"Inilah darah perjanjian yang diikat Allah dengan kalian."


Pembacaan dari Kitab Keluaran:


Ketika Musa turun dari Gunung Sinai,

dan memberitahukan kepada umat

segala sabda dan peraturan Tuhan,

maka seluruh bangsa itu menjawab serentak,

"Segala sabda yang telah diucapkan Tuhan itu,

akan kami laksanakan."

Musa lalu menuliskan segala sabda Tuhan itu.


Keesokan harinya, pagi-pagi,

didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu,

dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.

Kemudian disuruhnyalah beberapa pemuda Israel

mempersembahkan kurban bakaran

dan menyembelih lembu-lembu jantan

sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan.

Sesudah itu Musa mengambil darahnya sebagian,

lalu ditaruhnya ke dalam pasu,

sebagian lagi dari darah itu dituangkannya di atas mezbah.

Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya,

dan bangsa itu mendengarkan.

Lalu mereka berkata,

"Segala sabda Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati."

Kemudian Musa mengambil darah itu

dan memercikkannya kepada umat seraya berkata,

"Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kalian,

berdasarkan segala sabda ini."


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 50:1-2.5-6.14-15,R:14a


Refren: Persembahkanlah kurban pujian kepada Allah.


*Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman

dan memanggil bumi,

dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya.

Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.


*"Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi,

yang mengikat perjanjian dengan Daku,

perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!"

Maka langit memberitakan keadilan-Nya,

Allah sendirilah Hakim!


*Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah,

dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi.

Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan,

maka Aku akan meluputkan engkau,

dan engkau akan memuliakan Daku."


Bait Pengantar Injil

Yak 1:21


Terimalah dengan lemah lembut

sabda yang tertanam dalam hatimu,

yang mampu menyelamatkan jiwamu.


Bacaan Injil

Mat  13:24-30


"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Pada suatu hari

Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak.

"Hal Kerajaan Surga itu

seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya.

Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya,

menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.


Ketika gandum tumbuh dan mulai berbulir,

nampak jugalah lalang itu.

Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu

dan berkata kepadanya,

'Tuan, bukankah benih baik yang tuan taburkan di ladang Tuan?

Dari manakah lalang itu?'

Jawab tuan itu, 'Seorang musuh yang melakukannya!'

Lalu berkatalah para hamba itu,

"Maukah tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?'


Tetapi ia menjawab,

'Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut

pada waktu kalian mencabut lalangnya.

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba.

 Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai,

'Kumpulkanlah dahulu lalang itu

dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar;

kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku'."


Demikianlah sabda Tuhan.