Jumat, 23 Juli 2021

Aturan Menyuburkan Hati Sebagai Tanah Subur Bagi Bertumbuhnya Benih Sabda Allah

    

*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Sebuah restoran selalu padat pada jam makan siang dan malam. Sedangkan restoran tetangga sepi Pelanggan. Seorang sahabat lalu mengantar seorang visitor asing  ke restoran yang padat dikunjungi. Pengunjung asing Tanya pada pangantar tentang alasan restoran padat pengunjung dengan restoran tetangga sepi. Jawabannya sederhana bahwa makanan enak restoran rame sedangkan restoran sepi karena makanan kurang membangkitkan selera banyak orang. Membuat makanan enak menarik banyak Pelanggan  memiliki aturan yang sangat kompleks mulai dari pilihan bumbu, cara mengolah bumbu saat memasak, timing memasak, pelayan, dan segala aspek dan training karyawan diatur secara baik untuk membuat restoran tetap rame dikunjungi Pelanggan yang memiliki dampak luas bagi pemilik dan karyawan restoran. Dengan sederhana membuat restoran enak bagi Pelanggan itu bukan sesuatu yang jatuh dari langit tetapi ada aturan ketat dalam usaha pemilik dan karyawan membuat restoran laris Manis. 

Seorang petani menyiapkan lahan subur bagi benih unggul bertumbuh subur, berbuah, berhasil unggul pasti tidak terlepas dari aturan ketat yang ditaati petani dalam proses awal membuat Tanah Subur sampai memetik hasil berlimpah.  

Kita sebagai lahan hati bagi benih Sabda Allah bertumbuh subur, berkembang, berbuah banyak, memetik hasil banyak, dan menikmati hasil dengan sukacita pasti tidak terlepas dari aturan ketat sejak awal proses menjadikan Tanah hati kita subur bagi Bertumbuhnya Benih Sabda Allah, berkembang, berbuah, panen dan menikmati nikmatnya hasil usaha pribadi sebagai puncak dalam proses menjadikan hati Sebagai Tanah Subur Bagi Sabda Allah.  

Aturan ketat bagi Seseorang menyiapkan hati Sebagai Tanah Subur adalah jelas, konkret, nyata, yaitu dekalog sebagai Pagar bagi setiap orang beriman membuat hatinya subur. Bacaan pertama memberikan aturan membuat setiap orang beriman Menyuburkan Tanah hatinya sebagai lahan subur bagi bertumbuh subur benih Sabda Allah. Tanah hati subur pasti Benih Sabda Allh bertumbuh Subur dan pasti berhasil banyak. 

Hal ini sangat tepat dengan Injil hari ini: "Sedangkan benih yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh ganda."*****


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XVI


Jumat, 23 Juli 2021


PF S. Brigita, Biarawati


Bacaan Pertama

Kel 20:1-17


"Hukum Taurat diberikan lewat Musa."


Pembacaan dari Kitab Keluaran:


Di Gunung Sinai Allah berfirman begini:

"Akulah Tuhan, Allahmu,

yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir,

dari tempat perbudakan.

Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku.

Jangan membuat bagimu patung

yang menyerupai apa pun yang ada di langit,

atau yang ada di bumi atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya,

sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu,

yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya,

kepada keturunan yang ketiga dan keempat

dari orang-orang yang membenci Aku.

Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang,

yaitu mereka yang mengasihi Aku,

dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan,

sebab Tuhan akan memandang bersalah

orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.


Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.

Enam hari lamanya engkau bekerja

dan melakukan segala pekerjaanmu.

Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu.

Maka janganlah melakukan sesuatu pekerjaan,

engkau sendiri atau anakmu laki-laki,

atau anakmu perempuan,

hambamu laki-laki dan hambamu perempuan,

atau hewanmu atau orang-orang yang di tempat kediamanmu.

Sebab enam hari lamanya

Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,

dan pada hari ketujuh Ia Beristirahat.

Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat

dan menguduskannya.


Hormatilah ayah dan ibumu,

supaya lanjut umurmu

di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.

Jangan membunuh.

Jangan berzinah.

Jangan mencuri.

Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu.

Jangan mengingini rumah sesamamu.

Jangan mengingini isterinya, atau hamba sahayanya,

lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu."


Demikianlah Sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 19:8-11,R:Yoh 6:64


Refren: Tuhan, Engkau memiliki sabda hidup abadi.


*Taurat Tuhan itu sempurna,

menyegarkan jiwa;

peraturan Tuhan itu teguh,

memberikan hikmat kepada orang bersahaja.


*Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati;

perintah Tuhan itu murni, membuat mata cerita.


*Takut akan Tuhan itu suci,

tetap untuk selama-lamanya;

hukum-hukum Tuhan itu benar,

adil selalu.


*Lebih indah daripada emas,

bahkan daripada emas tua;

dan lebih manis daripada madu,

bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.


Bait Pengantar Injil

Luk 8:15


Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah

dalam hati yang baik dan tulus ikhlas,

dan menghasilkan buah dalam ketekunan.


Bacaan Injil

Mat 13:18-23


"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, menghasilkan buah."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,

"Dengarkanlah arti perumpamaan penabur.

Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga

dan tidak mengerti,

akan didatangi si jahat,

yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya.

Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan.


Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu

ialah orang yang mendengar sabda itu

dan segera menerimanya dengan gembira.

Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja.

Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu,

orang itu pun segera murtad.


Yang ditaburkan di tengah semak duri

ialah orang yang mendengar sabda itu,

lalu sabda itu terhimpit

oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan,

sehingga tidak berbuah.


Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik

ialah orang yang mendengar sabda itu dan mengerti,

dan karena itu ia berbuah,

ada yang seratus, ada yang enam puluh,

dan ada yang tiga puluh ganda."


Demikianlah sabda Tuhan.