Jumat, 16 Juli 2021

"Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan,' tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

  


*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Sehebat apapun manusia, kalau lapar dan sakit tidak dapat melaksanakan aturan terbaik untuk kebaikan diri dan sesama. Tubuh mendapat energi yang cukup dari makanan dan minuman yang cukup untuk melaksanakan dan taat aturan terbaik untuk dirinya dan orang lain. Demi mengatasi kelaparan dalam mempertahankan hidup orang dapat melanggar aturan yang menghalangi orang lapar untuk mendapat makanan dan minuman dalam mencintai hidup yang Tuhan beri. Aturan yang membenci hidup yang Tuhan beri harus dilanggar agar aturan itu diganti dengan aturan yang mencintai hidup yang Tuhan beri.


Yesus  dan murid-murid berjalan di ladang gandum. Mereka berjalan sebagai misionaris. Orang Farisi pengamat atau penonton sambil mencari cari titik salah Yesus dan para murid yang melayani orang-orang yang barangkali tidak dilayani oleh pihak institusi Agama Yahudi termasuk Orang Farisi bagian dari institusi Agama Yahudi. Dalam melayani orang banyak itu di tengah perjalanan tepatnya di hamparan ladang gandum yang barangkali luas, dan tepat di situlah timbul kelaparan hebat terjadi. Mereka lapar tetapi gandum tersedia tetapi waktunya adalah Hari sabat yang mana orang tidak boleh memetik gandum pada hari Sabat.  Orang Farisi pun berada di sekitaran Yesus bersama para murid dalam perjalanan itu. Orang Farisi punya makanan tetapi melihat para murid yang lapar, tidak berbagi makanannya kepada para murid malah melarang para murid memetik gandum untuk dimakan karena pada hari sabat orang tidak boleh memetik gandum. Yesus justru melihat nilai yang lebih tinggi yaitu hidup dan kehidupan harus diutamakan daripada aturan sabat yang menjadi fokus perhatian orang Farisi pada waktu dan konteks bahwa para murid lapar dan harus makan dan minum untuk itu solusinya makanan tersedia yaitu gandum di ladang itu dipetik dan lalu dimakan. Yesus beri solusi atas soal kelaparan. Tetapi Orang Farisi ciptakan soal di atas soal tanpa solusi. Aneh bukan orang Farisi seperti ini. Anak balita pun akan marah pada orang Farisi kalau Anak balita lapar, tidak punya makanan, tetapi di tengah ladang gandum, pasti ambil gandum dan makan agar atasi soal laparnya, lalu orang Farisi dengan berbagai alasan melarang anak balita yang lapar. Pastilah si balita ngamok sama si Farisi.

Dalam budaya Suku Bunaq yang Saya alami sejak kecil sampai hari ini bahwa ketika dalam perjalanan lapar maka ambillah buah-buahan yang di kebun di tepi jalan secukupnya sesuai kebutuhan dan makanlah disitu untuk atasi rasa lapar untuk mendapat energi dalam melanjutkan perjalanan menuju tujuan.  Waktu kecil masa SD bersama para guru ke Gereja yang letaknya cukup jauh. Waktu Misa Pagi Pagi di Gereja, ada persembahan buah-buahan dan sayuran dari Umat kepada Tuhan Dalam Gereja saat persembahan, diantarlah ke depan Altar.  Usai Misa, Anak-anak menerima katekese dari para Guru bersama Pastor Paroki. Kami Anak Anak SD setelah katekese sungguh merasa lapar. Lantas ketika pastor Paroki bicara dengan kami Anak-anak SD, sempat salah seorang teman sampaikan bahwa dirinya lapar dan mau minta makan Pisang yang dipersembahkan dalam Misa tadi. Pastor itu langsung membagi Pisang dan buah-buahan lainnya itu lalu berikan kepada kami yang lapar. Persembahan itu sebetulnya untuk pastor tetapi pastor berikan kepada Anak Anak yang lapar dan Anak -anak makan bahan persembahan itu. Ini tepat sekali dengan Bacaan Injil hari ini bahwa bahan persembahan untuk para imam dalam Bait Allah diambil oleh pengikut Daud yang lapar dan memakannya walaupun dalam situasi normal, ambil bahan persembahan yang hanya untuk para imam  itu tidak diijinkan. Utamakan nilai hidup bagi orang lapar  maka dapat melanggar aturan yang dapat berlaku hanya dalam situasi normal. *****

Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XV


Jumat, 16 Juli 2021


PF S.P. Maria di Gunung Karmel


Bacaan Pertama

Kel 11:10-12:14


"Hendaknya kalian menyembelih anak domba pada waktu senja.

Apabila Aku melihat darah, maka aku akan melewati kalian."


Pembacaan dari Kitab keluaran:


Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat di depan Firaun.

Tetapi Tuhan mengeraskan hati Firaun,

sehingga ia tidak membiarkan orang Israel pergi dari negeri Mesir.


Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir,

"Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu,

bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun.

Katakanlah kepada segenap jemaat Israel,

'Pada tanggal sepuluh bulan ini

hendaklah diambil seekor anak domba

oleh masing-masing menurut kaum keluarga,

seekor untuk tiap-tiap rumah tangga.

Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya

untuk menghabiskan seekor anak domba,

maka hendaklah ia bersama-sama dengan tetangga yang terdekat

mengambil seekor menurut jumlah jiwa;

tentang anak domba itu

kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang.


Anak domba itu harus jantan, tidak bercela dan berumur setahun,

boleh domba, boleh kambing.

Anak domba itu harus kalian kurung

sampai tanggal empat belas bulan ini.

Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya

pada senja hari.

Dan darahnya harus diambil sedikit

dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah

tempat orang makan anak domba itu.


Pada malam itu juga

mereka harus makan dagingnya yang dipanggang;

daging panggang itu harus mereka makan

dengan roti tak beragi dan sayuran pahit.

Janganlah kalian memakannya mentah atau direbus dalam air;

tetapi hanya dipanggang di api,

lengkap dengan kepala, betis dan isi perutnya.

Janganlah kalian tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi.

Apa yang tinggal sampai pagi harus dibakar habis dalam api.

Beginilah kalian memakannya:

pinggang berikat, kaki berkasut dan tongkat ada di tanganmu.

Hendaklah kalian memakannya cepat-cepat.

Itulah Paskah bagi Tuhan.


Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir,

membunuh semua anak sulung,

baik anak sulung manusia, maupun anak sulung hewan,

dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman,

Akulah, Tuhan.

Adapun darah domba tersebut menjadi tanda bagimu

pada rumah-rumah tempat kalian tinggal.

Apabila Aku melihat darah itu, Aku akan melewati kalian.

Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah kalian

pada saat Aku menghukum negeri Mesir.

Hari itu harus menjadi hari peringatan bagimu

dan kamu harus rayakan

sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun.

Hari itu harus kalian rayakan sebagai suatu ketetapan

untuk selama-lamanya.'


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18,R:13


Refren: Aku akan mengangkat piala keselamatan

dan menyerukan nama Tuhan.


*Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan

segala kebaikan-Nya kepadaku?

Aku akan mengangkat piala keselamatan,

dan akan menyerukan nama Tuhan.


*Sungguh berhargalah di mata Tuhan

kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

Ya Tuhan, aku hamba-Mu!

Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!

Engkau telah melepas belengguku!


*Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,

dan akan menyerukan nama Tuhan;

aku akan membayar nazarku kepada Tuhan

di depan seluruh umat-Nya,


Bait Pengantar Injil

Yoh 10:27


Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan.

Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.


Bacaan Injil

Mat  12:1-8


"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Pada suatu hari Sabat,

Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum.

Karena lapar

murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.


Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus,

"Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu

yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."


Tetapi Yesus menjawab,

"Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud,

ketika ia dan para pengikutnya lapar?

Ia masuk ke dalam bait Allah,

dan mereka semua makan roti sajian

yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam.

Atau tidakkah kalian baca dalam kitab Taurat,

bahwa pada hari-hari Sabat,

imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah,

namun tidak bersalah?

Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah.


Seandainya kalian memahami maksud sabda ini,

'Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan,'

tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah.

Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."


Demikianlah sabda Tuhan.