Rabu, 14 Juli 2021

  Musa: Semakin Ditolak dan dibenci Semakin Menerima dan Mencintai Pembenci


*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Seorang sesepuh memberi ilmu menikah antara golongan kulit hitam dengan golongan kulit putih di sebuah tempat yang sangat rasis yang tampak dalam berbagai bidang kehidupan.  Biasanya yang lazim adalah kulit putih nikah dengan kulit putih dan demikian juga sebaliknya kulit hitam nikah dengan kulit hitam. Adalah sebuah pembaharuan Jika ada kulit putih nikah dengan kulit hitam atau sebaliknya. Sesepuh ini adalah seorang konselor dan kliennya adalah dua orang yang satu puteri cantik kulit putih dan yang lain pemuda kulit hitam ganteng yang sama sama menyelesaikan studinya di sebuah Universitas dan keduanya sudah pacaran sejak masa kuliah tetapi orang tua kedua belah pihak tidak menyetujui Perkawinan mereka dengan alasan yang sangat rasis. 

Konselor membantu kedua kliennya untuk menyelesaikan halangan eksternal terhadap cinta mereka satu sama lain menuju Perkawinan sebagai suami isteri. Resepnya satu semakin ditolak semakin pepet menerima dan mencintai kedua orang tua yang menolak hubungan mereka. Selalu datang ke Rumah dan memberikan perhatian dan cinta tulus kepada mereka yang menolak. Peganglah prinsip ini bahwa titik-titik tetesan embun yang terus menerus jatuh pada tempat batu yang sama lama- lama batu keras yang sulit dibentuk itu akhirnya sedikit demi sedikit mengubah bentuk permukaan batu keras itu. Demikian juga orang tua yang keras terus menolak hubungan Anda berdua, dekati kekerasan hati mereka hari demi hari dengan embun segar damai lama lama akan ubah hati keras mereka menjadi hati lembut yang menerima. Bimbingan konselor itu terbukti dalam pengalaman. Kedua Anak itu akhirnya diterima dan sangat dicintai oleh kedua orang tuanya karena mereka juga setia melayani orang tua mereka dengan cinta tulusnya.


Musa sebetulnya telah lari meninggalkan Firaun karena membela Israel di perbudakan Mesir. Ia lari karena orang Israel yang dibela justru menjerat Musa di depan Firaun. Ia ditolak oleh Firaun. Ia  dituduh Firaun dan Orang Mesir bahkan orang Israel, sebagai pengacau. 


Secara manusiawi Musa tidak mungkin kembali ke Mesir dengan alasan apapun. Tetapi Rencana Tuhan tidak dibatalkan untuk menyelamatkan Israel di perbudakan Mesir. Tuhan melihat Israel dalam Kerja Rodi di Mesir sangat menderita. Allah menggunakan pendekatan "semakin ditolak dan dibenci semakin mencintai mereka yang membenci" dan pendekatan inilah menjadi jiwa Rencana Tuhan atas Musa yang diutus untuk menyelamatkan Israel keluar dari perbudakan Mesir menuju Tanah Terjanji.  Tuhan punya senjata pamungkas mengokohkan keyakinan Musa dengan Mukjizat Malaekat Tuhan tampak di dalam semak bulukar yang dimakan api bernyala tetapi semak belukar itu tidak termakan api.  Dengan ini Musa yang merasa tidak pantas untuk pergi ke wilayah Firaun yang telah menolaknya untuk membebaskan Israel keluar dari Mesir, menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa baginya. Iman Musa kepada Yahweh yang mendampinginya menjadi kekuatan dalam menjalankan misi Penyelamatan bangsa Israel dari perbudakan Mesir menuju tanah terjanji Yahweh. 


Ada banyak orang membenci kita atas perbuatan baik yang tampak di mata publik. Kita membuktikan dan menjawabnya dengan perbuatan baik yang nyata sebagai senjata yang mematikan kebencian mereka secara perlahan-lahan. Setiap perbuatan baik kita berbasis pemahaman komprhensif untuk menyelamatkan semua orang termasuk mereka yang membenci kita. Perbuatan nyata komprehensif kita dapat meredam dan mengurangi kebencian mereka terhadap diri kita dapat melemah sampai hilang sampai akar-akarnya.****









Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XV


Rabu, 14 Juli 2021


PF S. Kamilus de Lellis, Imam


Bacaan Pertama

Kel 3:1-6.9-12


"Tuhan menampakkan diri dalam nyala api yang keluar dari semak duri."


Pembacaan dari Kitab Keluaran:


Di tanah Midian

Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian.

Sekali peristiwa

Musa menggiring kawanannya ke seberang padang gurun,

dan tiba di gunung Allah, yaitu Gunung Horeb.

Lalu Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya

dalam nyala api yang keluar dari semak duri.

Musa melihat-lihat, dan tampaklah semak duri itu menyala,

tetapi tidak dimakan api.


Musa berkata, "Baiklah aku menyimpang ke sana,

untuk menyelidiki penglihatan hebat itu.

Mengapakah semak duri itu tidak terbakar?"

Ketika dilihat Tuhan

bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya,

berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya,

"Musa, Musa!"

Musa menjawab, "Ya, Allah!"

Lalu Tuhan bersabda, "Jangan mendekat!

Tanggalkanlah kasutmu dari kaki,

sebab tempat di mana engkau berdiri itu, tanah kudus."

Tuhan bersabda lagi, "Akulah Allah ayahmu,

Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub."

Musa lalu menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.


Lalu Tuhan bersabda,

"Sekarang seruan Israel telah sampai kepada-Ku.

Juga telah Kulihat betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.

Maka sekarang pergilah!

Aku mengutus engkau kepada Firaun

untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."


Tetapi Musa berkata kepada Allah,

"Siapakah aku ini,

maka aku harus menghadap Firaun

dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"

Lalu Tuhan bersabda, "Bukankah Aku akan menyertai engkau?

Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau:

Apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir,

maka kalian akan beribadah kepada Allah di gunung ini."


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 103:1-2.3-4.6-7,R:8a


Refren: Tuhan itu pengasih dan penyayang.


*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

Pujilah Tuhan, hai jiwaku,

janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!


*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu,

yang menyembuhkan segala penyakitmu!

Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur,

dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!


*Tuhan menjalankan keadilan dan hukum

bagi segala orang yang diperas.

Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa,

dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya

kepada orang Israel.


Bait Pengantar Injil

Mat 11:25


Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,

sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.


Bacaan Injil

Mat  11:25-27


"Yang kau sembunyikan kepada kaum cerdik pandai,

kau nyatakan kepada orang kecil"


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Sekali peristiwa berkatalah Yesus,

"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi!

Sebab semuanya itu

Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai,

tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil.

Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu.


Semua telah diserahkan oleh Bapa-Ku kepada-Ku,

dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa,

dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak,

serta orang-orang

yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya."


Demikianlah sabda Tuhan.

"Anak itu diberi nama Musa, sebab ia telah ditarik dari air. Ketika Musa telah dewasa, ia mendapatkan saudara-saudaranya."



*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Seorang penulis buku telah menyiapkan tulisannya sudah bertahun-tahun lamanya.  Ketika bahan-bahannya telah disusun secara baik lalu kirim ke Penerbit, bahan itu ditolak karena tidak memenuhi persyaratan Penerbit. Lalu penulis itu kirim ke Penerbit yang lain, tetap ditolak juga, demikian juga beberapa Penerbit yang lain sama menolak Bahan untuk diterbitkan karena alasan tidak memenuhi persyaratan. Penulis membaca lagi dan mengedit tulisannya sesuai persyaratan Penerbit.  Kurang lebih setelah ditolak sebanyak puluhan kali pada akhirnya diterima dan bukunya diterbitkan dengan ISBN dan menjadi sumber yang sangat berarti bagi penulis tentang tema-tema yang terkait di dalam Buku tersebut dengan lokasi penelitian di daerah penelitian seperti yang tertulis di dalam Buku tersebut.  Buku itu proses tulis dan terbitnya memakan waktu lama dan proses yang sangat panjang akhirnya diterbitkan dan menjadi Buku yang sangat dibutuhkan oleh penulis lain dan peneliti lain. Semakin ditolak semakin tampak kualitasnya Dalam sebuah Buku yang diterbitkan. 


Musa sejak masa kecil sudah ditolak bahkan dibuang seperti di dalam Bacaan Pertama hari ini. Pengalaman masa lalu ini tidak membuat kepribadian Musa menjadi rapuh tetapi semakin membuat dirinya pribadi yang matang dan dewasa serta berwibawa. Secara psikologis Musa adalah seorang yang melihat penolakan secara positif. Musa melihat diri sebagai pribadi yang berharga di mata Tuhan. Penolakan sejak kecil bukan sebuah luka silam yang mematikan langkah ke depan. Ia bagaikan Emas sekalipun di tempat yang paling Kotor seperti di dalam lumpur ia tetap Emas yang tidak  kurang keemasannya. Kepribadian emasnya entah ditempatkan di tempat yang Kotor atau bersih keberadaan kepribadian emasnya tetaplah menjadi Emas sejati. Emas Semakin dilemparkan ke Sungai berlumpur dan Kotor sekalipun,  ia tetaplah Emas yang tidak sedikitpun kehilangan keemasannya. 

Dari segi spiritual, rencana Allah atas Musa tidak dapat dibatalkan oleh manusia yang menciptakan halangan baginya termasuk Firaun yang menolaknya. Justru Allah memberikan ruang istimewa bagi Musa yang telah dibuang lalu diangkat kembali oleh orang-orang Istana Firaun. Rencana Tuhan atas diri Musa sungguh sangat luarbiasa di mata kita sebagai orang beriman. 


Kalau Tuhan memiliki rencana atas diri kita seperti Musa maka kita pun akan tetap diberi peluang untuk menemukan jalan dalam menyelesaikan semua halangan yang ada di hadapan kita sesuai rencana Tuhan atas diri kita tetap akan terjadi pada masa yang akan datang.  Setiap perbuatan baik menurut Tuhan pasti akan selalu diperhatikan dan diberkati oleh Tuhan. Amin. ****



Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XV


Selasa, 13 Juli 2021


PF S. Henrikus


Bacaan Pertama

Kel 2:1-15a


"Anak itu diberi nama Musa, sebab ia telah ditarik dari air.

Ketika Musa telah dewasa, ia mendapatkan saudara-saudaranya."


Pembacaan dari Kitab Keluaran:


Waktu umat Israel ditindas di Mesir

ada seorang pria dari suku Lewi

yang kawin dengan seorang wanita dari suku yang sama.

Wanita itu mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Ia melihat bahwa anak itu tampan;

maka disembunyikannya tiga bulan lamanya.

Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi.

Maka diambilnya sebuah peti pandan

dan dipakalnya dengan gala-gala dan ter.

Lalu diletakkan bayi itu di dalamnya

dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil.

Kakaknya perempuan

berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat,

apakah yang akan terjadi dengan bayi itu.


Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil,

sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai.

Maka terlihatlah oleh Puteri Firaun

peti di tengah-tengah teberau itu.

Ia menyuruh seorang hambanya untuk mengambilnya.

Ketika peti itu dibuka, dilihatnya seorang bayi yang menangis.

Maka ibalah hatinya dan ia berkata,

"Tentulah ini bayi orang Ibrani."

Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun,

"Maukah Tuan Puteri

agar kupanggilkah seorang inang penyusu dari kaum Ibrani

untuk menyusui bayi itu bagi tuan puteri?"

Sahut puteri Firaun kepadanya, "Baiklah!"

Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.

Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu,

"Bawalah bayi ini dan susuilah dia bagiku,

maka aku akan memberi upah kepadamu."


Kemudian ibu itu mengambil bayinya dan menyusui dia.

Ketika anak itu sudah besar,

ibunya membawa dia kepada puteri Firaun dan diberi nama Musa,

sebab katanya, "Aku telah menarik dia dari air."

Pada suatu hari, ketika Musa telah dewasa,

ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya

untuk melihat kerja paksa mereka.

Lalu dilihatnya seorang Mesir memukul seorang Ibrani,

seorang dari saudara-saudaranya itu.

Ia menoleh ke sana sini

dan ketika dilihatnya tidak ada orang,

dibunuhnya orang Mesir itu,

dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.


Keesokan harinya Musa keluar lagi,

dan didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi.

Ia bertanya kepada yang bersalah,

"Mengapa kaupukul temanmu itu?"

Jawab orang itu, "Siapakah yang mengangkat engkau

menjadi pemimpin dan hakim atas kami?

Apakah engkau bermaksud membunuh aku,

sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?"

Musa menjadi takut,

sebab pikirnya, "Tentulah peristiwa itu telah ketahuan."


Ketika Firaun mendengar tentang peristiwa itu,

ia berikhtiar membunuh Musa.

Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun

dan tiba di tanah Midian.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 69:3.14.30-31.33-34,R:33


Refren: Hai orang-orang yang rendah hati,

carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.


*Aku tenggelam ke rawa yang dalam,

tidak ada tempat bertumpu;

aku telah terperosok ke air yang dalam,

gelombang pasang menghanyutkan daku.


*Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan,

aku memohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah;

demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku

dengan pertolongan-Mu yang setia!


*Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan,

keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku!

Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian,

mengagungkan Dia dengan lagu syukur.


*Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah,

biarlah hatimu hidup kembali hai kamu yang mencari Allah!

Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin,

dan tidak memandang hina orang-orang-Nya

yang ada dalam tahanan.


Bait Pengantar Injil

Mzm 95:8ab


Hari ini janganlah bertegar hati,

tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.


Bacaan Injil

Mat  11:20-24


"Pada hari penghakiman,

tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih  ringan daripada tanggunganmu."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Sekali peristiwa

Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat,

meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mujizat.

Ia berkata, "Celakalah engkau, Khorazim!

Celakalah engkau Betsaida!

Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat

yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu,

pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung.

Tetapi Aku berkata kepadamu,

'Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon

akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.'


Dan engkau, Kapernaum,

apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit?

Tidak!  Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!

Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat

yang telah terjadi di tengah-tengahmu,

kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.

Maka Aku berkata kepadamu,

'Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom

akan lebih ringan dari pada tanggunganmu'."


Demikianlah sabda Tuhan.