Rabu, 20 Maret 2013

Homili Rabu 20 Maret 2013


KEBENARAN PUBLIK ATAU KEBOHONGAN PUBLIK

Homili Rabu 20 Maret 2013
Dan 3 : 14-20.24-25.28
Mzm  (Dan 3 : 52 – 56)
Yoh 8 : 31 – 42

P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD


Kebenaran akal budi bisa memanipulasi yang salah dibenarkan dan yang benar bisa disalahkan, tetapi kebenaran Allah tidak membohongi diri dan orang lain, yang benar adalah benar, yang salah adalah salah.  Kebenaran akal budi  dapat menyelamatkan diri, tetapi bisa menghancurkan sesama, sedangkan kebenaran Allah senantiasa menyelamatkan semua orang melintas batas.  Kebenaran akal budi dalam dunia politik bisa dibeli oleh orang yang memiliki banyak uang, sedangkan kebenaran sejati  berasal dari Tuhan dapat dimiliki oleh orang yang memiliki hati yang tulus di hadapan Tuhan dan sesama.
Bacaan Pertama berbicara tentang kebenaran  iman kepada YAHWE yang menyelamatkan sedangkan kebenaran dewa buatan Nebukadnezar raja Babel menghancurkan dan mematikan. Tiga anak muda yang tetap mempunyai prinsip beriman kepada YAHWE tak tergoyahkan oleh kekuasaan Nebukadnezar yang menindas mereka serta memaksa mereka menyembah dewa Nebukadnezar, menyelamatkan mereka sekalipun mereka dibakar Nebukadnezar di dalam perapian yang menyala-nyala. Tuhan justru menampakkan diri kepada Nebukadnezar di dalam perapian itu. Penampakan Tuhan itu membarui kepercayaan  Raja Babel kepada dewa buatannya, dengan mengakui Allah Israel yang diimani oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego.  Peristiwa pertobatan terjadi dalam hidup Raja Bebel. Bertobat berarti berjalan dari sembah berhala kepada allah lain, yang menyesatkan diri dan sesama, menuju iman kepada Allah yang benar yang menyelamatkan semua orang. Bertobat berarti berjalan meninggalkan allah-allah yang dapat dibeli dengan kuasa atau jabatan dan uang, demi nama-nama diri atau egois, menuju iman kepada Allah sejati yang hanya dimiliki oleh orang yang rendah hati dan hidup dalam ketulusan di hadapan Tuhan dan sesama.
Allah yang benar yang menyelamatkan semua orang yang sedang berada di dalam perbudakan dosa itulah yang menjadi nyata di dalam diri Tuhan Yesus Kristus sebagai jalan kebenaran dan kehidupan.  Kebenaran Tuhan Yesus  yang diimani, membimbing orang yang beriman kepadaNya berjalan di dalam jalan kebenaran yang menyelamatkan diri dan sesama manusia serta alam sekitar.   Bertobat dalam konteks Injil hari ini, berarti kita berjalan meninggalkan kebohongan diri, sesama bahkan kebohongan publik, menuju kebenaran Tuhan Yesus yang menyelamatkan  diri,  sesama dan Publik melintas batas.