Senin, 19 April 2021

Ini Solusi bukan emosi

 *P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Seorang Anak, sebutlah namanya Solusi sedang mengalami persoalan dalam hidupnya karena pandemi covid-19 yang menyulitkan Solusi untuk penelitian lapangan untuk tugas akhir sekaligus sebagai tahap akhir untuk meraih gelar akademis. Waktu studinya ada batasnya apalagi studi di luar Negeri. Solusi menyampaikan kepada orang tuanya berbagai kemungkinan atau alternatif yang ada untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami karena adanya pandemi covid-19 yang tidak menentu kapan akan berakhir.  Ada berbagai kemungkinan yaitu kembali ke negara asalnya untuk melanjutkan studi di negara asalnya dengan memenuhi aneka persyaratan yang telah dipenuhi baik di Universitas di Luar Negeri maupun universitas di dalam Negeri. Solusi telah melalui komunikasi yang intensif dengan universitasnya di luar negeri maupun universitas dalam negeri untuk perlengkapan urusan perpindahan dari luar negeri ke dalam negerinya sendiri. 

Solusi  sebetulnya mengurus perpindahan ini atas persetujuan orang tuanya. Solusi setelah mengurus semua dokumen itu lalu menulis Surat resmi kepada orang tuanya. Kemudian Solusi mengikuti test kesehatan covid-19 dengan hasil negatif lalu terbang ke tanah air bertemu dengan orang tuanya. 

Tepat Solusi tiba di rumah kelahirannya, orang tua menerima solusi secara dingin dan tidak ada kehangatan di dalam rumah. Setelah Solusi melewati Isolasi mandiri 14 hari, maka Solusi  minta waktu istimewa berbicara tentang Surat untuk melanjutkan studi di negara asalnya. Pembicaraan itu sudah berulang-kali tetapi Solusi yang menyelesaikan persoalannya itu dengan kepala dingin, tetapi sepertinya ditanggapi dengan emosi oleh orang tuanya. Lalu Solusi dengan tenang dalam suara lembut mengungkapkan kesejukan hati damainya kepada orang tuanya, papa dan mama, ini solusi bukan emosi. Orang tua pun meresponsnya lalu berkata, Anakku Solusi, papa dan mama mendukung untuk melanjutkan studimu Solusi.


Stefanus hadir dalam bimbingan Roh Kudus  menjadi solusi atas berbagai persoalan dan salah satunya persoalan tentang Kristus Yang Bangkit. Dalam Roh Kristus, Stefanus melaksanakan mukjizat dan banyak orang yang percaya kepada Kristus. Stefanus melakukan hal yang baik dan benar dalam Nama Kristus yang bangkit dan banyak orang yang percaya kepada Kebangkitan Kristus dalam sukacita dan mewartakan KebangkitanNya kepada sesama. Kristus adalah penyempurna Agama Yahudi. YAHWEH yang disembah dan dimuliakan di dalam Bait Allah Yerusalem telah dinyatakan secara nyata di dalam diri Kebangkitan Kristus. Penyempurnaan Identitas Agama Yahudi ini diterima oleh mereka yang menerima pewartaan Stefanus yang dilengkapi dengan mukjizat-mukjizat yang dilakukan Stefanus dalam bimbingan Roh Kudus. 


Tetapi mereka yang masih dalam Identitas  Bangsa Yahudi Perjanjian Lama, melihat Stefanus sebagai orang yang berkepala batu, penghujat Allah, melawan dan merusak Identitas atau Tradisi Yahudi. Dengan kata lain, Setefanus memberi solusi tetapi sebagian Orang Yahudi  menanggapinya dengan emosi.  Stefanus dan pengikutnya memberi solusi tetapi mereka yang menolaknya masih berbasis emosi. 


Kita yang percaya kepada Kristus yang bangkit memberi solusi kepada semua mereka yang menolak Kristus yang bangkit dengan emosi yang meluap-luap tidak terkontrol. Kita mau seperti Stefanus hadir memberi solusi atas persoalan bukan menciptakan emosi menanggapi tawaran solusi atas aneka soal yang ada.***

_------++++++++++++++-------++++-----++++---

 Sumber Bacaan Renungan misa harian

Senin, 19 April 2021

Bacaan Pertama

Kis 6:8-15


"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus

dan Roh yang mendorong dia berbicara."


Pembacaan dari Kisah Para Rasul:


Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa,

mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda

di antara orang banyak.


Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi

yang disebut jemaat orang Libertini.

 -- anggota-anggota jemaat ini

adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria --

Mereka datang

bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia.

Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,

tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya

dan Roh yang mendorong dia berbicara.


Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan,

"Kami telah mendengar

dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah."

Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan

di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat;

maka mereka menyergap Stefanus,

lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.


Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata,

"Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan

yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat.

Sebab kami telah mendengar dia mengatakan,

bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini

dan mengubah adat istiadat

yang diwariskan oleh Musa kepada kita."

Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu

menatap Stefanus,

lalu mereka melihat muka Stefanus

sama seperti muka seorang malaikat.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 119:23-24.26-27.29-30,R:1b


Refren: Berbahagialah orang-orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.


*Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku,

hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.

Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku,

dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.


*Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku;

ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu,

supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.


*Jauhkanlah jalan dusta dari padaku,

dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.

Aku telah memilih jalan kebenaran,

dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.


Bait Pengantar Injil

Mat 4:4ab


Manusia hidup bukan dari roti saja,

tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.


Bacaan Injil

Yoh 6:22-29


"Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa,

melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:


Setelah Yesus mempergandakan roti,

keesokan harinya orang banyak,

yang masih tinggal di seberang danau Tiberias,

melihat bahwa di situ tidak ada perahu

selain yang dipakai murid-murid Yesus.

Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu

bersama-sama dengan murid-murid-Nya,

dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.

Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias

ke dekat tempat mereka makan roti,

sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.


Ketika orang banyak melihat

bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak,

mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum

untuk mencari Yesus.

Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu,

mereka berkata kepada-Nya,

"Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"

Yesus menjawab, "Aku berkata kepadamu,

sesungguhnya kamu mencari Aku,

bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda,

melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa,

melainkan untuk makanan

yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal,

yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu;

sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."


Lalu kata mereka kepada-Nya,

"Apakah yang harus kami perbuat,

supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"

Jawab Yesus kepada mereka,

"Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah,

yaitu hendaklah kamu percaya

kepada Dia yang telah diutus Allah."


Demikianlah sabda Tuhan.