Jumat, 18 Juni 2021

Pilih Allah itu Primer bagi orang beriman

    

*P.Benediktus Bere Mali, SVD* 


Orang lebih merespons positif terhadap kehebatan seseorang, misalnya orang yang berhasil di dalam sebuah pertandingan bola kaki perebutan piala dunia. Masih ingat baik Andreas Escobar ditembak pendukungnya  karena ia  gol bunuh diri sehingga teamnya kalah dan tersingkir.  Orang sedikit bahkan banyak mengalami kesulitan untuk berbangga atas kegagalan bahkan merespons emosional terhadap kegagalan sesamanya tanpa berpikir panjang pakai logika mengapa sesamanya gagal. Singkatnya orang tidak mau berbangga atas kelemahan dan kegagalannya karena orang tidak melihat pesan positif di balik kegagalannya atau kegagalan sesamanya. Hanya orang yang melihat sisi positif di balik kegagalannya itulah dapat berbangga atas kelemahan dan kegagalannya karena di balik kegagalan ada keberhasilan yang tertunda.


Paulus menulis Surat kepada Umat di Korintus  dengan pesan berbangga atas kelemahannya karena dalam kelemahannya itulah anugerah besar Allah bekerja di dalam dirinya yang terpilih menjadi murid Kristus. Mengapa ia bangga atas kelemahannya sementara dunia ini sulit mengakui apalagi berbangga atas kelemahannya?  Orang Korintus berbangga atas kehebatannya dalam kekayaan mereka dan kehebatan dalam kehidupan rohani. Mereka tidak mengakui kelemahannya apalagi bangga atas kelemahan mereka. Artinya orang Korintus Itu sangat sombong atas kekayaan materi dan kehebatan spiritualitas mereka. Paulus justru sebaliknya bahwa berbangga atau menerima kelemahan diri dan dengan rendah hati di hadapan Allah, tidak merasa diri sangat hebat, sebagai peluang dan pintu lebar bagi rahmat Allah bekerja di dalam dirinya yang sangat rendah hati di hadapan Tuhan dan Sesama. Artinya bahwa Paulus tidak tunduk di hadapan harta duniawi dan kesombongan yang Mempersulit dirinya menerima kelemahan diri berbasis kerendahan hati sebagai peluang terbuka lebar bagi Allah bekerja di dalam dirinya. Rahmat Allah yang berkerja di dalam diri yang lemah dan rendah hati inilah membuat Paulus berbangga atas kelemahannya, yang digunakan sebagai cara Paulus mengkritik Umat di Korintus yang sombong atas harta kekayaan dan kehebatan spiritualitas mereka yang didukung oleh harta kekayaan  yang mereka miliki. Cara kritik Paulus terhadap Umat Korintus ini sebetulnya fokuskan diri dan orang Korintus hanya pada Allah sedangkan uang sebagai dukungan karya pelayanan. Orang Korintus harus sadar bahwa harta kekayaan duniawi sebagai Sarana bagi Pewartaan Injil. 

Bacaan Injil secara tajam tegaskan bahwa orang tidak boleh menyembah Mammon dan Allah sekaligus.  Orang harus fokus utamakan Allah di atas segala-galanya termasuk Mammon. Mammon banyalah sebagai Sarana yang mendukung pelayanan Allah. Orang tidak boleh pasif dalam Hal pilihan Allah sebagai utama,tetapi harus aktif memilih Allah dalam kata, tulisan dan aksi konkret di hadapan publik.

Kita memiliki panggilan kita masing-masing. Seorang imam fokusnya adalah pelayanan Sakramen-sakramen yang berpusat pada Perayaan Ekaristi setiap hari bersama jemaat maupun secara pribadi. Status, profesi, gelar dalam bidang lain sebagai yang sekunder yang mendukung tugas pokok imam sebagai yang primer. Demikian juga seorang yang menjalani panggilan hidup berkeluarga, fokusnya adalah hidup berkeluarga sedangkan semua profesi, kerja, uang, untuk kehidupan berkeluarga. Orang tidak dapat menyembah Mammon sekaligus Allah. Karena orang yang menyembah Mammon sekaligus Allah akan menimbulkan kekacauan dalam hidupnya. Pilihlah Allah sebagai yang primer sedangkan Mammon hanyalah sebagai Sarana yang mendukung kita untuk fokus pada Hal primer. ***


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XI


Sabtu, 19 Juni 2021


PF S. Romualdus, Abas


Bacaan Pertama

2Kor 12:1-10


"Aku suka bermegah atas kelemahanku."


Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:


Saudara-saudara,

aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya.

Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan

dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.

Aku tahu tentang seorang Kristen;

empat belas tahun yang lalu,

entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh,

aku tidak tahu, Allahlah yang tahu

orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga.

Aku juga tahu tentang orang itu,

(entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh,

aku tidak tahu, Allahlah yang tahu),

ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus

dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan,

yang tidak boleh diucapkan manusia.

Atas orang itu aku hendak bermegah,

tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah,

selain atas kelemahan-kelemahanku.

Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga,

aku bukan orang bodoh lagi,

karena aku mengatakan kebenaran.

Tetapi aku menahan diriku,

supaya jangan ada orang yang menilai aku

lebih daripada yang mereka lihat padaku

atau yang mereka dengar dari padaku.


Saudara-saudara,

agar aku jangan meninggikan diri

karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu,

aku diberi suatu duri di dalam dagingku,

yaitu seorang utusan Iblis

untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri.

Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan,

supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku,

"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,

sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."


Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku,

agar kuasa Kristus turun menaungi aku.

Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan,

siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan

oleh karena Kristus.

Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 34:8-9.10-11.12-13,R:9a


Refren: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.


*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,

lalu meluputkan mereka.

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!

Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!


*Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus,

sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan.

Singa-singa muda merana kelaparan,

tetapi orang-orang yang mencari Tuhan

tidak kekurangan suatu pun.


*Marilah anak-anak, dengarkanlah aku,

takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu!

Siapakah yang menyukai hidup?

Siapakah yang mengingini umur panjang

untuk menikmati yang baik?


Bait Pengantar Injil

2Kor 8:9


Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya,

agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.


Bacaan Injil

Mat 6:24-34


"Janganlah kuatir akan hari esok."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,

"Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.

Karena jika demikian,

ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain,

atau ia akan setia kepada yang seorang

dan tidak mengindahkan yang lain.

Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.


Karena itu Aku berkata kepadamu:

Janganlah kuatir akan hidupmu,

apa yang hendak kalian makan atau minum,

dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,

apa yang hendak kalian pakai.

Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan,

dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?

Pandanglah burung-burung di langit,

yang tidak menabur dan tidak menuai,

dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,

toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga.

Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu?


Siapakah di antara kalian

yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja

pada jalan hidupnya?

Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian?

Perhatikanlah bunga bakung di ladang,

yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.

Namun Aku berkata kepadamu,

Salomo dalam segala kemegahannya pun

tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang,

yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,

tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kalian,

hai orang yang kurang percaya?


Maka janganlah kamu kuatir dan berkata,

'Apakah yang akan kami makan?

Apakah yang akan kami minum?

Apakah yang akan kami pakai?'

Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.

Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu,

bahwa kalian memerlukan semuanya itu.

Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,

maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.


Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok,

karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.

Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


Demikianlah sabda Tuhan.