Sabtu, 10 Juli 2021

Saling Memaafkan Saudara dalam Keluarga

  



*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Satu persoalan yang paling berat untuk diselesaikan dalam hidup bersama adalah persoalan antara kaka dan adik kandung dalam keluarga.  Persoalan yang paling berat ketika seorang anggota keluarga diperlakukan secara tidak adil oleh seluruh saudara dan saudarinya. Biasanya yang mayoritas menang sedangkan yang satu orang mengalah dan sering pergi jauh tinggal di tempat baru jauh dari saudara dan saudarinya yang telah menindasnya. Masalah itu dapat diselesaikan secara tuntas kalau ada kerendahan hati dari semua untuk saling Memaafkan secara tulus agar persaudaraan yang sudah lama hilang ditemukan kembali. 

Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya seharga seorang budak ke Negeri Mesir dengan Rajanya Firaun. Yusuf menderita di sana tetapi kualitasnya tetap bekerja sebagai seorang budak bagi Firaun. Hebatnya adalah penafsir mimpi. Mimpi Firaun ditafsir secara tepat. Yusuf mengonstruksi pemahaman tentang mimpi,  rasa, dan aksi serta konsekuensinya itu bagi Firaun dan Mesir serta tetangga-tetangganya.  Mimpi tentang antisipasi persiapan atasi kelaparan 7 Tahun dilakukan Yusuf yang dipilih sebagai Mangkubumi. Ketika kelaparan hebat tiba, saudara saudara Yusuf pun datang antri meminta makanan pada Yusuf yang dulu mereka jual sebagai budak Firaun di Mesir.  Perjumpaan yang penuh makna dan butuh konstruksi saling paham, saling rasa, saling menyelamatkan dan konsekuensinya untuk kebaikan bersama. Konstruksi ini berbuah baik ketika Yusuf Memaafkan dan Yusuf melihat secara positif bahwa ia dijual sebagai jalan Allah untuk menyelamatkan saudara-saudaranya.  Mereka saling Memaafkan dan hidup persaudaraan yang telah hilang kembali ditemukan dalam hidup bersama. Semua akhirnya melihat masa lalu kelam sebagai jalan Tuhan menyelamatkan Israel.  Kalau dendam membara menguasai mereka maka bisa jadi yang tersisa adalah pertumpahan darah. Kuasa berpikir positif Yusuf terhadap semua masa lalu kelam membuatnya hidup berusia panjang. Maka tepat pemazmur bermadah  "Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali." *****









Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XIV


Sabtu, 10 Juli 2021


Bacaan Pertama

Kej 49:29-32;50:15-26a


"Allah akan memperhatikan kalian,

dan membawa kalian keluar dari negeri ini."


Pembacaan dari Kitab Kejadian:


Waktu akan meninggal Yakub berpesan kepada anak-anaknya,

"Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku,

kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku

dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu,

dalam gua yang di ladang Makhpela

di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan,

yaitu ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu,

untuk menjadi kuburan milik keluarga.

Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya;

di situlah pula dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya,

dan di situlah juga kukuburkan Lea.

Ladang dengan gua di sana telah dibeli dari orang Het."


Ketika saudara-saudara Yusuf melihat,

bahwa ayah mereka telah mati,

berkatalah mereka,

"Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita

dan membalaskan kita sepenuhnya,

atas segala kejahatan yang telah kita lakukan terhadapnya."

Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf,

"Sebelum ayahmu meninggal, ia telah berpesan,

'Beginilah hendaknya kalian katakan kepada Yusuf,

Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka,

sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu.

Maka sekarang ampunilah kiranya kesalahan

yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu'."

Ketika permintaan disampaikan kepadanya, menangislah Yusuf.


Saudara-saudara Yusuf pun datang sendiri-sendiri

dan sujud di depannya serta berkata,

"Kami datang untuk menjadi budakmu."

Tetapi Yusuf berkata,

"Janganlah takut, sebab aku bukan pengganti Allah.

Memang kalian telah membuat rencana yang jahat terhadap aku,

tetapi Allah telah mengubahnya menjadi kebaikan,

dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini,

yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Maka janganlah takut.

Aku akan menanggung makanmu dan juga makanan anak-anakmu."

Demikianlah Yusuf menghiburkan saudara-saudaranya

dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.


Yusuf tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya.

Ia hidup seratus sepuluh tahun.

Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim

sampai keturunan yang ketiga;

juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf.


Waktu akan meninggal,

berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya,

"Tidak lama lagi aku akan mati;

tentu Allah akan memperhatikan kalian

dan membawa kalian keluar dari negeri ini,

ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah

kepada Abraham, Ishak dan Yakub."

Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya,

"Tentu Allah akan memperhatikan kalian.

Pada waktu itu kalian harus membawa tulang-tulangku dari sini."

Kemudian Yusuf meninggal dunia.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 105:1-2.3-4.6-7,R:Mzm 69:33


Refren: Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah,

maka hatimu akan hidup kembali.


*Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya,

maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.

Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya,

percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!


*Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus,

biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.

Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya,

carilah selalu wajah-Nya.


*Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya,

hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!

Dialah Tuhan Allah kita,

ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.


Bait Pengantar Injil

1Ptr 4:14


Berbahagialah kalian, kalau dicaci maki demi Yesus Kristus,

sebab Roh Allah ada padamu.


Bacaan Injil

Mat  10:24-33


"Janganlah takut kepada mereka yang membunuh badan."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Pada waktu itu

Yesus bersabda kepada kedua-belas murid-Nya,

"Seorang murid tidak melebihi gurunya,

dan seorang hamba tidak melebihi tuannya.

Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya,

dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya.

Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.

Jadi janganlah kalian takut terhadap mereka yang memusuhimu,

karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka,

dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi yang takkan diketahui.

Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap,

katakanlah dalam terang.

Dan apa yang dibisikkan ke telingamu,

beritakanlah dari atas atap rumah.


Dan janganlah kalian takut kepada mereka

yang dapat membunuh tubuh

tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa.

Tetapi takutilah Dia

yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh

di dalam neraka.

Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor?

Namun tak seekor pun akan jatuh tanpa kehendak Bapamu.

Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung.

Sebab itu janganlah kalian takut,

karena kalian lebih berharga dari pada banyak burung pipit.


Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia,

dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga.

Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia,

dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-Ku yang di surga."


Demikianlah sabda Tuhan.

"Lihat, Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati."



*P. Benediktus Bere Mali, SVD*


Salah satu binatang unggul dari sekian banyak binatang adalah katak atau kodok yang jadi viral di media sosial beberapa waktu lalu karena presiden Jokowi memiliki ketertarikan memelihara kodok di Kediamannya. Ada begitu banyak orang yang mengontruksi penglihatannya, Perasaannya, perilakunya dan konsekuensinya terhadap

pemelihara kodok dan kodok binatang amfibi itu sendiri. Dalam konteks ini saya memiliki kontruksi pribadi tentang kodok makhluk amfibi ini secara sangat sederhana. Utamanya warna luar kulit kodok yang dapat berubah atau terganti sesuai konteks lingkungan hidup sekitarnya, yang mana jikalau lingkungan eskternal coklat maka kulitnya menjadi coklat, kalau lingkungan yang mengitarinya hijauh maka kulitnya berubah menjadi hijauh dan seterusnya walaupun isinya tetap kodok. 

Para murid  adalah pewarta Injil dalam suasana lingkungan Dunia yang berubah-ubah. Para Murid diutus ke seluruh dunia untuk menyebarkan Khabar Gembira ke seluruh dunia dengan setiap wilayah tempat mereka diutus memiliki suasana budaya yang berbeda-beda. Dalam konteks seperti ini setiap murid Yesus perlu belajar ilmu kodok yang dapat beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya sehingga ia tidak merasa asing dengan lingkungan tempat ia hidup. Seorang pribadi misionaris menjadikan model adaptasi  kodok dengan lingkungan eksternal sehingga lingkungan setempat menerimanya dan dengan sendirinya katak juga mengatur dirinya sedemikian rupa sehingga ia tidak asing dengan lingkungan dimana ia tinggal dan hidup di dalamnya, dalam bermisi. Seorang Murid Tuhan dapat belajar dari ilmu kodok dalam konstruksi pemahaman, perasaan perilaku  dan konsekuensinya berguna dan sesuai bagi diri dan mereka yang dijumpai dan diinjili. Para Murid Yesus yang menggunakan ilmu adaptasi kodok dalam bermisi sangat cocok dengan Injil hari ini , "Lihat, Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati."

.*****.


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XIV


Jumat, 9 Juli 2021


PF S. Agustinus Zhao Rong, Imam Martir, dkk. Tiongkok

PF S. Gregorius Grassi, Uskup


Bacaan Pertama

Kej 46:1-7.28-30


"Sekarang bolehlah aku mati."


Pembacaan dari Kitab Kejadian:


Pada waktu itu berangkatlah Israel dengan segala miliknya,

dan ia tiba di Bersyeba.

Lalu dipersembahkannya kurban sembelihan

kepada Allah Ishak, ayahnya.

Bersabdalah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam,

"Yakub, Yakub!"

Sahutnya, "Ya, Tuhan."

Maka bersabdalah Allah, "Akulah Allah, Allah ayahmu,

janganlah takut pergi ke Mesir,

sebab Aku akan membuat engkau

menjadi bangsa yang besar di sana.

Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir

dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali;

tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti."


Maka berangkatlah Yakub dari Bersyeba.

Anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka,

beserta anak dan isteri mereka,

dan mereka naik kereta yang dikirim Firaun untuk menjemput.

Mereka juga membawa ternak dan harta benda

yang telah diperoleh mereka di tanah Kanaan.

Lalu tibalah mereka di Mesir,

yakni Yakub dan seluruh keturunannya bersama-sama dengan dia.

Anak-anak dan cucunya, laki-laki dan perempuan,

seluruh keturunannya dibawanya ke Mesir.


Yakub menyuruh Yehuda berjalan lebih dahulu mendapatkan Yusuf,

supaya Yusuf datang ke Gosyen menemui ayahnya.

Dan sementara itu sampailah mereka ke tanah Gosyen.

Lalu Yusuf memasang keretanya dan pergi ke Gosyen,

mendapatkan ayahnya, Israel.

Ketika Yusuf bertemu dengan ayahnya,

dipeluknyalah leher ayahnya dan lama menangis pada bahunya.

Berkatalah Israel kepada Yusuf,

"Sekarang bolehlah aku mati, setelah aku melihat mukamu

dan mengetahui bahwa engkau masih hidup."


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40,R:39a


Refren: Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.


*Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik,

diamlah di negeri dan berlakulah setia;

bergembiralah karena Tuhan;

maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!


*Tuhan mengetahui hari hidup orang saleh,

dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya;

mereka tidak akan mendapat malu

sewaktu ditimpa kemalangan,

dan pada hari-hari kelaparan mereka akan menjadi kenyang.


*Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik,

maka engkau akan memiliki tempat tinggal yang abadi;

sebab Tuhan mencintai kebenaran,

dan tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya.

Orang-orang yang berbuat jahat akan binasa,

dan anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.


*Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan;

Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan;

Tuhan menolong dan meluputkan mereka

dari tangan orang-orang fasik.

Tuhan menyelamatkan mereka,

sebab mereka berlindung pada-Nya.


Bait Pengantar Injil

Yoh 16:13a;14:26b


Roh Kebenaran akan datang

dan mengajar kalian segala kebenaran.

Ia akan mengingatkan segala yang telah Kunyatakan kepadamu.


Bacaan Injil

Mat  10:16-23


"Bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Pada suatu hari

Yesus bersabda kepada kedua-belas murid-Nya,

"Lihat, Aku mengutus kalian seperti domba

ke tengah-tengah serigala!

Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular,

dan tulus seperti merpati.


Tetapi waspadalah terhadap semua orang.

Sebab ada yang akan menyerahkan kalian kepada majelis agama,

dan mereka akan menyesah kalian di rumah ibadatnya.

Karena Aku

kalian akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja

sebagai suatu kesaksian bagi mereka

dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Apabila mereka menyerahkan kalian,

janganlah kalian kuatir

akan bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan,

karena semuanya itu akan dikurniakan kepadamu pada saat itu juga.

Karena bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu.

Dialah yang akan berbicara dalam dirimu.


Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh;

demikian pula seorang ayah terhadap anaknya.

Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya

dan akan membunuh mereka.

Dan kalian akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.

Tetapi barangsiapa bertahan sampai pada kesudahannya, akan selamat.


Apabila mereka menganiaya kalian di suatu kota,

larilah ke kota yang lain.

Aku berkata kepadamu,

Sungguh, sebelum kalian selesai mengunjungi kota-kota Israel,

Anak Manusia sudah datang."


Demikianlah sabda Tuhan.

Kamis, 08 Juli 2021

Pandemi Kerajaan Allah Menjangkau Sudut-Sudut Hati Insan Allah

   


*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Setiap orang memiliki kelebihan tertentu di dalam hidup bersama, entah itu talenta tafsir mimpi hebat dan pemaaf serta penyelamat banyak bangsa dan keluarganya serta saudara-saudaranya yang nenjualnya sebagai budak di Mesir seperti Yusuf dalam bacaan Pertama; talenta melaksanakan aturan hukum secara detail seperti orang Farisi untuk menghadirkan kebaikan Allah di Dunia; dan melaksanakan ibadah deteil untuk melenyapkan kekuatan kejahatan seperti kaum Eseni tinggal di pertapaan Biara di Qumran dalam Injil; seperti Yesus dan para murid-Nya yang hadir kini dan di sini mengeksekusi prinsip-prinsip kebaikan hidup bersama dalam kata dan aksi sebagai bukti Kehadiran sang sumber kebaikan sejati, Kerajaan Allah sudah hadir kini dan di sini, dalam proses menuju kesempurnaan pada akhir zaman. 

Yesus dan murid-murid-Nya menggunakan paradigma Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi kecil, lalu dirawat sampai besar dan berlipat Ganda menjadi pandemi Kerajaan Allah di Seluruh Dunia, hidup di dalam hati semua orang.  Pandemi kebaikan mendunia menjangkau setiap hati dan budi manusia di Seluruh pelosok dunia. 

Pembaharuan dari langkah pertama menuju puncak pembaharuan global adalah paradigma mikro hidup baru dari satu menuju semua, dari kecil menjadi besar, dari sederhana menjadi sempurna, dari pinggiran menuju pusat itu sangat menyentuh dan melibatkan semua pihak dan akhirnya mencintai pembaharuan itu sendiri. 

Contoh pembangunan Indonesia Maju mulai dari Pinggiran Desa menuju Pusat Ibu Kota Negara Indonesia di Jaman Presiden Jokowi ini sangat menyentuh rasa baru setiap pribadi di margin Indonesia sampai di sentral Indonesia. Negara - negara lain pun berkata dan berbicara tentang paradigma pembangunan dari margin ke pusat yang dilaksanakan pada zaman Presiden Jokowi ini. Presiden Jokowi adalah eksekutor dan pelaksana handal apa yang diputuskan secara terukur dan terkontrol menuju Indonesia hebat sebagai tujuan bersama Indonesia. 

Kita memiliki keunggulan masing-masing yang Tuhan berikan. Dengan paradigma mikro, keunggulan satu orang/masing-masing orang diasah dalam dukungan pemimpin sebagai eksekutor - aktor-monitor-evaluator-revisitor untuk mencapai keunggulan bersama sebagai kelompok kecil menuju keunggulan kelompok besar-global. Yesus menggunakan paradigma mikro untuk menuju makro, paradigma margin menuju center dalam menghadirkan Kerajaan Allah menuju pandemi kebaikan, kebenaran, keadilan dan keindahan Allah secara mendunia sehingga Kerajaan Allah menjangkau hati setiap manusia dan hidup di dalam hati semua orang. 

Dalam bidang apapun untuk kebaikan publik mulai dari langkah pertama setiap pribadi menuju langkah bersama semua orang dalam meraih tujuan bersama adalah paradigma postmodern dari margin menuju pusat dari mikro menuju makro, dari lokal menuju global dalam memandemikan Kerajaan Allah. *****


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XIV


Kamis, 8 Juli 2021


Bacaan Pertama

Kej 44:18-21.23b-29;45:1-5


"Demi keselamatanmu Allah mengutus aku ke Mesir."


Pembacaan dari Kitab Kejadian:


Di tanah Mesir

Yusuf pura-pura menuduh adiknya, Benyamin, mencuri.

Maka tampillah Yehuda mendekati Yusuf dan berkata,

"Mohon bicara tuanku,

izinkanlah hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada tuanku,

dan janganlah bangkit amarahmu terhadap hambamu ini,

sebab tuanku adalah seperti Firaun sendiri.

Tuanku telah bertanya kepada hamba-hamba ini,

'Masih adakah ayah atau saudaramu?'

Dan kami menjawab tuanku,

'Kami masih mempunyai ayah yang sudah tua

dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya;

kakaknya telah mati,

dan hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu,

sebab itu ayah sangat mengasihi dia.'

Lalu Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini,

'Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia.'

Lagi Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini,

'Jika adikmu yang bungsu itu tidak datang ke mari bersama kalian,

kalian tidak boleh melihat mukaku lagi.'


Setelah kami kembali kepada hambamu, ayah kami,

maka kami memberitahukan kepadanya perkataan tuanku itu.

Kemudian ayah kami berkata,

'Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita.'

Tetapi jawab kami, 'Kami tidak dapat pergi ke sana,

sebab kami tidak boleh melihat muka orang itu,

apabila adik yang bungsu tidak bersama-sama kami.'

Kemudian berkatalah hambamu, ayah kami,

'Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku;

yang seorang telah pergi, dan aku telah berkata,

Tentulah ia diterkam oleh binatang buas,

dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali.

Jika anak ini kamu ambil pula dari padaku,

dan ia ditimpa kecelakaan,

maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini

turun ke dunia orang mati karena nasib celaka.'


Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi

di depan semua orang yang berdiri di dekatnya.

Lalu berserulah ia, "Suruhlah keluar semua orang dari sini."

Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf,

ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.

Setelah itu menangislah ia keras-keras,

sehingga kedengaran oleh orang-orang Mesir dan seisi istana Firaun.

Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya,

"Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?"

Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya,

sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.

Lalu kata Yusuf kepada mereka, "Marilah mendekat."

Maka mendekatlah mereka.

Kata Yusuf  lagi,

"Akulah Yusuf, saudaramu, yang kalian jual ke Mesir.

Tetapi sekarang janganlah bersusah hati

dan janganlah menyesali diri karena kalian menjual aku ke sini,

sebab demi keselamatan hidup kalianlah

Allah menyuruh aku mendahului kalian ke Mesir.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 105:16-17.18-19.20-21,R:5a


Refren: Ingatlah akan karya Tuhan yang ajaib.


*Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan,

dan menghancurkan seluruh persediaan makanan,

diutus-Nyalah seorang mendahului mereka,

yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.


*Kakinya diborgol dengan belenggu,

lehernya dirantai dengan besi,

sampai terpenuhinya nubuatnya,

dan firman Tuhan membenarkan dia.


*Raja menyuruh melepaskan dia,

penguasa para bangsa membebaskannya.

Dijadikannya dia tuan atas istananya,

dan pengelola segala harta kepunyaannya.


Bait Pengantar Injil

Mrk 1:15


Kerajaan Allah sudah dekat.

Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.


Bacaan Injil

Mat  10:7-15


"Kalian telah memperoleh dengan cuma-cuma,

maka berilah pula dengan cuma-cuma."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Pada waktu itu Yesus bersabda kepada kedua-belas murid-Nya,

"Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.

Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati;

tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.

Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma,

karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga

dalam ikat pinggangmu.

Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan,

janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat,

sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.


Apabila kalian masuk kota atau desa,

carilah di situ seorang yang layak,

dan tinggallah padanya sampai kalian berangkat.

Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.

Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke kepadanya,

jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.


Dan apabila seorang tidak menerima kalian

dan tidak mendengarkan perkataanmu,

keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu,

dan kebaskanlah debunya dari kakimu.

Aku berkata kepadamu:

Sungguh, pada hari penghakiman

tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya

dari pada kota itu."


Demikianlah sabda Tuhan.

"Kalian telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berilah pula dengan cuma-cuma."



*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Setiap orang memiliki kelebihan tertentu di dalam hidup bersama, entah itu talenta tafsir mimpi hebat dan pemaaf serta penyelamat banyak bangsa dan keluarganya serta saudara-saudaranya yang nenjualnya sebagai budak di Mesir seperti Yusuf dalam bacaan Pertama; talenta melaksanakan aturan hukum secara detail seperti orang Farisi untuk menghadirkan kebaikan Allah di Dunia; dan melaksanakan ibadah deteil untuk melenyapkan kekuatan kejahatan seperti kaum Eseni tinggal di pertapaan Biara di Qumran dalam Injil; seperti Yesus dan para murid-Nya yang hadir kini dan di sini mengeksekusi prinsip-prinsip kebaikan hidup bersama dalam kata dan aksi sebagai bukti Kehadiran sang sumber kebaikan sejati, Kerajaan Allah sudah hadir kini dan di sini, dalam proses menuju kesempurnaan pada akhir zaman. 

Yesus dan murid-murid-Nya menggunakan paradigma Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi kecil, lalu dirawat sampai besar dan berlipat Ganda menjadi pandemi Kerajaan Allah di Seluruh Dunia, hidup di dalam hati semua orang.  Pandemi kebaikan mendunia menjangkau setiap hati dan budi manusia di Seluruh pelosok dunia. 

Pembaharuan dari langkah pertama menuju puncak pembaharuan global adalah paradigma mikro hidup baru dari satu menuju semua, dari kecil menjadi besar, dari sederhana menjadi sempurna, dari pinggiran menuju pusat itu sangat menyentuh dan melibatkan semua pihak dan akhirnya mencintai pembaharuan itu sendiri. 

Contoh pembangunan Indonesia Maju mulai dari Pinggiran Desa menuju Pusat Ibu Kota Negara Indonesia di Jaman Presiden Jokowi ini sangat menyentuh rasa baru setiap pribadi di margin Indonesia sampai di sentral Indonesia. Negara - negara lain pun berkata dan berbicara tentang paradigma pembangunan dari margin ke pusat yang dilaksanakan pada zaman Presiden Jokowi ini. Presiden Jokowi adalah eksekutor dan pelaksana handal apa yang diputuskan secara terukur dan terkontrol menuju Indonesia hebat sebagai tujuan bersama Indonesia. 

Kita memiliki keunggulan masing-masing yang Tuhan berikan. Dengan paradigma mikro, keunggulan satu orang/masing-masing orang diasah dalam dukungan pemimpin sebagai eksekutor - aktor-monitor-evaluator-revisitor untuk mencapai keunggulan bersama sebagai kelompok kecil menuju keunggulan kelompok besar-global. Yesus menggunakan paradigma mikro untuk menuju makro, paradigma margin menuju center dalam menghadirkan Kerajaan Allah menuju pandemi kebaikan, kebenaran, keadilan dan keindahan Allah secara mendunia sehingga Kerajaan Allah menjangkau hati setiap manusia dan hidup di dalam hati semua orang. 

Dalam bidang apapun untuk kebaikan publik mulai dari langkah pertama setiap pribadi menuju langkah bersama semua orang dalam meraih tujuan bersama adalah paradigma postmodern dari margin menuju pusat dari mikro menuju makro, dari lokal menuju global dalam memandemikan Kerajaan Allah. *****


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XIV


Kamis, 8 Juli 2021


Bacaan Pertama

Kej 44:18-21.23b-29;45:1-5


"Demi keselamatanmu Allah mengutus aku ke Mesir."


Pembacaan dari Kitab Kejadian:


Di tanah Mesir

Yusuf pura-pura menuduh adiknya, Benyamin, mencuri.

Maka tampillah Yehuda mendekati Yusuf dan berkata,

"Mohon bicara tuanku,

izinkanlah hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada tuanku,

dan janganlah bangkit amarahmu terhadap hambamu ini,

sebab tuanku adalah seperti Firaun sendiri.

Tuanku telah bertanya kepada hamba-hamba ini,

'Masih adakah ayah atau saudaramu?'

Dan kami menjawab tuanku,

'Kami masih mempunyai ayah yang sudah tua

dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya;

kakaknya telah mati,

dan hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu,

sebab itu ayah sangat mengasihi dia.'

Lalu Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini,

'Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia.'

Lagi Tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini,

'Jika adikmu yang bungsu itu tidak datang ke mari bersama kalian,

kalian tidak boleh melihat mukaku lagi.'


Setelah kami kembali kepada hambamu, ayah kami,

maka kami memberitahukan kepadanya perkataan tuanku itu.

Kemudian ayah kami berkata,

'Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita.'

Tetapi jawab kami, 'Kami tidak dapat pergi ke sana,

sebab kami tidak boleh melihat muka orang itu,

apabila adik yang bungsu tidak bersama-sama kami.'

Kemudian berkatalah hambamu, ayah kami,

'Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku;

yang seorang telah pergi, dan aku telah berkata,

Tentulah ia diterkam oleh binatang buas,

dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali.

Jika anak ini kamu ambil pula dari padaku,

dan ia ditimpa kecelakaan,

maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini

turun ke dunia orang mati karena nasib celaka.'


Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi

di depan semua orang yang berdiri di dekatnya.

Lalu berserulah ia, "Suruhlah keluar semua orang dari sini."

Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf,

ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.

Setelah itu menangislah ia keras-keras,

sehingga kedengaran oleh orang-orang Mesir dan seisi istana Firaun.

Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya,

"Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?"

Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya,

sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.

Lalu kata Yusuf kepada mereka, "Marilah mendekat."

Maka mendekatlah mereka.

Kata Yusuf  lagi,

"Akulah Yusuf, saudaramu, yang kalian jual ke Mesir.

Tetapi sekarang janganlah bersusah hati

dan janganlah menyesali diri karena kalian menjual aku ke sini,

sebab demi keselamatan hidup kalianlah

Allah menyuruh aku mendahului kalian ke Mesir.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 105:16-17.18-19.20-21,R:5a


Refren: Ingatlah akan karya Tuhan yang ajaib.


*Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan,

dan menghancurkan seluruh persediaan makanan,

diutus-Nyalah seorang mendahului mereka,

yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.


*Kakinya diborgol dengan belenggu,

lehernya dirantai dengan besi,

sampai terpenuhinya nubuatnya,

dan firman Tuhan membenarkan dia.


*Raja menyuruh melepaskan dia,

penguasa para bangsa membebaskannya.

Dijadikannya dia tuan atas istananya,

dan pengelola segala harta kepunyaannya.


Bait Pengantar Injil

Mrk 1:15


Kerajaan Allah sudah dekat.

Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.


Bacaan Injil

Mat  10:7-15


"Kalian telah memperoleh dengan cuma-cuma,

maka berilah pula dengan cuma-cuma."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Pada waktu itu Yesus bersabda kepada kedua-belas murid-Nya,

"Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.

Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati;

tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.

Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma,

karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga

dalam ikat pinggangmu.

Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan,

janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat,

sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.


Apabila kalian masuk kota atau desa,

carilah di situ seorang yang layak,

dan tinggallah padanya sampai kalian berangkat.

Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.

Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke kepadanya,

jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.


Dan apabila seorang tidak menerima kalian

dan tidak mendengarkan perkataanmu,

keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu,

dan kebaskanlah debunya dari kakimu.

Aku berkata kepadamu:

Sungguh, pada hari penghakiman

tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya

dari pada kota itu."


Demikianlah sabda Tuhan.

Rabu, 07 Juli 2021

"Emas-keunggulan-Yusuf tetaplah menjadi Emas Murni walaupun Yusuf yang unggul berkualitas emas itu dijual oleh saudara-saudaranya sebagai Budak ke dalam lumpur perbudakan Mesir"




*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Tahun lalu awal Mei 2020 seorang kawan mengalami keadaan kritis di negeri orang antara hidup dan mati. Kawan ini ketika masih sehat tidak mendekati teman-temannya yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Waktu itu Mei 2020 sedang tegang-tegangnya serangan Covid-19 dan seluruh wilayah Negara tempat tinggalnya lockdown. Kawan yang dulunya sombong dan tidak peduli pada teman-teman yang ada di sekitarnya, kini jatuh sakit tidak berdaya. Lingkungan yang sedang dilanda pandemi covid 19 menjadi penentu cara berpikir dan aksi manusia termasuk teman-teman di sekitar kawan yang sedang jatuh sakit tak berdaya ini.  Teman-teman yang tidak dianggap oleh kawan yang sedang sakit ini selama dia masih sehat, justru mereka inilah pertama-tama menolong dan menyelamatkan dia. Teman-teman sekitar inilah menelphone pihak rumah sakit terdekat sehingga pihak rumah sakit datang ke kostnya dalam protokol kesehatan covid-19 dan mengantarnya ke Rumah Sakit sampai kawan ini akhirnya memperoleh kesembuhan. Luar biasa kepedulian teman-teman pada kawan yang sakit ini,  yang dulu selama sehat, kawan ini tidak peduli pada teman-teman kostnya yang berada di sekitarnya. 


Yusuf adalah orang yang diperlakukan secara mengerikan oleh saudara-saudaranya sendiri. Ketika Yusuf sebagai orang yang hebat dan unggul dibidang atau talenta yang dimilikinya, justru saudara-saudaranya irihati yang berpuncak hendak membunuhnya dan buntut menjualnya menjadi budak di Negeri Mesir. Kualitas dan talenta Yusuf itu bagaikan Emas sekalipun dibuang ke tempat lumpur perbudakan di bawah kekuasaan Firaun di Mesir, namanya Emas talenta Yusuf tetaplah Emas yang tidak akan berubah. Semua keunggulan dan kualitas Yusuf tetap bertumbuh dan berkembang baik di dunia perbudakan Mesir. Keunggulan yang dimilikinya itu dilihat oleh Raja Firaun dan Yusuf diberi jabatan mangkubumi di Mesir yang mengurus banyak hal termasuk mengurus makanan bagi seluruh Mesir dan sekitaran Mesir yang sedang dilanda kelaparan hebat. 


Kelaparan dan persediaan makanan ini sudah diantisipasi oleh Yusuf yang hebat bertalenta bersama Raja Firaun.  Semua warga Mesir yang lapar datang kepada Yusuf untuk mendapatkan makanan. Tak terkecuali saudara-saudara Yusuf yang dulunya menjualnya sebagai budak di Mesir pun datang antri menunggu giliran mendapatkan makanan dari Yusuf saudaranya. Yusuf memberikan makanan terbaik bagi saudara saudaranya yang telah menjualnya sebagai Budak di Mesir. Yesus tidak membalas kejahatan dengan kejahatan terhadap saudara-saudaranya yang menjualnya sebagai Budak di Mesir. Ketika saudara-saudaranya kelaparan justru Yusuf yang menyelamatkan hidup mereka. Catatan penting dari pengalaman Yusuf untuk kita adalah  "Janganlah berbuat jahat terhadap saudara di samping kiri dan kananmu sebab pada saat Anda tidak berdaya saudaramu itulah yang akan pertama membantumu." Hal ini bisa terjadi di tempat inggal kost kita, keluarga kita yang berdampingan dengan tetangga-tetangga sekitar kita, komunitas kita dan masyarakat dan negara kita tempat kita berada dan hidup.

Bacaan Injil hari ini tentang Yesus memberi kuasa kepada para murid untuk mengusir setan dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Saya cukup merasa terganggu mengapa untuk setan menggunakan kata mengusir, tidak menggunakan kata melenyapkan? Setan itu seperti sebuah Emas, namanya Emas tetaplah Emas diletakan dan dipindahkan dimanapun tetaplah Emas.  Keunggulan setan tetaplah setan walau diusir dan dipindahkan dan diletakan di tempat yang berbeda. Keberadaan setan itu kapan dan dimanapun tetaplah menjadi setan. 


Pendapat Freud tepat bahwa kekuatan yang mematikan dan menghidupkan itu ada di dalam diri manusia. Hanya dengan memaksimalkan kesadaran manusia dapat mematikan jaringan yang mematikan diri dan sesama dan alam agar jaringan yang menghidupkan diri, sesama, dan alam dapat aktif bekerja.  Dengan bahasa Injil hari ini manusia beriman kepada Tuhan Yesus dipanggil untuk memaksimalkan kesadaran imannya untuk semestinya hanya menghidupkan jaringan internet yang menyelamatkan semua orang sedangkan semua jaringan internet yang mematikan semua generasi lintas Usia yang menggunakan internet, di-off-kan, diusir, diblok, dimatikan, di-non-aktif-kan agar Dunia semakin baik dan warna kebaikan universal bercahaya di dalam setiap sudut hati dan budi manusia. 


Teologi Dokmatik itu warnanya hitam putih, pro-kontra. Pendapat Freud juga tepat bahwa Dalam diri manusia ada unsur mematikan dan menghidupkan. Bedanya teologi Katolik hanya beri yang putih yang boleh aktif dalam kesadaran iman yang penuh sedangkan yang hitam ditolak, tidak ditolerir. Freud menerima sisi yang menghidupkan dan sisi yang mematikan itu di dalam diri manusia seperti dua sisi mata uang yang membentuk satu kesatuan. Kesadaran psikologis manusia secara maksimal dapat mengaktifkan semua yang menghidupkan dan menon-aktifkan yang mematikan diri, sesama, alam sekitar.*****

Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XIV


Rabu, 7 Juli 2021


Bacaan Pertama

Kej 41:55-57;42:5-7a.17-24a


"Kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita."


Pembacaan dari Kitab Kejadian:


Sekali peristiwa seluruh negeri Mesir menderita kelaparan,

dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun.

Maka berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir,

"Pergilah kepada Yusuf,

perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu."

Kelaparan itu melanda seluruh bumi.

Maka Yusuf membuka semua lumbung

dan menjual gandum kepada orang Mesir,

sebab kelaparan itu makin hebat di tanah Mesir.

Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir

untuk membeli gandum dari Yusuf,

sebab kelaparan itu menghebat di seluruh bumi.


Di antara orang yang datang membeli gandum itu

terdapatlah pula anak-anak Israel,

sebab tanah Kanaan pun ditimpa kelaparan.

Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu;

dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu.

Maka ketika saudara-saudara Yusuf datang,

kepadanyalah mereka menghadap,

dan kepadanyalah mereka sujud dengan mukanya sampai ke tanah.

Yusuf melihat saudara-saudaranya dan segera mengenal mereka.

Tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka;

Dan dimasukkannyalah mereka semua

ke dalam tahanan tiga hari lamanya.


Pada hari ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka,

"Buatlah begini, maka kalian akan tetap hidup,

sebab aku takut akan Allah.

Jika kalian orang jujur,

biarkanlah seorang saudaramu tetap tinggal terkurung

dalam rumah tahanan,

tetapi kalian boleh pulang dengan membawa gandum

untuk meredakan kelaparan seisi rumah.

Tetapi saudaramu yang bungsu harus kalian bawa kepadaku

sebagai tanda bukti bahwa perkataanmu benar.

Kalau begitu kalian tidak akan mati."

Demikianlah diperbuat mereka.


Mereka berkata seorang kepada yang lain,

"Betul-betul kita menanggung akibat dosa kita

terhadap adik kita Yusuf!

Bukankah kita melihat betapa besar kesesakan hatinya

ketika ia memohon belas kasih kepada kita,

tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya!

Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita."

Lalu Ruben menjawab mereka,

"Bukankah dahulu kukatakan kepadamu:

'Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu!'

Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku.

Sekarang darahnya dituntut dari pada kita."


Tetapi mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka,

sebab mereka memakai seorang juru bahasa.

Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis.

Kemudian ia kembali kepada mereka.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 33:2-3.10-11.18-19,R:22


Refren: Semoga kasih setia-Mu menyertai kami, ya Tuhan,

sebab kami berharap kepada-Mu.


*Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi,

bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!

Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru;

petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai!


*Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa;

Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa.

Tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya,

rancangan hati-Nya turun-temurun.


*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,

kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;

Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut

dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.


Bait Pengantar Injil

Mrk 1:15


Kerajaan Allah sudah dekat;

bertobatlah dan percayalah kepada Injil.


Bacaan Injil

Mat  10:1-7


"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya,

dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat

dan melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.

Inilah nama kedua belas rasul itu:

Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya;

Yakobus, anak Zebedeus dan Yohanes, saudaranya;

Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius, pemungut cukai,

Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,

Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus.


Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus,

dan Ia berpesan kepada mereka,

"Janganlah kalian menyimpang ke jalan bangsa lain,

atau masuk ke dalam kota Samaria,

melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang

dari umat Israel.

Pergilah dan wartakanlah, 'Kerajaan Surga sudah dekat'."


Demikianlah sabda Tuhan.

Selasa, 06 Juli 2021

"Tuhan Usir Setan dari orang bisu bukan bunuh setan"




*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Setiap kali membaca tentang orang yang sakit kerasukan setan dan dapat disembuhkan dengan mengusir setan atau memindahkan setan atau menegur atau memarahi setan oleh seorang penyembuh yang memiliki indera keenam, saya secara pribadi sangat terganggu dengan cara penyembuhan yang hanya sekedar mengusir setan dan sekedar memindahkan setan ke tempatnya atau ke kediamannya sehingga dia/setan itu tidak mengganggu atau tidak tinggal di dalam diri orang yang sakit karena kemasukan makhluk setan itu di dalam dirinya lagi. 

Dari rasa terganggu itu lalu saya bertanya kalau mereka yang memiliki indera keenam dapat melihat setan itu sedang merasuki orang sakit dan dapat memindahkan setan itu, mengapa kaum pemilik indera keenam yang bisa memindahkan setan itu secara tuntas usir, kejar, tangkap dan mengunci setan itu dalam penjara setan misalnya, sehingga setan itu tidak berkeliaran merasuki orang lain, sehingga dengan demikian terjadi penyembuhan yang tuntas atas orang yang kerasukan setan, penyembuhan sampai akar-akarnya sehingga sakit yang sama tidak terulang lagi?

Pengalaman mengikuti beberapa teman yang dapat menyembuhkan orang sakit karena kerasukan setan, setelah pulang ke rumah, saya selalu bertanya dalam hati mengapa setan itu hanya diusir keluar dari orang yang kerasukan setan dan beberapa hari kemudian setan yang sama datang merasuki orang yang sama lagi? 

Mengapa pengusir setan tidak diganti dengan pembunuh setan agar setan yang sama jangan datang lagi merasuki orang yang sama? 


Setan yang merasuki orang sakit untuk disembuhkan hanya dengan pengusiran setan atau keluarlah setan dari orang sakit atau pindahlah setan dari orang sakit agar ia sembuh, bukan bunuh setan yang sama agar tidak datang lagi merasuki orang yang sama. 


Dalam bacaan Injil, setiap kali saya baca dan merenungkan tentang Pengusiran setan dari orang yang kerasukan setan sehingga orang sakit itu sembuh, membuat saya juga bergulat dalam refleksi pribadi, yang membuat saya akhirnya memunculkan pertanyaan ini. Mengapa pengusir setan itu sekedar memindahkan setan dari orang sakit itu ke tempatnya yang tidak tahu oleh sang pengusir itu? Mengapa setan jahat yang merasuki orang sakit itu, setelah diusir tetapi tidak kejar lalu bunuh agar setan itu tidak merasuki lagi orang yang sama atau pun orang yang lain? Pertanyaan-pertanyaan kritis dalam membaca pengusiran setan ini terus muncul dalam benak saya setiap kali membaca dan merenungkan tentang setan yang diusir dari orang yang sakit karena kerasukan setan, baik yang ada di dalam Kitab Suci maupun yang ada di dalam budaya-budaya suku bangsa di luar Kitab Suci. 


Dalam Injil hari ini ditampilkan orang bisu karena setan yang membisukannya. Setelah setan diusir dari dalam dirinya orang bisu itu kembali berbicara. Seandainya bunuh setan yang membisukan orang, tidak sekedar usir setan yang membisukan itu maka jelas bahwa namanya setan yang membisukan telah tiada di dunia. Tetapi itu sekedar perkiraan saya pribadi sendiri. 

Di sini yang mau ditampilkan adalah Kerajaan Allah berkuasa atas kekuasaan setan yang membisukan manusia. Dan di sisi lain yang harus ditonjolkan dalam usir setan yang membisukan adalah orang yang bisu pun tetap terus berjuang untuk selalu lebih dekat dengan Tuhan pusat Kerajaan Allah agar kuasa setan yang membisukan tidak kembali lagi untuk membisukannya lagi. Orang-orang yang hidup bersama orang yang baru sembuh dari bisu itu pun menjadi benteng iman yang kokoh bagi orang bisu yang baru disembuhkan itu agar setan terusir jauh dari lingkungan sekitar orang yang baru sembuh dari bisu itu. Lingkungan yang menyembuhkan, keluarga yang menyembuhkan, komunitas yang menyembuhkan adalah porsi yang semestinya dimunculkan dalam hidup bersama orang bisu yang baru disembuhkan. Doa dari orang yang baru sembuh dari bisu dan doa dari anggota keluarga orang bisu yang baru sembuh itu menyelamatkan orang bisu yang baru disembuhkan itu. Iman bersama keluarga kepada Tuhan Yesus sungguh dapat menyelamatkan sesama. Artinya setiap orang punya perjuangan untuk selamatkan diri dengan memperkokoh benteng iman dalam mengahdapi serangan setan yang datangnya tidak tentu kapan waktunya dan dimana tempatnya. Setiap orang berjuang dekat dengan Allah dengan perjuangan siang dan malam seperti Yakob yang bergulat dengan Allah sampai ia diberkati oleh Allah yang telah menguji imannya secara istimewa seperti yang kita dengar di dalam Injil hari ini. Tuhan sendiri menguji benteng iman Yakob dalam situasi yang sulit. Demikian juga iman kita diuji dalam sakit penyakit, situasi tak berdaya ataupun situasi batas kita. Iman yang kokoh itu lahir dari ujian, tantangan dan ketakberdayaan kita. 

Dalam pembuangan dan penjajahan serta perbudakan Mesir Iman bangsa Israel teruji dan berakar kokoh dan bertumbuh meyakinkan. Bangsa Israel di padang Gurun menghadapi situasi batas tidak ada makan dan minum, justru disitulah terjadi mukhjizat turunnya manna dan daging puyu serta air minum yang keluar dari batu wadas bagi Israel yang lapar dan haus dengan tujuan untuk memperkuat iman bangsa Israel, iman Yakub sendiri.  Kesulitan dalam situasi batas kita menumbuhkan kepasrahan iman kita kepada Tuhan. *****



Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XIV


Selasa, 6 Juli 2021


PF S. Maria Goretti, Perawan dan Martir


Bacaan Pertama

Kej 32:22-32


"Namamu selanjutnya adalah Israel,

sebab engkau bergumul melawan Allah dan engkau menang."


Pembacaan dari Kitab Kejadian:


Pada suatu malam

Yakub bangun dan membawa kedua isterinya,

kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya.

Ia menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok.

Sesudah menyeberangkan mereka,

ia menyeberangkan juga segala miliknya.

Lalu tinggallah Yakub seorang diri.

Maka terjadilah:

seorang laki-laki bergulat dengan Yakub

sampai fajar menyingsing.

Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkan Yakub,

ia memukul sendi pangkal paha Yakub,

sehingga sendi itu terpelecok,

ketika Yakub bergulat dengan orang itu.

Lalu kata orang itu,

"Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing."

Sahut Yakub, "Aku tidak akan membiarkan dikau pergi,

jika engkau tidak memberkati aku."

Bertanyalah orang itu kepadanya, "Siapakah namamu?"

Sahutnya, "Yakub."

Lalu kata orang itu, "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel,

sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia,

dan engkau menang."

Bertanyalah Yakub, "Katakanlah juga namamu."

Tetapi sahutnya, "Mengapa engkau menanyakan namaku?"

Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.


Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya,

"Aku telah melihat Allah berhadapan muka,

tetapi aku tetap hidup!"

Ketika meninggalkan Pniel, Yakub melihat matahari terbit;

Yakub pincang karena terkilir sendi pangkal pahanya.

Sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging

yang menutup sendi pangkal paha,

karena sendi pangkal paha Yakub telah dipukul,

yaitu pada otot pangkal pahanya.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 17:1.2-3.6-7.8b.15,R:15a


Refren: Dalam kebenaran

aku akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.


*Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang jujur,

perhatikanlah seruanku;

berilah telinga kepada doaku,

doa dari bibir yang tidak menipu.


*Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman:

kiranya mata-Mu melihat apa yang benar.

Bila Engkau menguji hatiku;

bila Engkau memeriksanya pada waktu malam,

dan menyelidiki aku,

maka tidak suatu kejahatan pun Kautemukan.


*Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah;

sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.

Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib,

ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang

yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.


*Peliharalah aku seperti biji mata,

sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.

Dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu,

dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.


Bait Pengantar Injil

Yoh 10:14


Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan;

Aku mengenal domba-domba-Ku,

dan domba-domba-Ku mengenal Aku.


Bacaan Injil

Mat  9:32-38


"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya!"


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Pada suatu hari

dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan.

Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara.


Maka heranlah orang banyak, katanya,

"Hal semacam ini belum pernah dilihat orang di Israel!"

Tetapi orang Farisi berkata,

"Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan."


Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa;

Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat

dan mewartakan Injil Kerajaan Surga

serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Melihat orang banyak itu

tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka,

karena mereka lelah dan terlantar

seperti domba yang tidak bergembala.

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya,

"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya.

Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian,

supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."


Demikianlah sabda Tuhan.

Senin, 05 Juli 2021

Orang beriman tulus dan melayani secara jujur di mata Allah pasti menerima berkat berlimpah dari Tuhan



*P. Benediktus Bere Mali, SVD*


Seorang   warga Negara Indonesia yang memiliki presiden yang baik seperti Pak Presiden Jokowi yang membangun Indonesia dari Desa ke Ibu Kota negara, dapat bertemu langsung dan berselfi ria bersama Pak Presiden adalah sesuatu yang sangat istimewa di dalam hidupnya. Hal ini dialami sendiri oleh keluarga dan saudara dan saudariku yang sempat berselfi ria dengan Presiden Jokowi  bersama Ibu Presiden pada saat kunjungan tugas ke Atambua beberapa waktu lalu. Foto berselfi ria itu dicetak lalu dibingkai dan ditempatkan di dinding rungan tamu dari  masing-masing yang berselfi ria dengan Presiden Jokowi. Mau melihat dan berselfi ria dengan Bapa Presiden dan Ibu Presiden di depan sebuah Rumah makan di Atambua saat kunjungan adalah sebuah kesempatan yang sangat bersejarah bagi keluarga yang  berselfi ria bersama pak presiden dan Ibu Presiden.  Ternyata menurut sharing pengalaman mereka yang berhasil berselfi ria dengan Bapak Presiden dan Ibu Proseiden  bahwa  untuk mendapat kesempatan itu adalah sungguh sangat tidak gampang karena harus melewati sebuah pengawalan yang ketat dan ada usaha yang luar biasa dari keluarga untuk bertemu dan berselfi dengan Bapak Presiden Jokowi bersama Ibu Presiden. Keluarga yang berhasil berjuang melihat dan bertemu langsung dengan Presiden dan Ibu  Presiden itu harus lewat komunikasi dengan pengawal presiden sampai mendapat kesempatan berselfi ria dengan Presiden merupakan sebuah penghargaan Presiden terhadap usaha rakyanya. 


Demikian juga orang yang berjuang dalam iman dapat melewati aneka kesulitan pasti akan menerima upah yang luarbiasa dari Allah. Bacaan pertama menampilkan Yakob yang memiliki ketulusan hati dalam setiap detik kehidupannya di hadapan Tuhan dan sesamanya. Setiap ketulusan hati manusia di dalam tugas pelayanan kepada Tuhan dan sesama dilihat jelas oleh mata Allah.  Kita masih ingat hubungan orang yang tidak memiliki kepalsuan di mata Allah yaitu Natanael yang dapat menerima rahmat Allah dengan melihat malaikat Allah naik-turun dari Surga ke Bumi dan dari Bumi ke Surga. Dalam Perjanjian Lama orang yang melihat malaikat Allah naik dari Bumi ke Surga melalui tangga dan dari Bumi ke Surga melalui tangga Allah sendiri adalah Yakub. Rahmat melihat malaikat Allah naik Turun dari Bumi ke Surga dan dari Surga ke Bumi ini terjadi dan dialami karena tiada kepalsuan kata dan aksi dalam diri Natanael dan Yakub di hadapan Allah. Menjadi tulus berarti sebuah perjuangan yang sangat luarbiasa di dalam hidup bersama. Di antara begitu banyak orang di Seluruh Dunia hanya Yakub dan Natanael yang melihat Allah naik-turun dari Surga ke Bumi dan dari Bumi ke Surga melalui Tangga Allah sendiri. Hanya orang yang tidak memiliki kepalsuan dalam bertindak dan berbicara dapat melihat Allah. Yesus berkata kepada Natanael, "lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" (Yoh 1:47). Israel itu adalah Yakub. Dan tepat sekali bahwa Yakub adalah orang yang tidak palsu dalam kata dan aksi di hadapan Allah. Berkat ketulusannya itulah Yakub melihat Allah seperti di dalam bacaan Pertama hari ini. Di sini kita menemukan ketulusan itu adalah iman yang konkrit.  Orang yang tulus, bicara dan aksinya tanpa kepalsuan adalah orang yang beriman utuh di hadapan Allah. Berkat ketulusan dan kesejatiannya di hadapan mata Allah berkatNya berlimpah turun atasnya. 

Dalam bacaan Injil ditampilkan kepala Rumah Ibadat yang berusaha dalam ketulusan beriman kepada Tuhan Yesus datang memohon kepada Yesus membangkitkan anaknya perempuan  yang barusan meninggal. Imannya yang tulus kepada Tuhan Yesus dan usahanya yang tulus dalam mencari dan berjumpa dengan Yesus dan memohon kepadaNya untuk membangkitkan anaknya itulah Yesus memenuhi permohonannya dan terjadilah mukjizat Yesus membangkitkan anaknya perempuan yang barusan meninggal. Demikian juga seorang perempuan yang sakit pendarahan selama 12 Tahun, beriman tulus dan usaha tulus menjamah jumbai jubah Yesus berbuah terjadilah mukjizat penyembuhan atas sakit pendarahannya. Imam tulus dan usaha tulus dalam meraih sesuatu pasti diberkati Tuhan dan tujuan setiap usaha dapat tercapai. *****

 


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XIV


Senin, 5 Juli 2021


PF S. Antonius Maria Zaccaria, Imam


Bacaan Pertama

Kej 28:10-22a


"Yakub melihat sebuah tangga, melihat malaikat Allah turun naik,

dan melihat Allah yang bersabda."


Pembacaan dari Kitab Kejadian:


Pada waktu itu

Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran.

Ia sampai di suatu tempat dan bermalam di situ,

karena matahari telah terbenam.

Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu,

dan dipakainya sebagai alas kepala.

Lalu ia membaringkan diri di tempat itu.


Dalam mimpi ia melihat sebuah tangga

yang didirikan di atas bumi dengan ujungnya sampai di langit.

Lalu tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.

Berdirilah Tuhan di samping Yakub dan bersabda,

"Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak.

Tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu

dan kepada keturunanmu.

Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya,

dan engkau akan mengembang

ke sebelah timur, barat, utara dan selatan;

melalui engkau dan melalui keturunanmu, semua kaum

di muka bumi akan mendapat berkat.

Sesungguhnya Aku menyertai engkau,

dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi,

dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini.

Aku tidak akan meninggalkan dikau.

Aku akan melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."

Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia,

"Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini,

dan aku tidak mengetahuinya."

Ia takut dan berkata,

"Alangkah dahsyatnya tempat ini.

Ini tidak lain dari rumah Allah!

Ini pintu gerbang surga!"

Keesokan harinya, pagi-pagi,

Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala

dan mendirikannya menjadi tugu,

dan menuangkan minyak di atasnya.

Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.


Lalu bernazarlah Yakub,

"Jika Allah menyertai dan melindungi aku

di jalan yang kutempuh ini,

dan jika Ia memberikan kepadaku roti untuk dimakan

serta pakaian untuk dipakai,

sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku,

maka Tuhan akan menjadi Allahku.

Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini

akan menjadi rumah Allah.

Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku

akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 91:1-2.3-4.14-15ab,R:2b


Refren: Allahku, pda-Mulah aku percaya.


*Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi

dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa

akan berkata kepada Tuhan,

"Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku,

Allahku, yang kupercayai."


*Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau

dari jerat penangkap burung,

dari penyakit sampar yang busuk.

Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau,

di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung,

kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.


*"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku,

maka Aku akan meluputkannya,

Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.

Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab,

Aku akan menyertai dia dalam kesesakan.


Bait Pengantar Injil

2Tim 1:10b


Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut

dan menerangi hidup dengan Injil.


Bacaan Injil

Mat  9:18-26


"Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup"


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Sekali peristiwa

datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat.

Ia menyembah Dia dan berkata, "

Anakku perempuan baru saja meninggal,

tetapi datanglah, letakkanlah tangan-Mu atasnya,

maka ia akan hidup."

Lalu Yesus pun bangun,

dan bersama murid-murid-Nya mengikuti orang itu.

Pada waktu itu

seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya

menderita pendarahan

maju mendekati Yesus dari belakang

dan menjamah jumbai jubah-Nya.

Karena katanya dalam hati,

"Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."


Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata,

"Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku,

imanmu telah menyelamatkan dikau."

Maka sejak saat itu juga sembuhlah wanita itu.


Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu,

dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak yang ribut,

berkatalah Ia, "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur."

Tetapi mereka menertawakan Dia.

Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk.

Dipegangnya tangan si anak, lalu bangkitlah anak itu.

Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah.


Demikianlah sabda Tuhan.