Sabtu, 02 Maret 2013

Seabad SVD Bungakan Modal-Nya di Lahurus - Timor - Indonesia

Dipercaya Bungakan Modal-Nya

Homili Jumat Pertama 1 Maret 2013
(Kej 37:3-4.12-13a.17b-28; Mat 21:33-43.44-45)

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Seorang pemodal pasti dapat  memberikan modalnya kepada orang yang dipercaya untuk mengembangkan uangnya agar uangnya berbunga baik untuk dirinya maupun untuk pemodal.  Sebaliknya seorang pemodal tidak akan memberikan modalnya kepada orang yang tidak mampu membungakan modal yang dia terima. Pemodal pun akan mengambil kembali modal yang telah diberikan kepada  orang yang dipercaya  itu, kalau ia tidak dapat mengembangkan modal itu. Modal itu akan diberikan kepada orang lain yang lebih dapat membungkan modal  itu.
Injil hari ini berbicara menyangkut modal, pemodal, penerima modal dalam kaitannya dengan pengembangan atau perambatan Kerajaan Allah di dalam dunia ini.  Pemodal adalah Tuhan sendiri. Modal adalah nilai – nilai Kerajaan Allah. Nilai-nilai Kerajaan Allah itu adalah keadilan dan kedamaian, kebaikan dan kebenaran, kejujuran dan tranparansi manajemen. Penerima modal yang diberikan pemodal adalah kaum beriman. Penolak modal dari pemodal adalah  orang kafir. Penolak itu adalah mereka yang memiliki niat jahat seperti saudara-saudara Yusuf yang dengki dan iri hati serta rencana membunuh Yusuf. Perencanaan  pembunuhan Yusuf itu kemudian dialihkan dengan menjual Yusuf dengan harga seorang hamba yang dijual kepada raja pada saat itu. Mereka demi materi, nilai hidup dan persaudaraan dikorbankan. Mereka yang menerima modal Kerjaan Allah adalah Ruben dan Yehuda yang senantiasa meyakinkan saudara-saudara yang lain untuk tidak membunuh Yusuf karena dia adalah saudara mereka.
Tuhan memberikan modal Kerajaan Allah itu kepada orang yang terpilih layak menerima Kerajaan Allah. Orang yang menerima modal itu adalah mereka  yang beriman kepadaNya. Harapan Tuhan atas penerima modal adalah membungakan modal Kerajaan Allah itu kepada sesama dalam tugas perutusannya sebagai pebisnis di perusahaan spiritual Tuhan Yesus sebagai  Kerajaan Allah yang telah menjadi nyata dan tinggal di antara kita.  Penerima modal yang tidak kreatif  progresif membungakan modal nilai-nilai Kerajaan Allah itu membangkitkan pemodal menarik kembali modal itu dan modal itu diberikan kepada orang lain yang dapat dipercaya untuk mengembangkan modal itu. Hal itu ditegaskan dalam Sabda Allah ini : "Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu".  Intisari Sabda Allah ini sangat jelas.  Bangsa Israel adalah bangsa terpilih untuk mengembangkan modal imannya kepada Tuhan. Pengembangan modal iman itu bertujuan agar setiap orang beriman dapat berkembang baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Tetapi karena Israel yang telah dipercaya Tuhan untuk mengembangkan modal Kerajaan Allah itu, tidak dapat membungakan modal yang telah diterimanya, maka Allah mengambil inisiatif mengambil kembali modal Kerajaan Allah itu, lalu modal itu diberikan kepada bangsa lain yang dipandang lebih layak dan pantas mengembangkan modal Kerajaan Allah itu.
Bangsa-bangsa lain yang menerima modal Kerajaan Allah itu termasuk kita yang beriman kepada Kristus Yesus pada saat ini di tempat kita masing-masing. Belajar dari kegagalan bangsa terpilih merambatkan Kerajaan Allah, kita semestinya membangun sebuah habitualisasi iman kepada Yesus Kristus dalam kata dan laku baik secara internal ke dalam Gereja untuk membangun kehidupan keimanan yang berkualitas maupun secara eksternal perambatan iman akan Kristus kepada dunia manusia yang belum mengenal Kristus Yesus menjadi mengenal dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, sebagai upaya nyata membangun umat dalam kuantitasnya berjalan menuju pintu kualitas iman yang setia menanti.

Hari ini adalah tepat 100 Tahun SVD Misi di Lahurus – Timor – Indonesia. Serikat Sabda Allah adalah orang – orang pilihan Allah. Allah memberikan modalNya yaitu Kerajaan Allah yang isinya Kejujuran dan Transparansi merambatkan Kerajaan Allah di tanah misi baik secara eksternal kepada umat di paroki atau pastoral kategorial yang dilaksanakan setiap anggota SVD maupun secara internal komunitas SVD dan terutama ke dalam diri sendiri sebagai pawer setiap SVD dalam misi dewasa ini dan akan datang. Tanpa manajemen misi SVD yang jujur dan transparan melahirkan keraguan umat yang dilayani dan itu akan berdampak negatif bagi perjalanan misi SVD ke depan. Kerajaan Allah itu juga meliputi keadilan dan kedamaian, kebaikan dan kebenaran bagi semua orang lintas batas. Ketika misi SVD menyempitkan pandangan akan kebenaran dan keadilan, kebaikan dan kebenaran hanya secara internal atau hanya secara eksternal dalam pelayanan dan hidup berkomunitas, itu adalah awal kehilangan kepercayaan dari Allah yang hadiri di dalam diri sesama manusia atau umat yang dilayani. Tidak dipercaya mengembangkan modalNya di dalam perjalanan misi SVD meruakan sesuatu yang sama sekali tidak diharapkan. SVD sejegat berjuang menjauhkan diri dari  pemodal akan mengambil modalNya dari kita dan lalu modal itu diberikan kepada orang lain yang lebih mampu membungakan modalNya di mata Allah yang secara nyata di dalam hati nurani umat manusia yang dilayani.

Pastoral kategorial menjadi fokus SVD ke depan. Mengapa? Paroki-paroki di NTT hampir semuanya tidak ditangani imam-imam SVD. Hanya satu dua paroki yang ditangani oleh SVD. Lahan misi teritorial semakin minim bagi misi SVD. Tetapi lahan misi kategorial sangat banyak. Fokus pelayanan pada pastoral kategorial tidak mematikan komunikasi dengan pemimpin Gereja Lokal. Pelayanan kategorial ada di atas teritori wilayah keuskupan. Dialog yang terbuka dengan uskup setempat merupakan awal yang baik misi kategorial SVD di Indonesia.  Tenaga-tenaga profesional di setiap lini pastoral kategorial sesegera mungkin dipersiapkan. Peran pemimpin untuk melayani, secara serius memutuskan dalam kebijaksanaan Allah untuk persiapan SDM SVD yang siap diterjunkan ke mandala misi kategorial.



Tidak ada komentar: