Senin, 01 Maret 2021
Orang Kudus memiliki masa lalu yang baik sedangkan orang yang berdosa memiki masa depan yang lebih baik
Minggu, 28 Februari 2021
Mengapa Abraham memberi anaknya yang tunggal kepada Allah dan Allah memberi Anak-Nya yang Tunggal kepada kita Umat-Nya tanpa hitung untung dan rugi?
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
Renungan Misa Hari Minggu 28 Februari 2021
Kej.22:1-2.9a.10-13.15-18.
Rom.8:31b-34.
Mrk.9:2-10.
Mengapa Abraham memberi anaknya yang tunggal kepada Allah dan Allah memberi Anak-Nya yang Tunggal kepada kita umat-Nya tanpa hitung untung dan rugi?
Ada banyak orang yang memberi dan di antara sekian banyak orang yang memberi hanya cara memberi dalam seluruh bacaan hari ini yang paling sempurna tanpa cacat kekurangan. Abraham memberi anaknya yang tunggal kepada Allah. Bacaan pertama. Tuhan memberi anak-Nya yang tunggal kepada Umat manusia. Memberi secara total. Memberi secara tuntas. Bacaan kedua. Para murid berdialog tentang memberi secara tuntas. Memberi secara total. Yesus memberikan seluruh diri secara total untuk menyelamatkan manusia sampai mati dan bangkit kembali sebagai puncak kemenangan dari Yesus memberi secara total. Beri secara total. Beri secara tuntas. Yesus memberi otak-Nya, Rasa-Nya at home di dunia, aksi-Nya fokus melayani, dan seluruh diriNya untuk keselamatan universal, untuk kebaikan komprehensive, untuk kebenaran menyeluruh.
Buah memberi secara total, secara tuntas dialami Abraham. Tuhan memberi secara tuntas, memberi secara total kepada Abraham dengan keturunan-nya seperti pasir di laut dan bintang di langit. Tuhan memberi kuasa kepada Abraham untuk melayani Tuhan secara total, secara tuntas. Tuhan memberi harta Tanah yang luas kepada Abraham. Abraham menjadi Bapa Para Bangsa.
Beri secara total itu seperti apa? Contohnya Saya punya dua baju baru saja. Satu untuk Saya pakai. Setelah kotor saya akan cuci dan yang satunya akan saya pakai. Tetapi Saya melihat saudara di depan mata saya tidak punya pakaian. Saya beri baju baru yang lain itu kepadanya. Saya beri ya Saya tulus memberi.
Bahasa konkrit dari bahasa korban persembahan Abraham. Bahasa konkrit untuk semua golongan agar mereka mengerti. Pengertian yang baik dan tepat serta benar tentang korban/memberi tulus, pendengar Kotbah, mudah untuk mereka laksanakan di dalam hidup mulai di dalam keluarga dan dalam masyarakat.
Hari ini, tema memberi tulus dalam Kitab Suci itu seperti Abraham yang memberikan anaknya tunggal satu-satunya kepada Allah dan Allah memberikan anak-Nya yang Tunggal satu-satunya kepada Umat manusia untuk menyelamatkan dunia.
Kitab Suci hari ini membimbing kita untuk memberi secara tuntas, total, tidak menghitung untung rugi. Abraham menghitung untung rugi pasti tidak memberikan anaknya kepada Tuhan.***
Jumat, 26 Februari 2021
Mengapa di antara sekian banyak anak-anak dunia yang mencintai orang yang berbuat baik tetapi membenci musuh-musuhnya ini, justru Yesus berkata kepada murid-murid-Nya untuk mencintai musuh-musuh dan berdoa bagi mereka?
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Renungan Misa Harian
Sabtu 27 Februari 2021
Ul. 26:16-19
Mat. 5:43-48
Mengapa di antara sekian banyak anak-anak dunia yang mencintai orang yang berbuat baik tetapi membenci musuh-musuhnya ini, justru Yesus berkata kepada murid-murid-Nya untuk mencintai musuh-musuh dan berdoa bagi mereka?
Karena untuk menjadi sempurna seperti bapa di Surga dan menjadi anak-anak Bapa di Surga, mereka semestinya mencintai dan mendoakan musuh-musuh sebagai cetusan kasih Sempurna Allah di Surga bagi manusia itu bagaikan Matahari-Nya bersinar bagi semua orang baik dan jahat. Demikian juga hujan-Nya diturunkan bagi orang baik dan orang jahat. Mereka harus meninggalkan cara hidup anak-anak dunia ini yang mencintai orang baik tetapi membenci orang jahat, menuju menjadi anak-anak Bapa di Surga yang mencintai musuh dan mendoakan para musuh. Itulah cara atau jalan para murid-Nya menjadi sempurna seperti Bapa di Surga yang adalah sempurna.
Dengan kesempurnaan kasih yang ada dalam diri kita, kita dapat mencintai musuh-musuh Kita dan mendoakan mereka agar mereka pun mencintai dan mendoakan musuh-musuhnya.
Kesempurnaan dalam Allah di Surga itu dapat dialami, ketika orang sampai pada tahap dapat menerima sisi penderitaan salib sebagai bagian dari hidup yang sempurna. Di dunia ini, orang tidak mau mengalami hidup yang menderita. Orang di dunia ini maunya hidup yang enak-enak saja yang diterima sedangkan yang menimbulkan hidup menderita cenderung ditolak. ***
Kamis, 25 Februari 2021
Mengapa Yesus berkotbah di Bukit kepada orang banyak khususnya murid-murid-Nya tentang hidup keagamaan mereka harus lebih baik daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi supaya dapat masuk Surga?
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Yeh.18:21-28
Mat.Mat 5:20-26
Mengapa Yesus berkotbah di Bukit kepada orang banyak khususnya murid-murid-Nya tentang hidup keagamaan mereka harus lebih baik daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi supaya dapat masuk Surga?
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat adalah orang- orang terkemuka yang memiliki status sosial tinggi karena menjadi pemimpin dan pembicara unggul di depan publik dan memiliki kemampuan untuk mengkritik terhadap cara hidup mereka yang bertentangan dengan hukum Taurat.
Tetapi semua yang mereka lakukan sesungguhnya hanya untuk memuliakan diri sendiri dan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Mereka menggunakan semua yang berhubungan dengan keagamaan Yahudi hanya sebagai alat untuk memenuhi keinginan dan kepentingan diri sendiri. Mereka pandai berbicara secara meyakinkan di depan publik tetapi tidak melakukan apa yang mereka katakan.
Keadaan itulah menjadi alasan Yesus berkotbah kepada orang banyak di atas bukit supaya hidup keagamaan mereka semestinya lebih dari hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Kalau orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat hanya hadir dalam berbicara mantap di depan publik tetapi hilang dari aksi nyata di lapangan maka mereka yang sedang mendengat kotbanya di atas bukit semestinya hadir dalam perkataan dan juga tidak hilang dalam pelaksanaan apa yang mereka katakan dan ajarkan. Dengan demikian terjadi dan ada spiritualitas kehadiran dalam kata dan perbuatan nyata sehari-hari.
Spiritualitas kehadiran fisik dalam dunia Maya zaman ini memiliki tantangan tersendiri dalam diri pemimpin dan anggota yang dipimpin sendiri terjadi kehilangan hakekat spiritualitas kehadiran baik di level pemahaman, perkataan dan perbuatan, perasaan, masuk pada level program harian-bulanan-tahunan, implementasi program, selama implementasi semestinya ada monitor, evaluasi, revisi utk tujuan kebaikan bersama secara smart. ***
Rabu, 24 Februari 2021
Mengapa Hukum Emas Alkitab Itu cocok untuk semua orang lintas batas?
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Renungan Misa Harian
Kamis, 25 Februari 2021
Est. 4:10a.10c-12.17-19
Mat. 7:7-12
Mengapa Hukum Emas Alkitab Itu cocok untuk semua orang lintas batas?
Isi hukum emas Alkitab adalah: "segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka"
Hukum emas ini menjadi isi seluruh hukum Taurat dan Kitab Para Nabi. Dengan kata lain, seseorang meminta orang lain berbuat baik benar adil kepadamu, lakukanlah itu juga pada sesamammu. Pengimplementasian hukum emas di dalam hidup bersama sangat dibutuhkan peran pemimpin untuk memonitor secara teratur, mengevaluasi secara teratur, revisi bila sangat dibutuhkan. Untuk monitor, evaluasi, dan revisi bagaimana keberhasilan implementasi di dalam konteks hidup komunitas tempat tinggal kita, maka pemimpin bersama team pemimpin semestinya menentukan jadwal pertemuan harian, mingguan, bulanan, triwulan, semesteran, tahunan.
Fariabel yang menjadi fokus implementasi hukum emas, sesuai kapitel adalah spiritualitas, komunitas, kepemimpinan, keuangan, dan formasi.
Mengapa jadwal pertemuan untuk monitoring, evaluating, dan revisi, dalam implementasi hukum emas dalam fariabel spiritualitas, komunitas, kepemimpinan, keuangan, dan formasi, sangat penting dalam kehidupan bersama yang ideal atau menjadi model? Karena disiplin memonitor terhadap implementasi hukum emas dalam bidang spiritualitas, komunitas, kepemimpinan, keuangan, dan formasi dapat menciptakan komunitas ideal komunitas model. Hal ini dapat mengurangi kesalahan pribadi dan kesalahan komunitas. Hal ini dapat membatasi kesalahan pribadi dan kesalahan sosial atau komunitas. Dengan kata lain hal ini dapat menyembuhkan komunitas. Hal ini dapat menyelamatkan komunitas. Semuanya dapat berjalan dengan baik sangat tergantung pada leader bersama team leader.***
Selasa, 23 Februari 2021
Mengapa Yesus tidak memberi tanda kepada orang-orang yang mengerumuni-Nya Selain tanda Yunus?
*Benediktus Bere Mali, SVD*
Yun.3:1-10
Luk.11:29-32
Mengapa Yesus tidak memberi tanda kepada orang-orang yang mengerumuni-Nya Selain tanda Yunus?
Orang Niniwe yang berlaku jahat setelah mendengar pewartaan Yunus berpuasa dan bertobat. Berpuasa berarti mengosongkan diri agar Tuhan memenuhi ruang hati, budi sehingga kata dan aksi yang muncul ke permukaan berwarna kehendak Allah bukan lagi kehendak yang bertentangan dengan Tuhan. Bertobat berarti berjalan dari jalan kejahatan kepada jalan kebaikan sempurna Tuhan Yesus sumber kaum beriman Katolik. Ratu dari Selatan ketika mendengar Salomo, datang kepada Salomo untuk mempelajari kebijaksanaan Salomo. Yesus adalah tanda istimewa lebih dari tanda Salomo dan tanda Yunus. Orang- orang yang mengerumuni Yesus meminta tanda. Tetapi Yesus tidak memberi tanda kepada mereka karena Yesus adalah Tanda Allah yang hadir dan menyelamatkan, tetapi mereka tidak mengerti dan tidak percaya kepada-Nya. Hidup mereka masih seperti yg dulu sebagai manusia lama.
Prapaskah bagi Kita merupakan sebuah kesempatan untuk beralih dari manusia lama menuju manusia baru. Tanda manusia baru adalah manusia yang bertobat dari dosa-nya. Tuhan berbelaskasih pada orang yang bertobat. Tuhan menyelamatkan orang yang bertobat .
Senin, 22 Februari 2021
Mengapa penulis Injil Matius mengakhiri doa Bapa Kami dalam bacaan Injil hari ini dengan pengampunan terhadap sesama sebagai hal yang sangat penting ?
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
Renungan Misa Harian
Selasa 23 Februari 2021
Yes.54:10-11
Mat.6:7-15
Mengapa penulis Injil Matius mengakhiri doa Bapa Kami dalam bacaan Injil hari ini dengan pengampunan terhadap sesama sebagai hal yang sangat penting ?
Pengampunan sesama dengan tulus dan ikhlas membuat situasi dan kondisi diri yang layak untuk menerima pengampunan dari Tuhan. Tetapi orang yang rajin berdoa bapa kami tetapi tidak dapat mengampuni orang, maka Allah pun tidak akan mengampuninya.
Untuk Tuhan mengampuni dosa kita, kita memiliki sakramen pengakuan secara langsung tatap muka atau langsung bertemu dengan imam dalam situasi dan kondisi yang normal.
Tetapi pada masa pandemi covid-19 ini, orang dan keluarga sulit tatap muka dengan imam untuk menerima sakramen pengampunan dosa dari seorang imam tertahbis.
Pada masa seperti ini yang paling penting adalah bertobat secara tulus dari dalam hati sendiri menjadi hal yang paling penting. Mengampuni semua yang menyakiti hati kita di waktu lalu secara tulus, menjadikan kita berdoa bapa kami secara layak di mata Tuhan. Tuhan Tahu isi hati kita yang berdoa Bapa kami. Tuhan pasti mengabulkan doa bapa kami yang lahir dari sebuah hati tulus mengampuni sesama. Ampunilah sesamamu maka Allah mengampuni dosa-dosamu. ***