Selasa, 22 Juni 2021

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."


*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

 Setiap Suku Bangsa di Dunia memiliki hukum Emasnya masing-masing dan hukum Emas Itu menyelamatkan suku bangsa yang memilikinya dan juga Suku Bangsa lain yang di luar Suku Bangsa Itu. Dengan demikian hukum Emas Itu sangat inklusif tidak eksklusif dan menyelamatkan semua orang tanpa kecuali.

Hukum Emas adalah hukum yang mengantar semua orang kepada kehidupan bukan kesesatan.  Hukum Emas Itu adalah kasihilan sesamamu seperti kasihi diri sendiri. Dalam bacaan Injil hari ini hukum Emas Itu adalah " "Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." Hukum Emas Itu berlaku secara universal baik Yahudi maupun Roma yang menjajah Bangsa Yahudi. Hukum Emas Itu hidup di dalam semua manusia termasuk semua orang di Seluruh Dunia dari bangsa dan Suku yang berbeda-beda. 

Hukum Emas memiliki dua aspek yaitu iman dan kemanusiaan. Orang Yahudi melihat hukum Emas dari sudut iman karena orang beragama. Sebaliknya orang Roma yang memiliki hukum Emas Itu, melihat hukum Emas Itu dari sudut kemanusiaan karena dimata orang Yahudi, Orang Roma adalah orang kafir, penjajah orang Yahudi.  Kalau memiliki hukum Itu seharusnya penjajah tidak sewenang-wenang memperlakukan orang lain yang dijajah. Tetapi hidupi hukum Emas Itu kepada bangsa lain "Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." Hukum yang inklusif Itu kalau dilihat dari Sisi iman, maka jangan ada kata-kata yang ditunjukkan kepada bangsa lain sebagai anjing dan babi karena semua orang memiliki kemanusiaan yang sama dengan orang Yahudi maupun orang Roma, berbasiskan hukum Emas ini  "Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." Betapa indahnya semua orang hidup berdasarkan hukum Emas ini.*****


 


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XII


Selasa, 22 Juni 2021


PF S. Yohanes Fisher, Uskup, dan S. Tomas More, Martir

PF S. Paulinus dari Nola, Uskup


Bacaan Pertama

Kej 13:2.5-18


"Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau,

sebab kita ini kerabat."


Pembacaan dari Kitab Kejadian:


Abram itu seorang yang sangat kaya.

Ia memiliki banyak ternak, perak dan emas.

Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram,

mempunyai domba dan lembu serta kemah.

Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka

sebab harta milik mereka amat banyak,

sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama.

Karena itu terjadilah perkelahian

antara para gembala Abram dan gembala Lot.

Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu.

Maka berkatalah Abram kepada Lot,

"Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau,

antara para gembalaku dan gembalamu,

sebab kita ini kerabat.

Bukankah seluruh negeri ini terbuka untukmu?

Baiklah pisahkan dirimu dari padaku:

jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan,

jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri."


Lalu Lot melayangkan pandangnya,

dan dilihatnyalah bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya,

seperti taman Tuhan, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar.

Hal itu terjadi sebelum Tuhan memusnahkan Sodom dan Gomora.

Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu;

lalu ia berangkat ke sebelah timur, dan mereka berpisah.

Abram menetap di tanah Kanaan,

tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan

dan berkemah di dekat Sodom.

Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan.


Setelah Lot berpisah dari Abram,

bersabdalah Tuhan kepada Abram,

"Pandanglah sekelilingmu

dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu

ke timur dan ke barat, utara dan selatan.

Seluruh negeri yang kaulihat itu

akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu,

untuk selama-lamanya.

Dan Aku akan menjadikan keturunanmu banyak

seperti debu tanah.

Sebagaimana debu tanah tak dapat dihitung,

demikian pun keturunanmu tak terhitung banyaknya.

Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya,

sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu."


Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya

dan ia menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron.

Lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi Tuhan.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5,R:1a


Refren: Tuhan, siapakah yang boleh menumpang di kemah-Mu?


*Yaitu orang yang berlaku tidak bercela,

yang melakukan apa yang adil

dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya;

yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.


*Yang tidak berbuat jahat terhadap teman,

dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya

yang memandang hina orang-orang tercela

tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.


*Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba

dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah.

Siapa yang berlaku demikian

tidak akan goyah selama-lamanya.


Bait Pengantar Injil

Yoh 8:12


Akulah cahaya dunia;

siapa yang mengikuti Aku, ia hidup dalam cahaya abadi.


Bacaan Injil

Mat 7:6.12-14


"Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu,

perbuatlah demikian juga kepada mereka."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,

"Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing,

dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi,

supaya jangan diinjak-injak dengan kakinya,

lalu babi itu berbalik mengoyak kamu.


Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu,

perbuatlah demikian juga kepada mereka.

Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.


Masuklah melalui pintu yang sempit itu,

karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan,

dan banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu.

Tetapi sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan,

dan sedikitlah orang yang menemukannya."


Demikianlah sabda Tuhan.

Senin, 21 Juni 2021

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?

     


*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Saya pernah mengalami mata kemasukan sehelai rambut dan titik-titik debu halus. Sakitnya luarbiasa. Tetapi Saya tidak pernah mengalami mataku kemasukan balok yang sangat besar. Saya melihat selumbar kecil masuk ke dalam mata sesama dan pernah mengeluarkan selumbar Itu dari mata sesamaku waktu kerja di kebun. Tetapi Saya tidak melihat balok di dalam mata sesamaku atau di mataku sendiri. Selumbar di mata Itu mungkin. Tetapi balok dimata Itu tidak mungkin. Tetapi dalam membahasakan sesuatu yang mau disampaikan secara hiperbola Itu dapat terjadi. 


Bacaan Injil hari ini tentang orang munafik yang gampang menilai orang lain tetapi lupa menilai dirinya sendiri. Orang munafik pandai bermain topeng menutupi kelemahan dan kesalahan dirinya sendiri. Tetapi gampang membuka di depan publik kesalahan dan kelemahan orang lain secara sinis. Orang munafik melihat selumbar di dalam mata orang lain tetapi balok dalam matanya sendiri tidak lihat. Inilah bahasa hiperbola yang digunakan untuk membahasakan kemunafikan orang yang bermain topeng menutupi kelemahannya yang sangat besar tetapi cepat membuka kelemahan orang lain yang sangat kecil.  Karena Itu Yesus bersabda kepada orang Yahudi beriman Kristen untuk membersihkan kemunafikannya, menyembuhkan kemunafikannya lebih dahulu sebelum membersihkan dan menyembuhkan kemunafikan orang lain. 

Seorang penyembuh harus sehat terlebih dahulu dalam Dunia medis agar ia aman menyembuhkan pasiennya. Seorang penyembuh psikologis sesungguhnya lebih dahulu menyembuhkan dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi yang sehat secara psikologis sebelum menyembuhkan sesama secara psikologis.  "Seorang penyembuh yang terluka yang telah sembuh dari Luka psikologisnya dapat menjadi penyembuh sesama yang terluka secara psikologis."  Yang terluka yang menyembuhkan, demikian kata seorang guru yang telah berpengalaman dalam profesinya sebagai penyembuh Luka bathin.*** 


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XII


Senin, 21 Juni 2021


PW S. Aloisius Gonzaga, Biarawan


Bacaan Pertama

Kej 12:1-9


"Abram berangkat sesuai dengan sabda Tuhan."


Pembacaan dari Kitab Kejadian:


Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram,

"Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini,

dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.

Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,

dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;

dan engkau akan menjadi berkat.

Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,

dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau.

Dan segala kaum di muka bumi akan mendapat berkat karena engkau."


Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan.

Lot pun ikut bersama dengan dia.

Abram berumur tujuh puluh lima tahun,

ketika ia berangkat dari Haran.

Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya,

segala harta benda milik mereka

dan orang-orang yang mereka peroleh di Haran.

Mereka berangkat ke tanah Kanaan,

dan sampai di situ, Abram berjalan melintasi negeri itu,

sampai ke suatu tempat dekat Sikhem,

yakni pohon tarbantin di More.

Waktu itu negeri tersebut didiami orang Kanaan.


Maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan bersabda,

"Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu."

Maka Abram mendirikan di situ sebuah mezbah bagi Tuhan,

yang telah menampakkan diri kepadanya.

Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel.

Di sana ia memasang kemahnya

dengan Betel di sebelah barat, dan Ai di sebelah timur.

Lalu ia mendirikan sebuah mezbah di situ bagi Tuhan,

dan memanggil nama-Nya.

Sesudah itu Abram berangkat lagi,

dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 33:12-13.18-19.20.22,R:12b


Refren: Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan

menjadi milik pusaka-Nya.


*Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan,

suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya!

Tuhan memandang dari surga,

dan melihat semua anak manusia;


*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa,

kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya;

Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut

dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.


*Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan.

Dialah penolong dan perisai kita.

Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami,

seperti kami berharap kepada-Mu.


Bait Pengantar Injil

Ibr 4:12


Firman Tuhan itu hidup dan kuat,

menusuk ke dalam jiwa dan roh.


Bacaan Injil

Mat 7:1-5


"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Dalam khotbah di bukit Yesus berkata:

"Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi.

Karena dengan penghakiman

yang telah kalian pakai untuk menghakimi,

kalian sendiri akan dihakimi.

Dan ukuran yang kalian pakai untuk mengukur,

akan ditetapkan pada kalian sendiri.

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,

sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?

Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu,

'Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu,

padahal di dalam matamu sendiri ada balok?'


Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri,

maka engkau akan melihat dengan jelas

untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu."


Demikianlah sabda Tuhan.

Sabtu, 19 Juni 2021

Mukjizat Terjadi Pada Saat Situasi Hidup Abnormal


*P.Benediktus Bere Mali, SVD* 

 Beberapa waktu lalu tepatnya awal bulan Mei 2020 seorang teman Demam dengan panas tinggi 40 derajat selama kurang lebih satu Minggu. Karena pandemik covid 19, teman yang sakit Demam ini mengobati diri sendiri di kamar tetapi demam dan panas tingginya tetap pada posisi 40 derajat. Teman ini didorong oleh kawan-kawannya untuk ke dokter agar akar soalnya ditemukan untuk disembuhkan tepat sasar. Kondisi fisik semakin lemah, dicurigai terpapar covid 19 pun semakin kuat. Waktu telepon pihak Rumah Sakit, pihak Rumah Sakit segera kirim Sopir dengan ambulance datang menjemput pasien yang sedang sakit, dan tak seorang teman pun yang rela mendampingi ke Rumah Sakit karena pandemi covid 19 dan negara sedang lockdown. Masing-masing orang menyelamatkan diri sendiri agar tidak terpapar covid 19. Tiba di Rumah Sakit, dalam keadaan tak berdaya, semua urusan dilakukan pasien secara mandiri di UGD sampai ke kamar Sakit. Karena general check up, dari siang sampai malam tidak makan dan Tubuh semakin lemah, dan waktu makan siang sudah lewat sehingga pasien tunggu makan malam yang Masih lama datangnya. Pasien tertidur pingsan tak sadarkan diri di tempat tidur. Pada saat menunggu hasil general check up dan kondisi fisik bagaikan telur diujung tanduk. Pada saat itulah tampak dalam mimpi dua orang Malaikat berpakaian putih datang menghampiri pasien, mendoakan, memberkati di dahi pasien dan menyembuhkan pasien. Pasien menyimpan pesan mimpi itu dalam hatinya dengan penuh iman dan harapan bahwa Tuhan pasti menyembuhkan lewat para dokter dan perawat di Rumah Sakit. 

Pada sore Menjelang makan malam, dokter datang memberitahukan hasil check up bahwa pasien bukan terpapar covid 19 tetapi demam Berdarah. Dokter langsung pasang inpus. Dokter katakan keadaan pasien sangat kritis, jika terlambat beberapa jam saja akan fatal. Karena Trombosit tinggal 800 (sangat rendah). Tetapi dokter juga memiliki kecemasan tinggi karena pandemi covid 19 bisa dengan mudah menyerang dalam kondisi Tubuh yang rendah Trombositnya.  Hati pun diserang oleh Demam Berdarah dari hasil pemeriksaan. Obat hati pun segera diminum agar hati dapat sehat kembali. Selain Itu obat penurun panas dan obat meningkatkan Trombosit harus dikonsumsi. AC di kamar harus dinyalakan selama 24 jam untuk membantu menurunkan panas tinggi pasien. Menariknya bahwa setiap tidur, selalu muncul dua malaekat berpakaian putih datang di bagian kepala tempat tidur pasien, mendoakan pasien, lalu memberkati dahi pasien, lalu menyembuhkan pasien. Pasien pun semakin sadar akan Mukjizat penyembuhan yang datang lewat MalaikatNya dalam mimpi pasien.  Tepat 8 hari pasien sembuh dan kembali ke RumahNya.  Pasien sharing pengalamannya tentang mukjizat penyembuhan Tuhan atas dirinya kepada penulis bahwa Mukjizat Tuhan terjadi pada saat abnormal. Tidak mungkin mukjizat Tuhan terjadi pada saat normal dimana manusia Masih bisa berusaha untuk menyelesaikan kesulitan hidupnya. Tuhan pasti campur tangan pada saat semua usaha manusia mandeg untuk keluar dari persoalan hidupnya. 


Para murid sedang menghadapi badai gelombang laut dahsyat yang menghantam perahu mereka. Usaha mereka melawan  arus gelombang besar untuk menyelamatkan hidup, bagaikan telur sedang berada di ujung tanduk. Sesaat lagi hidup mereka terhanyut oleh derasnya gelombang air yang tidak mengenal kompromi. 

Di sini kita dapat melihat bahwa sebetulnya Mukzijat Tuhan terjadi pada saat abnormal dimana usaha normal para murid tidak dapat menghentikan atau mendiamkan mengamuknya gelombang air laut.  Tuhan Yesus membuat alam taat kepadaNya. Ketika Yesus mengatakan kepada gelombang laut Itu "Diam, tenanglah" maka tenanglah gelombang air laut Itu. Para Murid dan orang -orang yang menyaksikan Itu mengakui bahwa Yesus adalah pernyataan Allah yang tampak memiliki kekuatan atas alam ciptaan. Tuhan menciptakan alam dan Tuhan memiliki kekuatan yang luar biasa atas alam. Tuhan mengatur alam bukan alam yang mengatur Tuhan Yesus. Pengalaman iman para murid akan Mukjizat ini mengokohkan iman mereka kepada Tuhan Yesus. 


Bacaan Kedua menegaskan bahwa orang beriman kepada Kristus, hidup bukan berdasarkan ukuran Kristus, bukan berdasarkan takaran manusia. Ini artinya orang hidup di dalam Kristus. Orang yang hidup di dalam Kristus berpikir, berbicara dan bertindak sebagai manusia baru yang taat pada Kristus dalam suka dan duka. Sebaliknya orang yang hidup menurut ukuran manusia adalah orang yang dapat digolongkan sebagai manusia lama. Hidup dalam  Kristus berarti orang yang taat pada Kristus Raja Semesta Alam. Alam taat kepadaNya. Alam dan manusia diciptakanNya. Maka manusia pun harus taat kepada-Nya. 

Bacaan pertama menegaskan bahwa alam termasuk pasang dan surut air laut, gelombang dan ketenangan air laut ada dalam kuasa Allah. Allah mengeringkan air laut pada saat bangsa Israel menyeberangi laut menuju Tanah Terjanji tetapi Mengalirkan air laut ketika musuh yang mengejar bangsa Israel hendak menyeberangi laut yang sama.  Allah menutupi pintu Hulu air Sungai Yordan sehingga bangsa Israel menyeberanginya menuju Tanah Terjanji.  Tuhan adalah Maha Kuasa atas alam dan manusia ciptaanNya. Manusia dan alam taat setia kepada Nya. Itulah iman. Itulah iman yang hidup.***





Liturgia Verbi (B-I)

Hari Minggu Biasa XII 


Minggu, 20 Juni 2021


Bacaan Pertama

Ayb 38:1.8-11


"Di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan."


Pembacaan dari Kitab Ayub:


Dari dalam badai Tuhan menjawab Ayub, kata-Nya,

"Siapa yang telah membendung laut dengan pintu,

ketika laut itu membual ke luar dari dalam rahim samudera?

ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya

dan kekelaman menjadi kain bedungnya?

ketika Aku menetapkan batasnya,

dan memasang palang dan pintu?

ketika Aku berfirman:

Sampai di sini engkau boleh datang dan jangan lewat,

di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan?"


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 107:23-24.25-26.28-29.30-31,R:1b


Refren: Bersyukurlah kepada Tuhan,

kekal abadi kasih setia-Nya.


*Ada orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal,

yang melakukan perdagangan di lautan luas;

mereka melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan,

dan karya-karya-Nya yang ajaib di tempat yang dalam.


*Ia berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai

yang meninggikan gelombang-gelombang laut.

Mereka naik sampai ke langit dan turun ke samudera raya,

jiwa mereka hancur karena celaka.


*Maka,  dalam kesesakannya, berseru-serulah mereka kepada Tuhan,

dan Tuhan mengeluarkan mereka dari kecemasan;

dibuat-Nyalah badai itu diam,

sehingga gelombang-gelombang laut pun  tenang.


*Mereka bersukacita, sebab semuanya reda,

dan Tuhan menuntun mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.

Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya,

karena karya-karya-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.


Bacaan Kedua

2Kor 5:14-17


"Sungguh, yang baru sudah datang!"


Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:


Saudara-saudara,

kasih Kristus telah menguasai kami.

Sebab kami mengerti bahwa,

jika satu orang sudah mati untuk semua orang,

maka semua orang sudah mati.

Dan Kristus telah mati untuk semua orang,

supaya mereka yang hidup,

tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,

melainkan untuk Dia,

yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka.


Sebab itu

kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia.

Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia,

sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.

Jadi barangsiapa ada dalam Kristus,

ia adalah ciptaan baru.

Yang lama sudah berlalu,

dan sungguh, yang baru sudah datang!


Demikianlah sabda Tuhan.


Bait Pengantar Injil

Luk 7:16


Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,

dan Allah telah melawat umat-Nya.


Bacaan Injil

Mrk 4:35-40


"Siapakah gerangan orang ini,

sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:


Sekali peristiwa,

waktu hari sudah petang,

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,

"Marilah kita bertolak ke seberang."

Mereka meninggalkan orang banyak,

lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka

dalam perahu di mana Yesus telah duduk

dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia.


Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat,

dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu,

sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.

Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan,

di atas sebuah tilam.

Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya,

"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"

Yesus pun bangun, menghardik angin itu,

dan berkata kepada danau itu,

"Diam! Tenanglah!"

Lalu angin itu reda, dan danau pun menjadi teduh sekali.

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,

"Mengapa kamu begitu takut?

Mengapa kamu tidak percaya?"

Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain,

"Siapa gerangan orang ini,

sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"


Demikianlah sabda Tuhan.

Jumat, 18 Juni 2021

Pilih Allah itu Primer bagi orang beriman

    

*P.Benediktus Bere Mali, SVD* 


Orang lebih merespons positif terhadap kehebatan seseorang, misalnya orang yang berhasil di dalam sebuah pertandingan bola kaki perebutan piala dunia. Masih ingat baik Andreas Escobar ditembak pendukungnya  karena ia  gol bunuh diri sehingga teamnya kalah dan tersingkir.  Orang sedikit bahkan banyak mengalami kesulitan untuk berbangga atas kegagalan bahkan merespons emosional terhadap kegagalan sesamanya tanpa berpikir panjang pakai logika mengapa sesamanya gagal. Singkatnya orang tidak mau berbangga atas kelemahan dan kegagalannya karena orang tidak melihat pesan positif di balik kegagalannya atau kegagalan sesamanya. Hanya orang yang melihat sisi positif di balik kegagalannya itulah dapat berbangga atas kelemahan dan kegagalannya karena di balik kegagalan ada keberhasilan yang tertunda.


Paulus menulis Surat kepada Umat di Korintus  dengan pesan berbangga atas kelemahannya karena dalam kelemahannya itulah anugerah besar Allah bekerja di dalam dirinya yang terpilih menjadi murid Kristus. Mengapa ia bangga atas kelemahannya sementara dunia ini sulit mengakui apalagi berbangga atas kelemahannya?  Orang Korintus berbangga atas kehebatannya dalam kekayaan mereka dan kehebatan dalam kehidupan rohani. Mereka tidak mengakui kelemahannya apalagi bangga atas kelemahan mereka. Artinya orang Korintus Itu sangat sombong atas kekayaan materi dan kehebatan spiritualitas mereka. Paulus justru sebaliknya bahwa berbangga atau menerima kelemahan diri dan dengan rendah hati di hadapan Allah, tidak merasa diri sangat hebat, sebagai peluang dan pintu lebar bagi rahmat Allah bekerja di dalam dirinya yang sangat rendah hati di hadapan Tuhan dan Sesama. Artinya bahwa Paulus tidak tunduk di hadapan harta duniawi dan kesombongan yang Mempersulit dirinya menerima kelemahan diri berbasis kerendahan hati sebagai peluang terbuka lebar bagi Allah bekerja di dalam dirinya. Rahmat Allah yang berkerja di dalam diri yang lemah dan rendah hati inilah membuat Paulus berbangga atas kelemahannya, yang digunakan sebagai cara Paulus mengkritik Umat di Korintus yang sombong atas harta kekayaan dan kehebatan spiritualitas mereka yang didukung oleh harta kekayaan  yang mereka miliki. Cara kritik Paulus terhadap Umat Korintus ini sebetulnya fokuskan diri dan orang Korintus hanya pada Allah sedangkan uang sebagai dukungan karya pelayanan. Orang Korintus harus sadar bahwa harta kekayaan duniawi sebagai Sarana bagi Pewartaan Injil. 

Bacaan Injil secara tajam tegaskan bahwa orang tidak boleh menyembah Mammon dan Allah sekaligus.  Orang harus fokus utamakan Allah di atas segala-galanya termasuk Mammon. Mammon banyalah sebagai Sarana yang mendukung pelayanan Allah. Orang tidak boleh pasif dalam Hal pilihan Allah sebagai utama,tetapi harus aktif memilih Allah dalam kata, tulisan dan aksi konkret di hadapan publik.

Kita memiliki panggilan kita masing-masing. Seorang imam fokusnya adalah pelayanan Sakramen-sakramen yang berpusat pada Perayaan Ekaristi setiap hari bersama jemaat maupun secara pribadi. Status, profesi, gelar dalam bidang lain sebagai yang sekunder yang mendukung tugas pokok imam sebagai yang primer. Demikian juga seorang yang menjalani panggilan hidup berkeluarga, fokusnya adalah hidup berkeluarga sedangkan semua profesi, kerja, uang, untuk kehidupan berkeluarga. Orang tidak dapat menyembah Mammon sekaligus Allah. Karena orang yang menyembah Mammon sekaligus Allah akan menimbulkan kekacauan dalam hidupnya. Pilihlah Allah sebagai yang primer sedangkan Mammon hanyalah sebagai Sarana yang mendukung kita untuk fokus pada Hal primer. ***


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XI


Sabtu, 19 Juni 2021


PF S. Romualdus, Abas


Bacaan Pertama

2Kor 12:1-10


"Aku suka bermegah atas kelemahanku."


Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:


Saudara-saudara,

aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya.

Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan

dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.

Aku tahu tentang seorang Kristen;

empat belas tahun yang lalu,

entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh,

aku tidak tahu, Allahlah yang tahu

orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga.

Aku juga tahu tentang orang itu,

(entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh,

aku tidak tahu, Allahlah yang tahu),

ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus

dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan,

yang tidak boleh diucapkan manusia.

Atas orang itu aku hendak bermegah,

tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah,

selain atas kelemahan-kelemahanku.

Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga,

aku bukan orang bodoh lagi,

karena aku mengatakan kebenaran.

Tetapi aku menahan diriku,

supaya jangan ada orang yang menilai aku

lebih daripada yang mereka lihat padaku

atau yang mereka dengar dari padaku.


Saudara-saudara,

agar aku jangan meninggikan diri

karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu,

aku diberi suatu duri di dalam dagingku,

yaitu seorang utusan Iblis

untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri.

Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan,

supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku,

"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,

sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."


Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku,

agar kuasa Kristus turun menaungi aku.

Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan,

siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan

oleh karena Kristus.

Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 34:8-9.10-11.12-13,R:9a


Refren: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.


*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,

lalu meluputkan mereka.

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!

Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!


*Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus,

sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan.

Singa-singa muda merana kelaparan,

tetapi orang-orang yang mencari Tuhan

tidak kekurangan suatu pun.


*Marilah anak-anak, dengarkanlah aku,

takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu!

Siapakah yang menyukai hidup?

Siapakah yang mengingini umur panjang

untuk menikmati yang baik?


Bait Pengantar Injil

2Kor 8:9


Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya,

agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.


Bacaan Injil

Mat 6:24-34


"Janganlah kuatir akan hari esok."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,

"Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.

Karena jika demikian,

ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain,

atau ia akan setia kepada yang seorang

dan tidak mengindahkan yang lain.

Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.


Karena itu Aku berkata kepadamu:

Janganlah kuatir akan hidupmu,

apa yang hendak kalian makan atau minum,

dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,

apa yang hendak kalian pakai.

Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan,

dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?

Pandanglah burung-burung di langit,

yang tidak menabur dan tidak menuai,

dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,

toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga.

Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu?


Siapakah di antara kalian

yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja

pada jalan hidupnya?

Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian?

Perhatikanlah bunga bakung di ladang,

yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.

Namun Aku berkata kepadamu,

Salomo dalam segala kemegahannya pun

tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang,

yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,

tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kalian,

hai orang yang kurang percaya?


Maka janganlah kamu kuatir dan berkata,

'Apakah yang akan kami makan?

Apakah yang akan kami minum?

Apakah yang akan kami pakai?'

Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.

Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu,

bahwa kalian memerlukan semuanya itu.

Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,

maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.


Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok,

karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.

Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


Demikianlah sabda Tuhan.

Kamis, 17 Juni 2021

"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."



*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


orang mengatakan bahwa politik Itu abu-abu demi kepentingan diri partai terpenuhi lewat kompromi politis. Kepentingan partai itu abadi sedangkan Kekuasaan dan yang lainnya sangat sementara. Politik itu bukan hitam-putih tetapi abu-abu yang sulit ditebak orang kemana arahnya.  Kalau demikian, apakah Gereja yang adalah Umat beriman itu sendiri bersikap abu-abu dalam hidup di dalam kehidupan bersama dalam masyarakat?


Bacaan pertama dan kedua hari ini menampilkan kontras antara hitam dengan putih, antara terang dengan gelap, antara baik dengan jahat, antara mengumpulkan harta di bumi yang sementara dengan mengumpulkan harta di Surga  yang bertahan untuk selamanya, dan berbangga atas kehebatan diri dengan kelemahan diri.  Pesan yang mau disampaikan dalam berhadapan dengan kontras antara yang positif dengan yang negatif atau warna hitam dengan putih kehidupan nyata yang sedang di hadapan kita, adalah kita sebagai orang beriman semestinya menentukan pilihan di dalam hidup yaitu yang baik berdasarkan kehendak Allah Bapa di Surga, yang setia selalu menyelamatkan kita. Sebagai orang beriman tidak bisa bersikap abu-abu yang sulit ditebak orang dalam hidup bersama. Orang beriman tidak bisa bersikap abu-abu untuk sekedar mementingkan keinginan diri sendiri saja. Pilihan memandu orang beriman kepada Tuhan untuk selalu ya pada Allah yang menyelamatkan semua orang dan sekaligus pada saat yang sama tidak pada yang bertolakbelakang dengan kehendak Allah. 


Sejarah Gereja membuktikan bahwa pada mulanya Gereja dan politik praktis bersatu . Tetapi karena politik itu seringkali abu-abu dan bahkan memanfaatkan Gereja untuk mencapai kepentingan segelintir orang saja sehingga menimbulkan kekacauan dalam Gereja maka pada akhirnya Gereja menentukan pilihan hanya pada Iman kepada Allah dan tidak mau diperalat oleh politisi hanya untuk mencapai kepentingan dirinya sendiri. Gereja yang dimaksud di sink adalah Para pemimpin Agama Katolik khususnya kaum berjubah tidak terlibat di dalam politik praktis. Sedangkan awam Katolik harus terlibat di dalam politik praktis. Kaum berjubah Katolik mendukung politik yang untuk kepentingan iman dan kemanusiaan yang bernilai universal, termasuk politik yang jujur, baik, benar dan damai bagi semua orang lintas batas. Di sisi lain Kaum berjubah Katolik menolak politik tanpa Etika. Kita dalam keluarga dan komunitas pun tidak boleh bersikap abu-abu yang menyesatkan diri dan Sesama. Tetapi kita harus tegas memilih Allah yang setia selalu menyelamatkan, tidak pada iblis-setan-kegelapan-kejahatan.***




Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XI


Jumat, 18 Juni 2021


Bacaan Pertama

2Kor 11:18.21b-30


"Di samping banyak hal, masih ada urusanku sehari-hari,

yaitu memelihara semua jemaat."


Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di korintus:


Saudara-saudara,

karena banyak orang yang bermegah-megah secara duniawi,

aku pun mau bermegah.

Jika orang lain berani membanggakan sesuatu,

maka aku pun - seperti orang bodoh kukatakan - berani juga.


Mereka orang Ibrani, aku juga!

Mereka orang Israel, aku juga!

Mereka keturunan Abraham, aku  juga!

Mereka pelayan Kristus,

aku berkata seperti orang gila: aku lebih lagi!

Aku lebih banyak berjerih payah;

lebih sering di dalam penjara;

didera di luar batas;

kerap kali dalam bahaya maut.

Lima kali aku disesah orang Yahudi,

setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,

tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu,

tiga kali mengalami karam kapal,

sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.

Dalam perjalananku

aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun,

bahaya dari pihak orang-orang Yahudi

dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi;

bahaya di kota, bahaya di padang gurun,

bahaya di tengah laut,

dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.

Aku banyak berjerih payah dan bekerja berat;

kerap kali aku tidak tidur;

aku lapar dan haus;

kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian.


Di samping banyak hal lain lagi yang tidak disebutkan,

masih ada urusanku sehari-hari,

yaitu untuk memelihara semua jemaat.

Jika ada orang yang merasa lemah,

tidakkah aku turut merasa lemah?

Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?

Jika aku harus bermegah,

maka aku akan bermegah atas kelemahanku.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 34:2-3.4-5.6-7,R:18b


Refren: Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.


*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;

puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.

Karena Tuhan jiwaku bermegah;

biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya

dan bersukacita.


*Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku,

marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya!

Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,

dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.


*Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya,

maka mukamu akan berseri-seri,

dan tidak akan malu tersipu-sipu.

Orang yang tertindas ini berseru,

dan Tuhan mendengarkan;

Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.


Bait Pengantar Injil

Mat 5:3


Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,

karena milik merekalah Kerajaan Allah.


Bacaan Injil

Mat 6:19-23


"Di mana hartamu berada,

di situ pula hatimu."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,

"Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi;

ngengat dan karat akan merusakkannya,

dan pencuri membongkar serta mencurinya.

Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga.

Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya,

dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.


Mata adalah pelita tubuh.

Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.

Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.

Jadi jika terang yang ada padamu gelap,

betapa gelapnya kegelapan itu."


Demikianlah sabda Tuhan.

Rabu, 16 Juni 2021

"Jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian juga. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu."


*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Mengapa dalam doa Yesus yang paling sempurna, Yesus menyapa Allah dengan Bapa kami yang ada di Surga? Allah disebut Bapa dalam doa Yesus memiliki dua pendasaran yaitu dasar konteks sosial pada zaman Yesus dan dasar iman/spiritual.  Pada zaman itu wilayah Yesus dijajah oleh Kaisar Roma dan Kaisar Roma menyebut diri sebagai "Bapa bangsa" dan bapa bangsa yang dimaksud disini sangat menindas mereka yang dijajah dan memaksa rakyat yang dijajah untuk memenuhi kepentingan diri sendiri. Secara Iman, Allah adalah Bapa yang sempurna karena Bapa di Surga tidak menindas tetapi menyelamatkan manusia. Bapa kami adalah Bapa orang yang beriman kepada-Nya. Kata kami menunjukan kebersamaan semua orang beriman kepada-Nya yang memohon kepada-Nya agar Bapa di Surga yang menyelamatkan menjadi Raja di Bumi. 

 

Penyelamatan dari Bapa di Surga itu dapat bekerja secara efektif dalam diri manusia kalau manusia sendiri membersihkan diri secara pantas untuk mengalami keselamatan dari Bapa di Surga.  Membersihkan diri itu terungkap dalam mengampuni sesama dan membersihkan diri dengan menerima Sakramen Rekonsiliasi dengan diri, sesama, alam dan Tuhan. Yesus bersabda,  "Jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian juga. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu."  

Dalam kehidupan bersama baik dalam keluarga maupun dalam komunitas serta masyarakat tentu kita mengalami disakiti dan menyakiti hati dalam hal-hal yang kecil maupun dalam hal yang menengah bahkan dalam hal yang lebih besar. Seringkali hal ini datang walaupun tidak diundang. Tetapi kita juga tidak bisa berdiam diri terhadap tamu yang tidak diundang yang menyakiti  itu. Kita semestinya melakukan suatu tindakan untuk menyembuhkan hati yang sakit dan disakiti, menyakiti dengan Sakramen Rekonsiliasi dan juga ada usaha pribadi untuk menyembuhkan diri secara manusiawi dalam ilmu psikologi konseling. Kita yang ada masalah dengan rendah hati datang kepada seorang konselor untuk dituntun agar kita dapat menemukan akar soal dan akar soal itu diadres untuk disembuhkan dari akar soal itu sendiri.  Konselor membantu kita agar kita dapat membantu diri sendiri, dalam arti menyembuhkan diri sendiri berdasarkan arahan konselor yang kita percaya. ***





Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XI


Kamis, 17 Juni 2021


Bacaan Pertama

2Kor 11:1-11


"Aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma."


Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:


Saudara-saudara,

alangkah baiknya,

jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa.

Dan memang kalian sabar terhadap aku!

Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi.

Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria

untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus.

Tetapi aku takut,

kalau-kalau pikiranmu disesatkan

dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus,

sebagaimana Hawa diperdayakan oleh ular dengan kelicikannya.


Sebab kalian sabar saja,

jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain

daripada yang telah kami wartakan,

atau memberikan kepadamu roh yang lain

daripada yang kalian terima,

atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima.

Padahal menurut pendapatku

sedikit pun aku tidak kurang

dibandingkan rasul-rasul yang tiada taranya itu.

Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata,

tidaklah demikian dalam hal pengetahuan.

Sebab kami telah menyatakannya kepadamu

pada segala waktu dan di dalam segala hal.


Apakah aku berbuat salah,

jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian,

karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma?

Jemaat-jemaat lain telah kurampok

dengan menerima tunjangan dari mereka,

agar aku dapat melayani kalian.

Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu,

aku tidak menyusahkan seorang pun.

Sebab apa yang kurang padaku,

dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia.

Dalam segala hal aku menjaga diriku,

supaya jangan menjadi beban bagimu.

Dan aku akan tetap berbuat demikian.

Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan,

bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi

oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya.

Mengapa tidak?

Apakah karena aku tidak mengasihi kalian?

Allah mengetahuinya!


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 111:1-2.3-4.7-8,R:7a


Refren: Adil dan benarlah karya tangan-Mu, ya Tuhan.


*Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati,

dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah.

Besar perbuatan-perbuatan Tuhan,

layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.


*Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya,

keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya.

Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan;

Tuhan itu pengasih dan penyayang.


*Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan,

segala titah-Nya teguh;

Perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya,

dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.


Bait Pengantar Injil

Rom 8:15


Kalian akan menerima Roh pengangkatan menjadi anak.

Dalam roh itu kita akan berseru, "Abba, ya Bapa."


Bacaan Injil

Mat 6:7-15


"Berdoalah kalian demikian."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus,

"Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele

seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.

Mereka menyangka

doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata.

Jadi janganlah kalian seperti mereka.

Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan,

sebelum kalian minta kepada-Nya.

Maka berdoalah demikian:


Bapa kami, yang ada di surga,

Dimuliakanlah nama-Mu.

Datanglah Kerajaan-Mu.

Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga.

Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

dan ampunilah kesalahan kami,

seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.

Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.

Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.


Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang,

Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian juga.

Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang,

Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu."


Demikianlah sabda Tuhan.

Bermurah Hati dalam Bersedekah

  Surabaya, UDCKRabu 16 Juni 2021


*P. Benediktus Bere Mali, SVD*


Beberapa waktu lalu seorang Bapa sakit jantung dan jalan satu - satunya untuk selamat adalah operasi dan pasang ring. Biayanya sangat mahal dan operasinya yang aman harus dilaksanakan di luar negeri.  Pihak keluarga minta donatur dan seorang Bapa menyanggupi membayar operasi  jantung. Berdasarkan data-data dari rumah sakit jantung itu, Sang donatur bersedekah untuk orang sakit itu.Donatur mengadakan pembayaran langsung ke rekening rumah sakit dengan inisial NN dengan maksud agar dari  siapa, tidak mau dipamerkan nama donaturnya. Orang yang sakit itupun tidak mengenalnya. Setelah sembuh orang sakit itu  bersyukur dan berdoa bagi Sang donatur tersebut.  Sang donatur menggunakan nama NN untuk tidak pamer namanga secara  jelas di depan publik. Kemudian beberapa minggu lalu saya bertemu donatur itu, saya tanya alasan pake nama NN itu. Lalu ia menjawab yang sama bahwa ia memberi secara tulus, memberi  tanpa kepentingan tertentu. Ia bersedekah untuk orang sakit dengan prinsip tidak mau dan tidak ingin pamer. Ya beri ya Sudah. Memberi tanpa pamrih. Tuhan yang membalasnya. Ia pun mengatakan bahwa Allah itu murah hati padanya. Ia semestinya bermurah hati. 


Bersedekah adalah salah satu pilar kesalehan orang beragama Yahudi. Dua pilar kaselehan yang lainnya adalah berdoa dan berpuasa. Injil hari ini menegaskan bahwa jikalau Anda Bersedekah kepada orang sakit, lapar dan miskin, bersedakah itu dilakukan dengan tangan kanan, janganlah diketahui oleh tangan kirimu. Jika Anda berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu agar orang di sekitarmu tidak tahu bahwa anda sedang berpuasa.  Jika Anda sedang berdoa tutuplah pintu kamarmu dan berdoalah kepada Bapamu yang tersembunyi. Sebab Bapamu yang ada di dalam Surga akan membalasnya kepadamu. Artinya kita memberi sedekah, berdoa dan berpuasa secara tulus, tidak  untuk pameran di depan publik agar dipuji orang. 


Pesan bagi kita Ada Dua Hal. Pertama kita bersedekah kepada orang sakit, lapar dan miskin dengan murah hati. Karena Allah yang kita imani adalah Allah yang murah hati. Kedua: kita berdoa, berpuasa dan bersedekah untuk kemuliaan Tuhan bukan untuk show up atau pamer diri sendiri.***


Liturgia Verbi (B-I)

Hari Biasa, Pekan Biasa XI


Rabu, 16 Juni 2021


Bacaan Pertama

2Kor 9:6-11


"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."


Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:


Saudara-saudara, camkanlah ini:

Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula.

Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula.

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,

jangan dengan rasa sedih atau terpaksa.

Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kalian,

supaya kalian senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu

dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

Seperti ada tertulis,

'Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma.

kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.'


Dia yang menyediakan benih bagi penabur,

dan roti untuk dimakan.

Dia juga yang akan menyediakan benih bagi kalian

serta melipatgandakannya,

dan menumbuhkan buah kebenaranmu.

Kalian akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati,

yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.


Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan

Mzm 112:1-2.3-4.9,R:1a


Refren: Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan,

yang sangat suka akan segala perintah-Nya.


*Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan,

yang sangat suka akan segala perintah-Nya.

Anak cucunya akan perkasa di bumi;

keturunan orang benar akan diberkati.


*Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya,

kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya.

Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap,

Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.


*Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma;

kebajikannya tetap untuk selama-lamanya,

tanduknya meninggi dalam kemuliaan.


Bait Pengantar Injil

Yoh 14:23


Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan mentaati Sabda-Ku.

Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.


Bacaan Injil

Mat 6:1-6.16-18


"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:


Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda,

"Hati-hatilah,

jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang, supaya dilihat.

Sebab jika demikian,

kalian tidak memperoleh upah dari Bapamu di surga.

Jadi, apabila engkau memberi sedekah,

janganlah engkau mencanangkan hal itu,

seperti yang dilakukan orang-orang munafik

di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong,

supaya mereka dipuji orang.

Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.'

Tetapi jika engkau memberi sedekah,

janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu.

Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi,

maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi

akan membalasnya kepadamu."

"Dan apabila kalian berdoa,

janganlah berdoa seperti orang munafik.

Mereka suka mengucapkan doanya

dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat

dan pada tikungan-tikungan jalan raya,

supaya mereka dilihat orang.

Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.'

Tetapi jikalau engkau berdoa,

masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu,

dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.

Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi

akan membalasnya kepadamu.


"Dan apabila kalian berpuasa,

janganlah muram mukamu, seperti orang munafik.

Mereka mengubah air mukanya,

supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.

Aku berkata kepadamu,

'Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.'

Tetapi apabila engkau berpuasa,

minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,

supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa,

melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.

Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi

akan membalasnya kepadamu."


Demikianlah sabda Tuhan.