Jumat, 19 Maret 2021

"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"

     *P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Yer.11:18-20

Yoh. 7:40-53




"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"



Orang yang dituduh bersalah untuk dihukum harus didengarkan dan minimal harus ada dua orang saksi atas tuduhan itu dalam bangsa Yahudi. Kalau yang tertuduh mengatakan bahwa ia tidak bersalah dan banyak orang yang bersaksi tentang dirinya tidak bersalah, maka tuduhan atas dirinya tidak dapat dilanjutkan untuk dihukum. Hal ini tampak dalam bacaan pertama dan bacaan Injil hari ini.


Yeremia seorang nabi yang mewartakan kebenaran sesuai kehendak Allah. Tetapi ada begitu banyak orang juga yang menghalanginya bahkan membunuhnya. Perbuatan baik sesuai kehendak Allah tidak selamanya diterima oleh semua orang. Tetapi meskipun demikian, Yeremia tetap konsisten mewartakan kebenaran Allah untuk menyelamatkan dunia.


Dalam bacaan Injil Yesus adalah Mesias yang dipersiapkan kedatangan-Nya oleh para nabi baik dalam Perjanjian Lama dan dalam Perjanjian Baru oleh Yohanes Pembaptis. Yesus tampil sebagai Mesias tetapi banyak orang yang menolak-Nya dan bahkan hendak menghukum-Nya berdasarkan hukum Yahudi karena Yesus Anak Tukang Kayu itu menyebut diri-Nya sebagai Mesias. Tetapi Nicodemus yang tahu baik hukum Yahudi, menantang orang-orang Farisi yang hendak menghukum Yesus itu dengan pola pikir berdasarkan hukum Yahudi bahwa Yesus harus didengarkan dan minimal harus ada dua orang saksi atas kesalahan Yesus agar pantas dihukum sesuai hukum Agama Yahudi. Cara berpikir Nikodemus ini sangat menantang orang Farisi yang hendak menghukum Yesus yang adalah Mesias, hanya berdasarkan pandangan mereka sendiri yang anti atau tidak suka lagi pada Yesus yang tampil menarik dalam mewartakan Kerajaan Allah di dalam Bait Allah Yerusalem. Dengan demikian pengikut Agama Yahudi pun memiliki peluang alternatif untuk lebih memilih mengikuti Yesus dan harus meninggalkan Agama Yahudi. 


Kita sebagai orang beriman  selalu berkomitmen berbuat baik bagi sesama di sekitar kita  sesuai kehendak Allah. Kita sadar dan siap  menerima setiap penolakan bahkan ancaman hukuman seperti Yesus dan Yeremia yang selalu setia melakukan yang terbaik kepada sesama di dalam tugas pelayanan, sekalipun ditolak dan diancam untuk dibunuh. Perayaan Ekaristi yang kita rayakan hari ini adalah pusat dan jantung iman kita, memberikan hidup kita untuk tetap setia pada Tuhan dalam suasana suka maupun duka.***