Rabu, 24 Maret 2021

allah tuan Nebukadnezar vs Allah Sadrakh, Mesakh , Abednego

     *P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Renungan Misa Hari Rabu 24 Maret 2021

Dan 3:14-20.24-25.28

Yoh 8:31-42


allah tuan Nebukadnezar vs Allah Sadrakh, Mesakh , Abednego



Dalam politheisme setiap  orang dari Suku bangsa memiliki wujud tertinggi masing-masing yang dipercaya dan dialaminya dalam konteks bahasa budaya masing-masing. Sedangkan dalam monoteisme semua orang secara universal mempercayai satu Allah yang dialami oleh setiap orang yang percaya kepada-Nya dan pengalaman akan Allah itu terpenuhi dalam pengalaman akan keselamatan dari Allah Esa yang memerdekakan. Dalam   Politheisme, seorang yang memiliki takhta, harta, dan keturunan atau dinastinya dapat menciptakan Dewa dalam bentuk patung dan memaksa bawahan yang dipimpin untuk menyembah allah-nya itu termasuk memaksa bawahan yang beragama monoteisme yang bukan ciptaan tangan manusia tetapi langsung dari Surga dari Allah sendiri.


Pengalaman akan Allah-nya Sadrakh, Mesakh & Abednego versus allah-nya tuan Nebukadnezar dalam bacaan pertama menampilkan buah yang bertolakbelakang. Agama tuan Nebukadnezar dengan allah/dewa, patung ciptaan tangan manusia sangat luar biasa menyesatkan bahkan membawa kematian bagi orang yang menganutnya. Sebaliknya Allah-nya Sadrakh, Mesakh dan Abednego memerdekakan mereka yang percaya kepada-Nya dan hal itu bukan teori atau kata dan tulisan semata, melainkan pengalaman akan Allah Esa yang secara nyata menyelamatkan saat mereka diikat dan dilemparkan ke dalam api yang bernyala-nyala panas tujuh kali lipat, karena tidak taat sembah dewa dan patung tuan Nebukadnezar itu. 


Allah Esa yang menyelamatkan Sadrakh, Mesakh, Abednego adalah Allah yang memerdekakan manusia. Pengalaman nyata Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang percaya pada Allah Esa yang memerdekakan ini adalah  secara jelas diteguhkan dalam  bacaan  Injil hari ini, dimana Yesus bersabda kepada orang Yehuda yang percaya kepada-Nya,

"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku,

kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran,

dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."   Tuhan Yesus adalah satu-satunya Allah yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kit dan menyelamatkan kita yang percaya kepada-Nya. Keselamatan-Nya nyata lewat karya pelayanan, derita salibNya, kematianNya dan berpuncak pada kebangkitan-Nya. Allah kita yang memerdekakan kita melalui pengalaman manusiawi dari rahim Ibu, ke rahim bumi, dan kembali ke dalam rahim Surga lewat Salib, wafat dan kebangkitan-Nya puncak kemenangan Tuhan Yesus memerdekakan kita manusia. 


Ekaristi Kudus yang kita rayakan adalah perayaan makan Tubuh Kristus yang memerdekakan kita dari dosa-dosa kita lewat karya, derita salib, wafat dan kebangkitan-Nya. Kita makan Tubuh Kristus berarti kita hidup dari makanan gizi rohani yang kita makan. Artinya hidup, kata, aksi kita seperti Yesus sendiri dalam suka dan kesulitan apapun yang kita hadapi bahkan kesulitan itu adalah seperti Kuasa Nebukadnezar yang memaksa Sadrakh, Mesakh dan Abednego di dalam bacaan pertama, kita tetap setiap pada Tuhan Yesus seperti Sadrakh, Mesakh & Abednego. Tuhan selalu memberkati. Salam sehat selalu.***

Selasa, 23 Maret 2021

Ular Tedung Versus Ular Tembaga Musa

  *P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Renungan Harian 

Selasa 23 Maret 2021

Bil. 21:4-9

Yoh.8:21-30


Apa Perbedaan Ular Tedung dengan Ular Tembaga dalam bacaan Suci hari ini? 


Setiap perbuatan baik akan menghasilkan buah yang baik. Sebaliknya perbuatan jahat akan menghasilkan buah yang jahat pula. Ada hukum karma berlaku dalam kalimat di atas. 


Perbuatan dosa yang dilakukan Israel mendatangkan hukuman dari Allah. Tampak jelas di dalam bacaan pertama bahwa orang yang berdosa digigit Ular Tedung, pasti akan mati. Tetapi Musa membuat ular Tembaga yang ditinggikan untuk menyelamatkan Israel. Setiap orang yang memandang Ular Tembaga yang ditinggikan itu akan diselamatkan. 


Simbol Ular Tembaga Yang ditinggikan yang menyelamatkan itu adalah Salib Kristus sumber keselamatan kita yang percaya kepada-Nya. 


Dalam bacaan Injil secara jelas disampaikan, "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia,

barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia." Salib Kristus adalah Salib yang menyelamatkan bagi orang yang beriman kepada Tuhan Yesus. 


Kristus yang ditinggikan di Salib sebagai jalan keselamatan itulah kita terima dalam Ekaristi Kudus. Menyambut Yesus tersalib dalam komuni Kudus berarti hidup dalam Salib Kristus. Mengalami dan menikmati Salib Kristus dalam hidup setiap hari adalah sebuah jalan yang menyelamatkan diri. Kemana dan dimana pun kita berada di sana ada selalu Salib yang menjadi bagian dari hidup Kita masing-masing.


 Menerima dan menikmati Salib dalam hidup sungguh meringankan langkah maju  dalam hidup Kita sehari-hari.***

Senin, 22 Maret 2021

Apa persamaan antara Peran Daniel dan Yesus di dalam Bacaan Pertama dan Bacaan Kedua hari ini?

     *P.Benediktus Bere Mali, SVD*



Renungan Harian Senin 22 Maret 2021


Bacaan Pertama

T.Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62

Bait Pengantar Injil

Yoh 33:11


Apa persamaan antara Peran Daniel dan Yesus di dalam Bacaan Pertama dan Bacaan Kedua hari ini? 



Ada dua pesan yang disampaikan oleh Pater superior general SVD, Paul Budi Kleden SVD tentang kematian konfrater SVD pada masa pandemik covid-19 ini adalah tidak boleh memanipulasi data dari pihak kesehatan professional  dan solider dengan sesama. Artinya bahwa kalau pihak kesehatan yang bekerja secara professional mengatakan bahwa kematian bukan karena positif  covid-19, harus dilaporkan ke pimpinan berdasarkan data itu atau sebaliknya kalau konfrater meninggal karena positif covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan secara professional, harus menyampaikannya secara jujur kepada pimpinan. Solider berarti kita mengikuti semua protokol kesehatan dari pemerintah, yang berlaku secara merata dan adil bagi semua penduduk di tempat kita masing-masing.  


Bacaan pertama dan Injil hari ini tampilkan Daniel dan Yesus yang tidak manipulasi data tentang dua perempuan didakwa berdosa. Daniel dan Yesus menyampaikan kepada publik  data yang sesungguhnya. 


Daniel memberikan data yang sebenarnya tentang Susana yang didakwa berdosa. Daniel meluruskan kesaksian palsu dari para saksi palsu yang memanipulasi data untuk menghukum Susana berdasarkan data palsu itu. Daniel utusan Tuhan, meluruskan semua data, membaharui data palsu menjadi data obyektif tentang Susana sehingga Susana diselamatkan berdasarkan data yang tepat dan benar dari Daniel.


Yesus menyampaikan data tentang wanita yang tertkangkap basah berzinah, siap dihukum oleh orang Farisi dan imam-imam, dengan berkata:"Barangsiapa tidak berdosa, dialah orang pertama yang melemparkan batu kepada orang berdosa ini. Yesus menuliskan kata-kata itu di atas Tanah. " Reaksi orang-orang Farisi dan imam-imam Yahudi sangat berbeda karena mereka bukan angkat batu, melainkan mereka angkat kaki-dosa mereka lalu berjalan pergi menjauh meninggalkan wanita yang tertangkap berzinah itu, lalu pergi satu persatu, mulai dari yang tertua, sehingga tinggallah Yesus sendirian dengan perempuan itu sendiri saja. Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, "Aku pun tidak menghukum Engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." 


Memanipulasi data seringkali bukan dari orang sederhana tetapi dari orang pintar dan pemimpin seperti dalam Bacaan Pertama, para tetua terkemuka yang memanipulasi data untuk menjerat Susana berzinah, dan dalam bacaan kedua tampak dalam diri orang Farisi dan imam-imam Yahudi yang membawa wanita yang katanya tertangkap basah berzinah kepada Yesus untuk dihukum hanya berdasarkan data dari mereka yang jelas-jelas mempersalahkan wanita itu sambil mereka menutupi salah dan dosa mereka sendiri. Yesus dan Daniel melawan data palsu itu dengan data yang benar. Sehingga Data obyektif itu menyelamatkan manusia. Tetapi data yang dimanipulasi sungguh sangat menyesatkan.***


Minggu, 21 Maret 2021

Setia berkorban seperti Penguin

   *P.Benediktus Bere Mali,SVD* 


Renungan Hari Minggu V Prapaskah

21 Maret 2021


Yer.31:31-34

Ibr. 5:7-9

Yoh.12:20-33

 


Sangat menarik mengamati kesetiaan binatang Penguin. Penguin adalah hewan yang setia pada pasangannya.  Penguin  rela berkorban demi anak-anaknya sampai rela mengorbankan nyawanya. 


Tuhan setia pada umatNya dengan memberikan aturan yang melindungi dan menyelamatkan Umat yang dikasihi-Nya. Hukum itu pada mulanya tertulis di dalam loh batu atau di luar diri manusia. Kemudian hukum yang menyelamatkan itu ditulis dalam hati manusia seperti tertulis di dalam bacaan pertama. 


Allah menyelamatkan manusia lewat dekalog itu bukan sekedar ucapan dan tulisan tetapi hukum cinta kasih utuh yaitu cinta kepada Allah dan manusia itu telah hidup di  dalam diri Yesus. Yesus adalah Tuhan yang telah menjadi manusia untuk menyelamatkan dunia termasuk manusia yang berdosa, manusia yang tidak setia pada Allah yang selalu setia. 


Tuhan Yesus menyelamatkan manusia yang berdosa lewat karya pelayanan-Nya, derita salib-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya sebagai puncak Tuhan menyelamatkan umat manusia. 

Bacaan kedua  dan bacaan Injil menegaskan hal ini bahwa jalan derita salib, kematian dan kebangkitan adalah jalan Tuhan menyelamatkan manusia pendosa. Yesus bersabda: " ...Dan Aku, apabila sudah ditinggikan dari bumi (derita salib, wafat, bangkit) dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."


Ekaristi Kudus yang dirayakan setiap hari adalah perayaan Tuhan menyelamatkan Umat manusia melalui melayani secara tuntas yang berpuncak pada derita salib, kematian dan kebangkitan. Yesus mengorbankan diri-Nya secara tuntas untuk keselamatan orang lain itulah yang kita sambut dalam Ekaristi Kudus. Kita makan Tubuh Kristus adalah makanan iman kita pada Tuhan Yesus yang berkorban secara total untuk orang lain.  Nilai cinta yang berkorban untuk orang lain inilah kita jadikan dasar bagi nilai kita dalam melayani orang lain untuk keselamatan orang lain. 


Penguin adalah binatang yang cinta total pada anak-anaknya. Demi hidup anaknya, dia rela mati. Penguin kesstiaannya tentu bukan untuk anak Penguin yang lain. 


Tetapi Yesus bekerja, derita di Salib, wafat, bangkit untuk menyelamatkan semua orang. Tidak ada yang namanya ego-sektoral dalam program Tuhan Yesus. **




Jumat, 19 Maret 2021

"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"

     *P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Yer.11:18-20

Yoh. 7:40-53




"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"



Orang yang dituduh bersalah untuk dihukum harus didengarkan dan minimal harus ada dua orang saksi atas tuduhan itu dalam bangsa Yahudi. Kalau yang tertuduh mengatakan bahwa ia tidak bersalah dan banyak orang yang bersaksi tentang dirinya tidak bersalah, maka tuduhan atas dirinya tidak dapat dilanjutkan untuk dihukum. Hal ini tampak dalam bacaan pertama dan bacaan Injil hari ini.


Yeremia seorang nabi yang mewartakan kebenaran sesuai kehendak Allah. Tetapi ada begitu banyak orang juga yang menghalanginya bahkan membunuhnya. Perbuatan baik sesuai kehendak Allah tidak selamanya diterima oleh semua orang. Tetapi meskipun demikian, Yeremia tetap konsisten mewartakan kebenaran Allah untuk menyelamatkan dunia.


Dalam bacaan Injil Yesus adalah Mesias yang dipersiapkan kedatangan-Nya oleh para nabi baik dalam Perjanjian Lama dan dalam Perjanjian Baru oleh Yohanes Pembaptis. Yesus tampil sebagai Mesias tetapi banyak orang yang menolak-Nya dan bahkan hendak menghukum-Nya berdasarkan hukum Yahudi karena Yesus Anak Tukang Kayu itu menyebut diri-Nya sebagai Mesias. Tetapi Nicodemus yang tahu baik hukum Yahudi, menantang orang-orang Farisi yang hendak menghukum Yesus itu dengan pola pikir berdasarkan hukum Yahudi bahwa Yesus harus didengarkan dan minimal harus ada dua orang saksi atas kesalahan Yesus agar pantas dihukum sesuai hukum Agama Yahudi. Cara berpikir Nikodemus ini sangat menantang orang Farisi yang hendak menghukum Yesus yang adalah Mesias, hanya berdasarkan pandangan mereka sendiri yang anti atau tidak suka lagi pada Yesus yang tampil menarik dalam mewartakan Kerajaan Allah di dalam Bait Allah Yerusalem. Dengan demikian pengikut Agama Yahudi pun memiliki peluang alternatif untuk lebih memilih mengikuti Yesus dan harus meninggalkan Agama Yahudi. 


Kita sebagai orang beriman  selalu berkomitmen berbuat baik bagi sesama di sekitar kita  sesuai kehendak Allah. Kita sadar dan siap  menerima setiap penolakan bahkan ancaman hukuman seperti Yesus dan Yeremia yang selalu setia melakukan yang terbaik kepada sesama di dalam tugas pelayanan, sekalipun ditolak dan diancam untuk dibunuh. Perayaan Ekaristi yang kita rayakan hari ini adalah pusat dan jantung iman kita, memberikan hidup kita untuk tetap setia pada Tuhan dalam suasana suka maupun duka.***



Kamis, 18 Maret 2021

Hari Raya St. Yusuf Suami SP Maria

   *P.Benediktus Bere Mali,SVD*


Renungan 19 Maret 2021

2Sam.7:4-5a.12-14a.16

Mzm. 89:2-3.4-5.27.29; Ul:37

Rm.4:13.16-18.22

Luk.2:41-51a


Apa artinya di balik selalu diamnya St.Yusuf ayah Yesus di dalam bacaan Injil hari ini?


Setiap Orang yang membaca Kitab Suci dapat melihat dari berbagai segi tentang diamnya St.Yusuf  ayah Yesus di dalam seluruh Kitab Suci, sejak Yesus dikandung Maria, lahir di Kandang Betlehem, ke Mesir  ungsi bersama Yesus yang akan dibunuh oleh Raja Herodes karena kelahiran-Nya di Betlehem sebagai Raja Israel sesuai nubuat para nabi terdahulu, setelah Herodes mati, Yusuf bersama Yesus dan Maria kembali ke Nazaret, lalu Yesus yang hilang pada usia 12 Tahun dan ditemukan di dalam Bait Allah Yerusalem pada Hari Raya paskah Yahudi seperti di dalam Injil hari ini.  


Sejarah St. Yusuf yang selalu diam dalam keluarga Kudus Nazaret yang sangat partikukar persoalannya  ini sesungguhnya di baliknya mengandung  persoalan kemanusiaan yang sangat universal. 

Hal ini sangat sesuai bila pendekatan meta-historis digunakan untuk menyimak sejarah diamnya St. Yusuf di dalam seluruh Kitab Suci. Meta artinya di balik dan historis artinya sejarah. Meta-historis berarti di balik sejarah. Setiap sejarah partikular pasti ada unsur masalah kemanusiaan yang universal. Dalam konteks ini kita dapat dikatakan bahwa di balik sejarah diamnya St. Yusuf dalam seluruh Kitab Suci termuat masalah kemanusiaan universal sebagai nilai yang diperjuangkan dan sebagai tujuan. Dalam sejarah diamnya terjadi konflik nilai untuk kepentingan diri sendiri dengan nilai kemanusiaan universal. Misalnya Herodes ingat diri tidak mau diganggu oleh kelahiran Yesus sebagai Raja Israel sesuai nubuat ara nabi. Maka Herodes hendak membunuh Yesus. Tetapi Yusuf mengutamakan nilai kemanusiaan universal mengungsi ke Mesir untuk menyelamatkan Yesus. Mengapa hal ini terjadi di dalam diri Yusuf?


Yusuf memiliki relasi intim dengan Allah sangat kuat dan kokoh tidak terpatahkan. Tuhan memandu Sto. Yusuf menjadi suami Maria yang mengandung Yesus dari Roh Kudus dan menjadi ayah Yesus, dimana panduan itu disampaikan melalui komunikasi mimpi. Hal ini dilakukan Yusuf karena mengutamakan kepentingan kemanusiaan Maria dan Yusuf yang berkaitan dengan kebudayaan keluarga Yahudi, empati dengan Maria dan Yusuf, serta bertanggungjawab atas panggilan Tuhan melalui mimpinya. Tuhan bersabda kepada Yusuf dalam mimpi, dan Yusuf melakukan Sabda Allah tanpa kata, tanpa keluhan, selalu diam. Apa artinya jenis diam yang lahir dari St. Yusuf  ? 


Menurut refleksi saya, ada harapan besar St.Yusuf tentang Yesus dan harapan itu sejak Pertama kali Allah tampak dalam mimpinya menjadi suami Maria dan ayah Yesus. Harapan di balik sejarah diamnya Yusuf  inilah yang ditemukan di dalam bacaan-bacaan Suci hari ini. Saya sangat yakin bahwa dalam mimpinya Allah menyampaikan harapan besar di balik kehidupan keluarga Nazaret. Bacaan Pertama secara jelas lewat nubuat  Natan bahwa Yesus yang lahir dan hingga tampil berdiskusi dengan alim ulama dalam Injil hari ini adalah pemenuhan nubuat Nathan tentang Yesus seperti di dalam Bacaan Pertama. 

Yusuf sungguh berharap pada Yesus anaknya sebagai pemenuhan Perjanjian Lama, seperti harapan Abraham di dalam Bacaan kedua. 

Di balik sejarah diamnya Yusuf yang pestanya dirayakan hari ini sesungguhnya memiliki harapan yang berakar dalam Sabda Allah yang diterimanya melalui mimpinya. Yusuf memiliki dasar yang kokoh yaitu iman, harap dan kasih Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia.


Mari kita berdiam untuk belajar dari diamnya Yusuf bahwa ternyata di balik diamnya itu Yusuf memiliki harapan kemanusiaan universal. Ia diam,  tidak berkata atau berbicara tetapi ia selalu setia taat pada Tuhan yang memandunya dalam mimpi-mimpi untuk menyelamatkan Yesus sejak dalam rahim Maria sampai derita di Salib, kematian dan kebangkitan-Nya sebagai puncak Harapan Iman dan Kasih Yesus kepada kita manusia dan seluruh alam semesta. Sto. Yusuf doakanlah kami selalu.**



Liturgia Verbi (B-I)
HR S. Yusuf, Suami S.P. Maria

Jumat, 19 Maret 2021



Bacaan Pertama
2Sam 7:4-5a.12-14a.16

"Tuhan Allah akan memberikan kepada Dia
takhta Daud bapa-Nya."

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Pada suatu malam
datanglah firman Tuhan kepada Natan,
"Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud:
Beginilah firman Tuhan:
Apabila umurmu sudah genap,
dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu,
Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian,
anak kandungmu,
dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku,
dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya
untuk selama-lamanya.
Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.
Keluarga dan kerajaanmu
akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku,
takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."

Demikianlah sabda Tuhan.



Mazmur Tanggapan
Mzm 89:2-3.4-5.27.29,R:37

Refren: Anak cucunya akan lestari untuk selama-lamanya.

*Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya,
hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun.
Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya;
kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

*Engkau berkata,
 "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku,
Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku:
Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya,
dan membangun takhtamu turun-temurun."

*Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau,
Allahku dan gunung batu keselamatanku.
Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia
dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh."



Bacaan Kedua
Rom 4:13.16-18.22

"Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap,
Abraham toh berharap dan percaya."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus
kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara,
Bukan karena hukum Taurat
Abraham dan keturunannya diberi janji
bahwa mereka akan memiliki dunia,
tetapi karena kebenaran atas dasar iman.

Kebenaran yang berdasarkan iman itu
merupakan kasih karunia belaka.
Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya,
bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat,
tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham.
Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua,
seperti ada tertulis,
"Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa."
Kepada Allah itulah Abraham percaya,
yaitu Allah yang menghidupkan orang mati
dan yang dengan firman-Nya
menciptakan yang tidak ada menjadi ada.

Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap,
Abraham toh berharap dan percaya,
bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa,
sebab Allah telah berfirman kepadanya,
"Begitu banyaklah nanti keturunanmu."
Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan.



Bait Pengantar Injil
Mzm 84:5

Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu,
yang memuji-muji Engkau tanpa henti.



Bacaan Injil
Mat 1:16.18-21.24a

"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Menurut silsilah Yesus Kristus,
Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria,
yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Sebelum Kristus lahir,
Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf.
sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati,
dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum,
ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu,
malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata,
"Yusuf, anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu,
sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Maria akan melahirkan anak laki-laki,
dan engkau akan menamakan Dia Yesus,
karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya
dari dosa mereka."
Sesudah bangun dari tidurnya,
Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu
kepadanya.

Demikianlah sabda Tuhan.

ATAU BACAAN LAIN:
Luk 2:41-51a
"Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Tiap-tiap tahun,  pada hari raya Paskah,
orang tua Yesus pergi ke Yerusalem.
Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun,
pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
Seusai hari-hari perayaan itu,
ketika mereka berjalan pulang,
tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya.
Karena mereka menyangka
bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka,
berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya,
lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan.
Karena tidak menemukan Dia,
kembalilah Maria dan Yusuf ke Yerusalem
sambil terus mencari Dia.

Sesudah tiga hari,
mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah;
Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama,
sambil mendengarkan mereka,
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
Semua orang yang mendengar Dia
sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya.

Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka.
Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya,
"Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?
Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
Jawab Yesus kepada mereka,
"Mengapa kamu mencari Aku?
Tidakkah kamu tahu
bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
Tetapi mereka tidak mengerti
apa yang dikatakan Yesus kepada mereka.

Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret;
dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

Demikianlah sabda Tuhan.




Apa persamaan antara Bacaan pertama dan bacaan Injil pada hari ini?

     *P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Renungan Harian Kamis 18 Maret 2021

Kel. 32:7-14

Yoh. 5:31-37


Apa persamaan antara Bacaan pertama dan bacaan Injil pada hari ini? 



Setiap orang tua yang mencintai anaknya pasti marah terhadap anaknya yang bertindak salah di hadapan orang tua maupun di hadapan publik. Kemarahan itu berorientasi untuk membangkitkan kesadaran anak setelah salah kembali bertobat dengan meninggalkan kesalahan di masa lalu dan kini fokus pada hal yang baik sesuai kehendak baik arahan orang tua. Anak bertindak baik di depan orang tua dan di depan publik tujuannya untuk kebaikan dan keselamatan anak itu sendiri. 


Bacaan pertama dan bacaan Injil hari ini memiliki persamaan yaitu  kemarahan Allah pada umat-Nya yang tidak setia pada-Nya.  Dalam bacaan pertama Allah murka pada Umat Israel yang telah dibebaskan dari penjajahan dan perbudakan di Mesir itu menyembah berhala pada patung lembu buatan tangan manusia. Tetapi berkat dialog Musa sebagai seorang pemimpin hebat bangsa Israel itu dengan Allah maka Allah menurunkan amarah, kemudian menyelamatkan Bangsa Israel dalam perjalanan-Nya dari perbudakan Mesir ke Tanah terjanji. Musa pemimpin hebat memandu bangsa Israel kembali setia di jalan yang yang benar seturut kehendak Allah. 


Bacaan Injil secara tegas bahwa Allah yang murka terhadap bangsa Israel dalam bacaan pertama itu telah menjadi manusia di dalam diri Yesus yang juga marah terhadap orang Yahudi yang tidak percaya kepada-Nya. Hal ini terungkap melalui mereka mempunyai telinga tetapi tidak mendengarkan Sabda Yesus. Mereka memiliki mata tetapi tidak melihat perbuatan dan tanda yang Yesus lakukan di hadapan mereka. Mereka percaya pada Musa yang bersaksi bahwa seorang nabi besar akan lahir dan orang Yahudi harus mendengarkan Dia yaitu Yesus sendiri yang telah menjadi nyata di dalam Bacaan Injil hari ini. Tetapi orang Yahudi tidak menerima-Nya. 


Kepercayaan orang Yahudi fokus pada Yahweh saja tetapi tidak percaya pada Yesus. Sedangkan kita percaya kepada YAHWEH yang telah menjadi  manusia di dalam diri Tuhan Yesus.


Kita percaya bahwa Yesus adalah wujud nyata Yahweh yang telah lahir dan sedang hadir di antara kita. Kita mau setia dalam iman kita kepada-Nya baik dalam suka maupun duka, baik dalam sukacita maupun dalam dukacita kita. Kita mau setia dalam kesuksesan dan kegagalan kita. Namun demikian bahwa bahaya terbesar bagi orang yang sukses adalah sering dikuasai oleh kesombongannya sendiri dan orang gagal terjerat oleh kegagalannya sendiri. Idealnya adalah orang yang semakin sukses semakin rendah hati selalu setia pada Tuhan Yesus dalam perkataan dan tindakannya. Dan orang yang pernah jatuh lalu bangun kembali melihat ke depan dengan penuh harapan untuk terus bergerak maju di dalam naungan Kasih Tuhan. Tuhan selalu mengalirkan Rahmat-Nya bagi kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua.***