Minggu, 17 Maret 2013

Homili Sabtu 16 Maret 2013



SATPAM ORANG – ORANG FARISI

Homili Sabtu 16 Maret 2013
Yer 11 : 18 – 20
Mzm 7 : 2 – 3.9b-10.11-12
Yoh 7 : 40 – 53

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Sebuah rumah pejabat memiliki Satpam di pintu masuk ke Kompleks rumah jabatan itu. Biasanya satpam bertugas membuka dan menutup pintu gerbang saat mobil pejabat  keluar atau  masuk rumah jabatan. Satpam juga memeriksa atau meminta identitas utama setiap orang hendak masuk ke rumah jabatan untuk bertemu dengan si pejabat.  
Pertanyaannya adalah: Apa perasaan pejabat itu, kalau ada orang yang tidak dikenal identitasnya tembusi pintu gerbang langsung bertemu dengan pejabat? Pasti pejabat itu sangat marah satpam itu. Bahkan pejabat itu sesegera mungkin memecat satpam itu karena kurang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas.
Injil hari ini berbicara tentang Bos dan satpam. Orang-orang Farisi adalah atasan atau berada pada posisi sebagai bos.  Para penjaga adalah satpamnya. Ketika Yesus tampil secara meyakinkan dan menarik banyak orang menjadi pengikutNya, orang-orang Farisi merasa  tersaingi dan  terancam kehilangan pengikutnya.  Kehadiran Yesus sangat mengganggu posisi dan status sosial  mereka.  Orang-orang Farisi tidak ingin disaingi dan tidak ingin diancam kehilangan pengikutnya. Upaya  yang mereka tempuh adalah menghalalkan segala cara membekukan warta dan karya Yesus. Mereka mengutus para penjaga atau satpamnya menuju ke  kediaman Yesus  dengan satu tujuan menangkap Yesus kemudian membawaNya kepada orang-orang Farisi untuk diadili secara  hukum. Apakah para penjaga itu melaksanakan perintah orang -  orang Farisi sebagai atasannya? Para penjaga itu di tengah jalan dan sampai di depan Tuhan Yesus mengalami perubahan yang luar biasa. Mereka pergi kepada Yesus   terkagum-kagum dengan “public speaking” Tuhan Yesus. Kekaguman itu membuat para penjaga itu tidak mempunyai alasan yang mendasar untuk menangkap Yesus dan membawaNya kepada orang-orang Farisi yang berjuang dengan berbagai cara untuk membekukan kata dan karya-karya Tuhan Yesus. Para penjaga setelah mengalami Tuhan Yesus secara personal dari dekat, mereka semakin mengenal identitas Tuhan Yesus dan bahkan menjadi percaya. Dalam kesederhanaan dan kerendahan hati serta ketulusan hati para penjaga itu, dilaporkan kepada Orang Farisi tentang pengakuan mereka kepada Tuhan Yesus. Mereka kembali bukan menyampaikan hasil perintah orang – orang Farisi tetapi mereka menyampaikan bahwa sesungguhnya mereka juga percaya kepada Tuhan Yesus.
          Kita semestinya belajar beriman dari para penjaga itu. Mereka memiliki relasi personal dekat dengan Tuhan Yesus. Semakin dekat dengan Tuhan Yesus semakin mendalam pengakuan dan iman mereka kepada Tuhan Yesus. Kita menambah bobot kedekatan kita dengan Tuhan Yesus dalam doa, dan Ekaristi, dalam membaca Kitab Suci dan sakramen-sakramen lainnya. Paus Fransiskus memberikan perhatian pada orang-orang kecil sebagai mandala tumbuh dan kembangnya iman kepada Tuhan Yesus. Sebaliknya orang-orang yang semakin jauh dari Tuhan Yesus, seperti orang-orang Farisi, semakin berjalan di atas jalan yang menyesatkan yaitu mereka menjadi orang-orang yang dikuasai oleh kesombongan dan kefasikan.

Tidak ada komentar: