Sabtu, 13 Maret 2021

Hanya Pada Tuhanlah Hatiku Tenang

  *P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Renungan Misa Hari Minggu Prapaskah IV

14 Maret 2021


2Taw 3:14-16.19-23

Ef.2:4-10.

Yoh. 3:14-21


Hanya Pada Tuhanlah Hatiku Tenang


Hari ini Minggu Prapaskah IV adalah Hari Minggu Bersukacitalah dalam Tuhan yang sering disebut Minggu Laetare.  Hal ini sangat cook dengan mazmur antar bacaan hari ini bahwa orang bersukacita dalam Tuhan karena hanya pada Tuhanlah Hatinya Tenang.  

Mazmur tanggapan ini adalah jawaban Umat Israel yang mengalami pengalaman ditolak dan dibuang ke Babel karena mereka tidak setia pada Allah Israel. Pengalaman salib ini membangun refleksi bangsa Israel dalam Pembuangan di Babel bahwa hanya pada Tuhanlah hati mereka Tenang. Allah tetap setia pada Israel walau mereka tidak setia. 

Raja Koresh Raja Persia itu, digerakan oleh Tuhan membangun Rumah-Nya di Yehuda dan semua Umat Israel diijinkan kembali ke Yehuda ke Bait Allah yang telah dibangun oleh Raja Koresh Raja Persia itu. 

Raja Koresh orang asing itu digunakan oleh Allah untuk mendirikan Bait Allah di Yehuda dan mengembalikan Bangsa Israel dari Babel ke Yehuda ke Bait Allah yang didirikan oleh Raja Koresh atas kehendak Allah yang berkarya melintas batas. Allah yang membebaskan orang Israel di Pembuangan Babel dan mengubah Raja Koresh sebagai alatnya untuk memerdekakan orang Israel dari pengalaman salib penderitaan di Babel kembali ke Yehuda itu adalah tidak lain dan tidak bukan adalah Yesus Kristus menyelamatkan kita seperti dalam Bacaan kedua. Keselamatan yang dialami oleh kita adalah karunia Cuma-cuma dari Yesus Kristus melalui salib penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya. 

Bacaan pertama menampilkan keselamatan bagi bangsa Israel melalui Raja Koresh orang asing itu adalah semata-mata kasih karunia dan Rahmat Allah sendiri. 

Bacaan kedua juga menegaskan bahwa keselamatan itu terlaksana dalam diri Kristus Yesus sumber Rahmat bagi kita melalui derita salib, kematian dan kebangkitanNya. 

Keselamatan dalam Kristus dalam Bacaan Injil hari ini terlaksana dalam diri Nikodemus yang tergerak oleh sukacita akan Allah yang telah menjadi manusia sember terang sejati itu,  meninggalkan cara hidupnya yang lama datang kepada Yesus di waktu malam gelap. 

Suasana kegelapan malam adalah simbol hidup manusia lama yang  menjauh dari  Kristus sang Terang Sejati. Yesus berkata kepada Nikodemus bahwa mengalami keselamatan itu harus melalui penderitaan Salib-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya sendiri. Hal ini terungkap dalam Sabda Yesus kepada Nikodemus dalam Injil hari ini: "Sama seperti Musa meninggikan ular di padang Gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan (disalibkan), supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Nikodemus datang kepada Yesus sumber terang iman yang sejati. Setiap orang berbuat baik pasti datang kepada Terang. Sebaliknya orang jahat terus berjalan di dalam kegelapan. 

Kita datang kepada Yesus Kristus seperti Raja Koresh dan Nikodemus. Mereka berbuat baik dan datang kepada Terang Kristus yang menerangi jalan menuju Keselamatan lewat jalan penderitaan Salib, kematianNya serta kebangkitan Tuhan Yesus sebagai puncak keselamatan kita yang percaya kepada- Nya. Ekaristi Kudus setiap Hari adalah perayaan keselamatan dalam Kristus Tuhan. Kita datang kepada Yesus dalam Ekaristi dan makan Tubuh Kristus. Makanan iman inilah membuat kita menyuburkan cara hidup Raja Koresh dan Nikodemus yang datang kepada Yesus Kristus Sang Terang Sejati dengan berbuat baik kepada semua orang lintas batas di  dalam panggilan dan pelayanan secara Tuntas setiap hari.***