Minggu, 17 Maret 2013

Homili Minggu 17 Maret 2013



TUHAN MENYELAMATKAN ORANG KECIL

Homili Minggu 17 Maret 2013
Yes 43 : 16 – 21
Mzm 126 : 1 – 2ab.2cd-3.4-5.6; Ul : 3
Flp 3 : 8 – 14
Yoh 8 : 1 – 11

P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD

Paus Fransiskus mengadakan audiensi pertama dengan wartawan seluruh dunia pada hari sabtu 16 Maret 2013, menyampaikan arah Gereja Katolik sedunia dalam masa kepemimpinannya, berdasarkan spiritualitas Fransiskus Asisi yang memihak pada kaum papa miskin. Pertama : Santo Fransiskus melayani orang-orang yang papa dan miskin. Spiritualitas ini menuntun Gereja Katolik ke depan sebagai Gereja Kaum Papa dan miskin. Kedua: St. Fransiskus berdialog dengan semua orang dalam hidup pelayanannya. Spiritualitas dialog ini memandu Gereja Katolik pada masa yang akan datang sebagai insan dialog lintas batas untuk menghadirkan nilai damai, adil, jujur, dan solider dengan sesama yang miskin dan papa. Ketiga: Santo Fransiskus mencintai keutuhan alam ciptaan Tuhan. Spiritualitasnya ini mengemudi Gereja Katolik ke depan sebagai subyek yang menyelamatkan alam ciptaan Tuhan yang sudah semakin rusak oleh ketamakan manusia. Berdasarkan alasan-alasan inilah Paus memilih namanya sebagai Paus Fransiskus. Sebuah pemilihan nama yang sangat kontekstual bagi dunia dan Gereja Katolik.

Bacaan Injil hari ini berbicara tentang orang kecil yang selalu berada di pihak yang salah di mata para atasan.  Orang-orang yang membawa perempuan yang berzinah kepada Yesus adalah orang-orang yang menempati posisi atasan. Perempuan berzinah itu adalah orang kecil. Pertanyaan yang tidak muncul dalam peristiwa perzinahan perempuan itu adalah: Mengapa perempuan itu berzinah? Kalau pertanyaan ini muncul ke permukaan di dalam Kitab Suci ini maka pasti akan ada aneka jawaban yang muncul. Perempuan itu berzinah bisa jadi karena kehidupan ekonominya yang tidak memungkinkan dia untuk melanjutkan hidupnya. Kalau itu benar, maka sesama sekitar yang mengetahui sebab ekonomi perzinahan itu dapat menemukan solusinya dengan memberikan bantuan untuk mengatasi kesulitan ekonominya, sehingga perempuan itu tidak jatuh terus di dalam dosa perzinahan. Perempuan itu berzinah juga barangkali karena dia sudah jatuh dalam jaringan bisnis perzinahan atau dalam bahasa sekarang bisnis psk, sehingga dia sendiri tidak dapat keluar dari jaringan yang menjerat dirinya itu. Sesama sekitar semestinya memberikan pendampingan yang lahir dari cinta dan pengorbanan untuk menyelamatkan dirinya untuk kembali berjalan di jalan pertobatan.
Usaha yang nyata dari sesama sekitar membuat pesan Yesus kepada perempuan itu : “pergilah, jangan berbuat dosa lagi” menjadi sebuah kenyataan. Dengan demikian Sabda Yesus itu menjadi daging dan tinggal di antara kita. Kita turut menyelamatkan perempuan yang berzinah dengan mengembalikan dia ke jalan yang benar. Kita tidak hanya berdoa bagi keselamatan orang kecil tetapi secara konkret kita menyelamatkan orang kecil.  Santo Fransiskus Asisi doakanlah kami agar kami memiliki hati yang peduli pada orang kecil yang ada di sekitar kami.

Tidak ada komentar: