Kamis, 01 November 2012

Kotbah Misa Harian, Jumat 2 Nopember 2012



GEREJA YANG MENDERITA

2Mak 12:43-46; 1Kor 15:12-34;Yoh 6:37- 40
Misa di Kapela Soverdi Surabaya
Jumat Pertama 2 Nopember 2012


(Rm. Benediktus Bere Mali, SVD)

Hari ini adalah Peringatan Wajib Semua Arwah Orang Beriman. Mereka adalah Gereja yang menderita.

Kita adalah Gereja yang sedang berziarah memberikan tempat yang istimewa bagi Gereja yang menderita di dalam Kalender Liturgi Gereja Katolik. Gereja yang sedang berziarah bersama Gereja Para Kudus di Surga mendoakan mereka dengan tujuan utama yaitu agar dosa anggota Gereja yang menderita di api penyucian diampuni dan diberikan tempat yang bahagia di Surga bergabung bersama Gereja Para Kudus di Surga, sehingga bilangan anggota Gereja Para Kudus di Surga bertambah untuk menjadi pendoa bagi Gereja yang berziarah di bumi dan Gereja yang menderita di tempat penantian.

Apakah Gereja yang sedang menderita, membtuhkan doa kita sebagai anggota Gereja yang sedang berziarah, bersama Gereja yang jaya di Surga, sehingga setiap tanggal 2 November, kita secara khusus mendoakan mereka?

Ada banyak pengalaman hidup yang memberikan jawaban.  Saya mempunya pengalaman ini. Pada suatu hari ketika saya sedang memfokuskan perhatian dan konsentrasi mengerjakan skripsi sarjana di STFT, saya lalai berdoa untuk orang tua saya terutama untuk orang tua yang telah meninggal dunia.

Pada suatu saat, saya mimpi mama saya yang telah meninggal dunia. Dalam mimpi itu, mama saya marah saya karena saya mulai melupakan mama saya dengan cara tidak mendoakan mama saya. Malam itu, saya tersadar, dan bangun menangis, kemudian mendoakan mama saya. Sejak malam itu saya mendoakan mama setiap hari. Pengalaman ini menunjukkan bahwa Mama sudah berbahagia di surga berkat doa-doa saya setiap hari bagi mama saya.

Yudas panglima Israel, dalam bacaan pertama (2Makabe 12 : 43 - 46), mengumpulkan kurang lebih dua ribu dirham perak dari anggota pasukan, dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban penghapusan dosa, bagi teman-temannya yang gugur di dalam pertempuran perang, yang meninggal tanpa persiapan rohani, agar mereka juga keluar dari penderitaan di api penyucian, dan dibangkitkan masuk ke dalam kebahagiaan di surga.

Yudas yakin bahwa orang yang meninggal dengan saleh mendapat kebahagiaan di Surga. Untuk itu, disuruhnyalah mengadakan kurban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.

Singkatnya, Yudas dengan pasukannya berdoa bagi teman-temannya meninggal dan memberikan intensi misa yang dikirim ke Bait Allah Yerusalem, agar para imam mendoakan mereka yang meninggal tanpa persiapan rohani, sehingga dosa -dosanya dihapus dan diperkenankan mengalami kebahagiaan abadi di Surga.

Doa Yudas dan doa kita bagi orang yang meninggal adalah Doa yang berpusat pada Kristus. Mengapa?

Setiap orang yang percaya kepada Kristus dan datang kepadaNya dalam doa serta memohon kepadaNya bagi keselamatan sesama, pasti doanya dikabulkan. Kristus menghendaki bahwa semua yang diserahkan Bapa di surga kepadaNya menjadi milikNya, "Jangan ada yang hilang, tetapi dibangkitkanNya pada akhir zaman."  

Keselamatan di dalam Kristus, ditekankan di dalam Kisah Para Rasul 4 : 12 : "Hanya di dalam Kristus ada Keselamatan." Juga di dalam Yohanes 14 : 6 : "Kristus adalah satu-satunya jalan, kebenaran dan kehidupan." Hal inilah yang ditekankan juga dalam Bacaan Kedua.  

Kristus secara tegas bersabda, melalui DiriNya, ada keselamatan. Maka kita tidak boleh ke lain hati dalam hidup beriman dan beragama. Kita berdoa bagi keselamatan diri dan sesama dalam nama Yesus. Karena hanya dalam nama Yesus ada keselamatan kekal. Karena Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan dan kehidupan yang kekal.

Hal ini pula yang harus kita anut dan diperdalami dalam tahun iman, pada tahun ini. Kita harus tetap teguh beriman di dalam dunia yang semakin membuat segalanya relatif. Di tengah dunia yang didominasi oleh relativisme, kita harus tetap teguh beriman kepada Kristus sumber keselamatan kita. Iman kita kepada Kristus berdampak sosial, yaitu  menyelamatkan sesama, termasuk sesama yang telah meninggal dunia dan masih di api penyucian. Maka kita tidak boleh berhenti mendoakan sama saudara dan anggota keluarga kita yang telah meninggal dunia.