Rabu, 06 Maret 2013

Homili Rabu 6 Maret 2013



BANGUN DI ATAS DASAR KOKOH

HOMILI RABU 6 MARET 2013
Ul 4:1.5-9
MZM 147:12-13.15-16.19-20
MAT 5:17-19

P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD

Sebuah bangunan yang didirikan di atas fondasi  yang berpasir akan menghasilkan sebuah bangunan yang tampak megah tetapi dalam waktu yang singkat akan rapuh dan runtuh. Sedangkan bangunan yang didirikan di atas batu karang akan berdiri kokoh dalam menghadapi badai dan gelombang yang menghantuinya. Para pembangun dan pemilik bangunan senantiasa memilih bangunan berfondasikan pada dasar yang kokoh dan kuat sepanjang zaman.

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mendasari hidupnya berdasarkan Hukum Taurat. Semua orang mengakui hal itu. Yesus juga menyatakan demikian. Meskipun demikian, masih ada yang kurang dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka menguasai Hukum Taurat secara akademis tetapi belum melaksanakannya dengan lebih baik.

Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menguasai Hukum Taurat dengan akal budinya tetapi perilaku hidupnya tidak sejalan Hukum Musa itu, menjadi bahan pembinaan bagi formasi para muridNya. Apakah lebihnya para murid dari pada orang-orang Farisi dan ahli Taurat? Kalau para murid mengerti Hukum Taurat tetapi belum melaksanakannya maka mereka sama seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Sebaliknya jika mereka memahami Hukum Taurat secara akademis dan melaksanakannya dalam hidup, maka mereka itulah yang menempati tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Allah. Yesus bersabda: “...Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.” Bacaan pertama berbicara tentang Musa mengajarkan bangsa Israel di Padang Gurun. Musa berkata : “Hai bangsa Israel, dengarkanlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu.”

Perjanjian Lama khususnya bacaan  pertama menampilkan bahwa peziarahan bangsa Israel memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan dengan mendengarkan Hukum Musa dan melaksanakannya dengan penuh kesetiaan. Demikian juga dalam Perjanjian Baru khususnya di dalam Bacaan Injil menekankan bahwa perjalanan menuju tempat yang tertinggi di dalam Kerajaan Allah melalui pengajaran dan pelaksanaan Hukum Taurat secara utuh.

Tanah Terjanji dan Kerajaan Allah itu adalah Surga. Setiap orang beriman kepada Kristus Yesus berjalan di atas jalan-jalanNya yang dilaluiNya menuju kebahagiaan nan abadi di Surga. Tetapi orang yang berjalan di atas jalan-jalan yang berbeda dari jalan-jalan Yesus Kristus yang datang menyempurnakan Hukum Musa akan berjalan ke lain arah dan tujuan yang menyesatkan diri dan membawa penderitaan bagi dirinya sendiri.