Kamis, 18 Maret 2021

Hari Raya St. Yusuf Suami SP Maria

   *P.Benediktus Bere Mali,SVD*


Renungan 19 Maret 2021

2Sam.7:4-5a.12-14a.16

Mzm. 89:2-3.4-5.27.29; Ul:37

Rm.4:13.16-18.22

Luk.2:41-51a


Apa artinya di balik selalu diamnya St.Yusuf ayah Yesus di dalam bacaan Injil hari ini?


Setiap Orang yang membaca Kitab Suci dapat melihat dari berbagai segi tentang diamnya St.Yusuf  ayah Yesus di dalam seluruh Kitab Suci, sejak Yesus dikandung Maria, lahir di Kandang Betlehem, ke Mesir  ungsi bersama Yesus yang akan dibunuh oleh Raja Herodes karena kelahiran-Nya di Betlehem sebagai Raja Israel sesuai nubuat para nabi terdahulu, setelah Herodes mati, Yusuf bersama Yesus dan Maria kembali ke Nazaret, lalu Yesus yang hilang pada usia 12 Tahun dan ditemukan di dalam Bait Allah Yerusalem pada Hari Raya paskah Yahudi seperti di dalam Injil hari ini.  


Sejarah St. Yusuf yang selalu diam dalam keluarga Kudus Nazaret yang sangat partikukar persoalannya  ini sesungguhnya di baliknya mengandung  persoalan kemanusiaan yang sangat universal. 

Hal ini sangat sesuai bila pendekatan meta-historis digunakan untuk menyimak sejarah diamnya St. Yusuf di dalam seluruh Kitab Suci. Meta artinya di balik dan historis artinya sejarah. Meta-historis berarti di balik sejarah. Setiap sejarah partikular pasti ada unsur masalah kemanusiaan yang universal. Dalam konteks ini kita dapat dikatakan bahwa di balik sejarah diamnya St. Yusuf dalam seluruh Kitab Suci termuat masalah kemanusiaan universal sebagai nilai yang diperjuangkan dan sebagai tujuan. Dalam sejarah diamnya terjadi konflik nilai untuk kepentingan diri sendiri dengan nilai kemanusiaan universal. Misalnya Herodes ingat diri tidak mau diganggu oleh kelahiran Yesus sebagai Raja Israel sesuai nubuat ara nabi. Maka Herodes hendak membunuh Yesus. Tetapi Yusuf mengutamakan nilai kemanusiaan universal mengungsi ke Mesir untuk menyelamatkan Yesus. Mengapa hal ini terjadi di dalam diri Yusuf?


Yusuf memiliki relasi intim dengan Allah sangat kuat dan kokoh tidak terpatahkan. Tuhan memandu Sto. Yusuf menjadi suami Maria yang mengandung Yesus dari Roh Kudus dan menjadi ayah Yesus, dimana panduan itu disampaikan melalui komunikasi mimpi. Hal ini dilakukan Yusuf karena mengutamakan kepentingan kemanusiaan Maria dan Yusuf yang berkaitan dengan kebudayaan keluarga Yahudi, empati dengan Maria dan Yusuf, serta bertanggungjawab atas panggilan Tuhan melalui mimpinya. Tuhan bersabda kepada Yusuf dalam mimpi, dan Yusuf melakukan Sabda Allah tanpa kata, tanpa keluhan, selalu diam. Apa artinya jenis diam yang lahir dari St. Yusuf  ? 


Menurut refleksi saya, ada harapan besar St.Yusuf tentang Yesus dan harapan itu sejak Pertama kali Allah tampak dalam mimpinya menjadi suami Maria dan ayah Yesus. Harapan di balik sejarah diamnya Yusuf  inilah yang ditemukan di dalam bacaan-bacaan Suci hari ini. Saya sangat yakin bahwa dalam mimpinya Allah menyampaikan harapan besar di balik kehidupan keluarga Nazaret. Bacaan Pertama secara jelas lewat nubuat  Natan bahwa Yesus yang lahir dan hingga tampil berdiskusi dengan alim ulama dalam Injil hari ini adalah pemenuhan nubuat Nathan tentang Yesus seperti di dalam Bacaan Pertama. 

Yusuf sungguh berharap pada Yesus anaknya sebagai pemenuhan Perjanjian Lama, seperti harapan Abraham di dalam Bacaan kedua. 

Di balik sejarah diamnya Yusuf yang pestanya dirayakan hari ini sesungguhnya memiliki harapan yang berakar dalam Sabda Allah yang diterimanya melalui mimpinya. Yusuf memiliki dasar yang kokoh yaitu iman, harap dan kasih Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia.


Mari kita berdiam untuk belajar dari diamnya Yusuf bahwa ternyata di balik diamnya itu Yusuf memiliki harapan kemanusiaan universal. Ia diam,  tidak berkata atau berbicara tetapi ia selalu setia taat pada Tuhan yang memandunya dalam mimpi-mimpi untuk menyelamatkan Yesus sejak dalam rahim Maria sampai derita di Salib, kematian dan kebangkitan-Nya sebagai puncak Harapan Iman dan Kasih Yesus kepada kita manusia dan seluruh alam semesta. Sto. Yusuf doakanlah kami selalu.**



Liturgia Verbi (B-I)
HR S. Yusuf, Suami S.P. Maria

Jumat, 19 Maret 2021



Bacaan Pertama
2Sam 7:4-5a.12-14a.16

"Tuhan Allah akan memberikan kepada Dia
takhta Daud bapa-Nya."

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Pada suatu malam
datanglah firman Tuhan kepada Natan,
"Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud:
Beginilah firman Tuhan:
Apabila umurmu sudah genap,
dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu,
Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian,
anak kandungmu,
dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku,
dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya
untuk selama-lamanya.
Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.
Keluarga dan kerajaanmu
akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku,
takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 89:2-3.4-5.27.29,R:37

Refren: Anak cucunya akan lestari untuk selama-lamanya.

*Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya,
hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun.
Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya;
kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

*Engkau berkata,
 "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku,
Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku:
Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya,
dan membangun takhtamu turun-temurun."

*Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau,
Allahku dan gunung batu keselamatanku.
Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia
dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh."



Bacaan Kedua
Rom 4:13.16-18.22

"Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap,
Abraham toh berharap dan percaya."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus
kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
Bukan karena hukum Taurat
Abraham dan keturunannya diberi janji
bahwa mereka akan memiliki dunia,
tetapi karena kebenaran atas dasar iman.

Kebenaran yang berdasarkan iman itu
merupakan kasih karunia belaka.
Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya,
bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat,
tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham.
Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua,
seperti ada tertulis,
"Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa."
Kepada Allah itulah Abraham percaya,
yaitu Allah yang menghidupkan orang mati
dan yang dengan firman-Nya
menciptakan yang tidak ada menjadi ada.

Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap,
Abraham toh berharap dan percaya,
bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa,
sebab Allah telah berfirman kepadanya,
"Begitu banyaklah nanti keturunanmu."
Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mzm 84:5

Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu,
yang memuji-muji Engkau tanpa henti.



Bacaan Injil
Mat 1:16.18-21.24a

"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Menurut silsilah Yesus Kristus,
Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria,
yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Sebelum Kristus lahir,
Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf.
sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati,
dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum,
ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu,
malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata,
"Yusuf, anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu,
sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Maria akan melahirkan anak laki-laki,
dan engkau akan menamakan Dia Yesus,
karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya
dari dosa mereka."
Sesudah bangun dari tidurnya,
Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu
kepadanya.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Luk 2:41-51a
"Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Tiap-tiap tahun,  pada hari raya Paskah,
orang tua Yesus pergi ke Yerusalem.
Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun,
pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
Seusai hari-hari perayaan itu,
ketika mereka berjalan pulang,
tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya.
Karena mereka menyangka
bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka,
berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya,
lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan.
Karena tidak menemukan Dia,
kembalilah Maria dan Yusuf ke Yerusalem
sambil terus mencari Dia.

Sesudah tiga hari,
mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah;
Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama,
sambil mendengarkan mereka,
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
Semua orang yang mendengar Dia
sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya.

Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka.
Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya,
"Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?
Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
Jawab Yesus kepada mereka,
"Mengapa kamu mencari Aku?
Tidakkah kamu tahu
bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
Tetapi mereka tidak mengerti
apa yang dikatakan Yesus kepada mereka.

Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret;
dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Apa persamaan antara Bacaan pertama dan bacaan Injil pada hari ini?

     *P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Renungan Harian Kamis 18 Maret 2021

Kel. 32:7-14

Yoh. 5:31-37


Apa persamaan antara Bacaan pertama dan bacaan Injil pada hari ini? 



Setiap orang tua yang mencintai anaknya pasti marah terhadap anaknya yang bertindak salah di hadapan orang tua maupun di hadapan publik. Kemarahan itu berorientasi untuk membangkitkan kesadaran anak setelah salah kembali bertobat dengan meninggalkan kesalahan di masa lalu dan kini fokus pada hal yang baik sesuai kehendak baik arahan orang tua. Anak bertindak baik di depan orang tua dan di depan publik tujuannya untuk kebaikan dan keselamatan anak itu sendiri. 


Bacaan pertama dan bacaan Injil hari ini memiliki persamaan yaitu  kemarahan Allah pada umat-Nya yang tidak setia pada-Nya.  Dalam bacaan pertama Allah murka pada Umat Israel yang telah dibebaskan dari penjajahan dan perbudakan di Mesir itu menyembah berhala pada patung lembu buatan tangan manusia. Tetapi berkat dialog Musa sebagai seorang pemimpin hebat bangsa Israel itu dengan Allah maka Allah menurunkan amarah, kemudian menyelamatkan Bangsa Israel dalam perjalanan-Nya dari perbudakan Mesir ke Tanah terjanji. Musa pemimpin hebat memandu bangsa Israel kembali setia di jalan yang yang benar seturut kehendak Allah. 


Bacaan Injil secara tegas bahwa Allah yang murka terhadap bangsa Israel dalam bacaan pertama itu telah menjadi manusia di dalam diri Yesus yang juga marah terhadap orang Yahudi yang tidak percaya kepada-Nya. Hal ini terungkap melalui mereka mempunyai telinga tetapi tidak mendengarkan Sabda Yesus. Mereka memiliki mata tetapi tidak melihat perbuatan dan tanda yang Yesus lakukan di hadapan mereka. Mereka percaya pada Musa yang bersaksi bahwa seorang nabi besar akan lahir dan orang Yahudi harus mendengarkan Dia yaitu Yesus sendiri yang telah menjadi nyata di dalam Bacaan Injil hari ini. Tetapi orang Yahudi tidak menerima-Nya. 


Kepercayaan orang Yahudi fokus pada Yahweh saja tetapi tidak percaya pada Yesus. Sedangkan kita percaya kepada YAHWEH yang telah menjadi  manusia di dalam diri Tuhan Yesus.


Kita percaya bahwa Yesus adalah wujud nyata Yahweh yang telah lahir dan sedang hadir di antara kita. Kita mau setia dalam iman kita kepada-Nya baik dalam suka maupun duka, baik dalam sukacita maupun dalam dukacita kita. Kita mau setia dalam kesuksesan dan kegagalan kita. Namun demikian bahwa bahaya terbesar bagi orang yang sukses adalah sering dikuasai oleh kesombongannya sendiri dan orang gagal terjerat oleh kegagalannya sendiri. Idealnya adalah orang yang semakin sukses semakin rendah hati selalu setia pada Tuhan Yesus dalam perkataan dan tindakannya. Dan orang yang pernah jatuh lalu bangun kembali melihat ke depan dengan penuh harapan untuk terus bergerak maju di dalam naungan Kasih Tuhan. Tuhan selalu mengalirkan Rahmat-Nya bagi kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua.***