Senin, 04 Januari 2021

Homili misa harian Selasa 5 Januari 2021

  "Allah adalah Kasih/Beri"



*P. Benediktus Bere Mali, SVD*



1Yoh 4:7-10

Mrk 6:34-44



Setiap hari kita menerima waktu dan napas sampai akhir hidup kita. Kita menerima dari yang lain. Dalam iman, Tuhan Yesus yang memberi/kasih waktu dan napas kehidupan kepada kita. 


Allah adalah beri/kasih. Itulah intisari Bacaan pertama Hari ini. Setiap orang yang menerima Allah bersekutu dengan Allah dan tinggal di dalam Allah tampil beraksi memberi/kasih kepada Sesama. Sebaliknya orang yang tidak memberi/mengasihi Sesama  tidak mengenal Allah. 


Allah adalah Kasih/beri. Kasih Allah paling besar kepada Kita adalah Mengutus Anak-Nya untuk menebus dosa-dosa kita.  Kasih Allah secara Rohani ini terpenuhi di dalam Kasih/beri Allah secara lahiriah. Bacaan Injil Hari ini menampilkan Yesus yang memberi makan kepada orang banyak yang lapar. Inilah kasih yang nyata dan konkret. Inilah Kasih Allah tidak sebatas kata-kata indah. Inilah kasih Allah kepada Kita manusia paling nyata. 


Yesus berkata kepada Kita para muridNya pada zaman ini: "Kamu Harus memberi makan kepada orang yang lapar." Inilah Kasih/Beri kepada Sesama. Allah adalah Kasih. Kasihmu kepada Sesama dan kasihmu kepada  Sesama secara real menegaskan bahwa Allah adalah Kasih menurut imanmu kepadaNya. 


Di sekitar Kita ada banyak orang kaya materi berupa uang dan barang lain. Tetapi ada juga begitu banyak orang yang tidak memiliki apa-apa  yaitu mereka yang miskin dan papa. Baik yang kaya dan miskin itu termasuk orang yang beriman kepada Allah adalah Kasih. Iman mereka akan Allah adalah Kasih dapat terungkap dalam  berbagi, solider dan berbela rasa dengan Sesama. Kalau orang kaya tidak mau berbagi berarti hal itu membuat iman akan Allah adalah Kasih sesungguhya belum berakar di dalam hidupnya. 


Bagi Kita saat ini tentu Kita memiliki banyak kekurangan di Masa pandemik covid-19 ini, di samping kelebihan-kelebihan yang Kita miliki. Seringkali banyak orang berprinsip dirinya berkelebihan dulu kemudian dapat kasih/beri kepada orang lain. Tetapi Kita masih ingat orang miskin/janda miskin dalam Injil, ia memberi persembahan dari kekurangannya dan hal itu diperhatikan Tuhan Yesus. Membantulah Sesama Selama waktu hidupmu. Jangan sampai menunggu anda kaya dulu Baru membantu Sesama. Jangan sampai anda berpikir anda kaya dulu Baru sekolahkan anak. Tetapi sekolahkanlah anak dari apa yang sedang anda miliki. Tuhan memperhatikan setiap kali anda memberi yang terbaik kepada Sesamamu, walau paling sederhana sekalipun. ***

Homili Senin 4 Januari 2021

Cahaya Matahari Yesus Menerangi Segala Bangsa





*P. Benediktus Bere Mali, SVD* 



Bacaan Pertama

1Yoh 3:22-4:6

Bacaan Injil

Mat 4:12-17.23-25



Setiap Hari kita menerima Cahaya  Matahari menyinari Kita masing-masing. Cahaya Matahari itu menyinari semua bangsa. Demikian juga Terang Matahari Kristus Menerangi Semua Bangsa di bumi.


Bacaan Injil Hari ini  menegaskan bahwa Yesus adalah Terang Dunia, pergi mewartakan Sabda Allah ke daerah Zebulon dan Naftali, bangsa asing yang masih hidup di dalam kegelapan. Tujuan Yesus ke daerah kafir,  Zebulon dan Naftali agar Terang-Nya bersinar kepada    Naftali dan  Zebulon yang masih belum mengenal dan mendapat Terang Kristus. Dengan demikian Terang Kristus menyinari semua orang lintas batas terwujud di Negeri asing Zebulon dan Naftali.


Dalam Bacaan pertama, orang yg mengetahui  inkarnasi disebut sebagai orang memiliki Roh Allah. Sedangkan orang yang tidak mengakui inkarnasi disebut sebagai orang yang dikuasai roh antikristus. Mereka ini dapat dibantu agar mereka dapat beralih dari antiKristus menjadi pro Kristus. Untuk itulah Yesus yaitu Sang Terang itu sendiri pergi menyebarkan  Sukacita Kristus kepada segala Bangsa sehingga mereka bertobat dan berjalan bersama Sang Sabda yaitu Yesus Sang Terang Sejati bagi dunia.


Pesan bagi Kita hanya satu. Yesus menyelamatkan segala bangsa.  Kita menerima, menyembah dan memuliakan Yesus kemudian mewartakan Yesus kepada segala bangsa agar Terang Kristus mereduksi kegelapan yang masih menguasa Hati orang dari bangsa-bangsa di bumi. ***