Kamis, 17 Juni 2021

"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."



*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


orang mengatakan bahwa politik Itu abu-abu demi kepentingan diri partai terpenuhi lewat kompromi politis. Kepentingan partai itu abadi sedangkan Kekuasaan dan yang lainnya sangat sementara. Politik itu bukan hitam-putih tetapi abu-abu yang sulit ditebak orang kemana arahnya.  Kalau demikian, apakah Gereja yang adalah Umat beriman itu sendiri bersikap abu-abu dalam hidup di dalam kehidupan bersama dalam masyarakat?


Bacaan pertama dan kedua hari ini menampilkan kontras antara hitam dengan putih, antara terang dengan gelap, antara baik dengan jahat, antara mengumpulkan harta di bumi yang sementara dengan mengumpulkan harta di Surga  yang bertahan untuk selamanya, dan berbangga atas kehebatan diri dengan kelemahan diri.  Pesan yang mau disampaikan dalam berhadapan dengan kontras antara yang positif dengan yang negatif atau warna hitam dengan putih kehidupan nyata yang sedang di hadapan kita, adalah kita sebagai orang beriman semestinya menentukan pilihan di dalam hidup yaitu yang baik berdasarkan kehendak Allah Bapa di Surga, yang setia selalu menyelamatkan kita. Sebagai orang beriman tidak bisa bersikap abu-abu yang sulit ditebak orang dalam hidup bersama. Orang beriman tidak bisa bersikap abu-abu untuk sekedar mementingkan keinginan diri sendiri saja. Pilihan memandu orang beriman kepada Tuhan untuk selalu ya pada Allah yang menyelamatkan semua orang dan sekaligus pada saat yang sama tidak pada yang bertolakbelakang dengan kehendak Allah. 


Sejarah Gereja membuktikan bahwa pada mulanya Gereja dan politik praktis bersatu . Tetapi karena politik itu seringkali abu-abu dan bahkan memanfaatkan Gereja untuk mencapai kepentingan segelintir orang saja sehingga menimbulkan kekacauan dalam Gereja maka pada akhirnya Gereja menentukan pilihan hanya pada Iman kepada Allah dan tidak mau diperalat oleh politisi hanya untuk mencapai kepentingan dirinya sendiri. Gereja yang dimaksud di sink adalah Para pemimpin Agama Katolik khususnya kaum berjubah tidak terlibat di dalam politik praktis. Sedangkan awam Katolik harus terlibat di dalam politik praktis. Kaum berjubah Katolik mendukung politik yang untuk kepentingan iman dan kemanusiaan yang bernilai universal, termasuk politik yang jujur, baik, benar dan damai bagi semua orang lintas batas. Di sisi lain Kaum berjubah Katolik menolak politik tanpa Etika. Kita dalam keluarga dan komunitas pun tidak boleh bersikap abu-abu yang menyesatkan diri dan Sesama. Tetapi kita harus tegas memilih Allah yang setia selalu menyelamatkan, tidak pada iblis-setan-kegelapan-kejahatan.***




Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XI


Jumat, 18 Juni 2021


Bacaan Pertama

2Kor 11:18.21b-30


"Di samping banyak hal, masih ada urusanku sehari-hari,

yaitu memelihara semua jemaat."


Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di korintus:


Saudara-saudara,

karena banyak orang yang bermegah-megah secara duniawi,

aku pun mau bermegah.

Jika orang lain berani membanggakan sesuatu,

maka aku pun - seperti orang bodoh kukatakan - berani juga.


Mereka orang Ibrani, aku juga!

Mereka orang Israel, aku juga!

Mereka keturunan Abraham, aku  juga!

Mereka pelayan Kristus,

aku berkata seperti orang gila: aku lebih lagi!

Aku lebih banyak berjerih payah;

lebih sering di dalam penjara;

didera di luar batas;

kerap kali dalam bahaya maut.

Lima kali aku disesah orang Yahudi,

setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,

tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu,

tiga kali mengalami karam kapal,

sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.

Dalam perjalananku

aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun,

bahaya dari pihak orang-orang Yahudi

dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi;

bahaya di kota, bahaya di padang gurun,

bahaya di tengah laut,

dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.

Aku banyak berjerih payah dan bekerja berat;

kerap kali aku tidak tidur;

aku lapar dan haus;

kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian.


Di samping banyak hal lain lagi yang tidak disebutkan,

masih ada urusanku sehari-hari,

yaitu untuk memelihara semua jemaat.

Jika ada orang yang merasa lemah,

tidakkah aku turut merasa lemah?

Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?

Jika aku harus bermegah,

maka aku akan bermegah atas kelemahanku.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 34:2-3.4-5.6-7,R:18b


Refren: Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.


*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;

puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.

Karena Tuhan jiwaku bermegah;

biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya

dan bersukacita.


*Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku,

marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya!

Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,

dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.


*Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya,

maka mukamu akan berseri-seri,

dan tidak akan malu tersipu-sipu.

Orang yang tertindas ini berseru,

dan Tuhan mendengarkan;

Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.


Bait Pengantar Injil

Mat 5:3


Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,

karena milik merekalah Kerajaan Allah.


Bacaan Injil

Mat 6:19-23


"Di mana hartamu berada,

di situ pula hatimu."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,

"Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi;

ngengat dan karat akan merusakkannya,

dan pencuri membongkar serta mencurinya.

Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga.

Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya,

dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.


Mata adalah pelita tubuh.

Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.

Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.

Jadi jika terang yang ada padamu gelap,

betapa gelapnya kegelapan itu."


Demikianlah sabda Tuhan.

Tidak ada komentar: